5 Bulan Kemudian
"Jeong, cepat! Sarapanmu sudah siap!" Nayeon yang sedang sibuk menyiapkan sarapan dan bekal untuk Jeongyeon di dapur hanya bisa berteriak memanggil suaminya yang ada di dalam kamar.
"Iya-iya! Aku sudah siap!" balas Jeongyeon dengan berteriak juga.
Jeongyeon keluar dari kamar sudah dengan setelan jas kerjanya. Ia segera menghampiri Nayeon yang berada di ruang makan dan memeluk isterinya tersebut.
"Kau terlihat sangat seksi jika sedang memasak, Sayang." puji Jeongyeon yang kini sedang memeluk Nayeon dari belakang sambil dirinya menghirup aroma tubuh Nayeon dari leher, membuat yang dicium menjadi merinding geli.
"Jeong, geli ahh.." lirih Nayeon, namun lebih terdengar seperti suara desahan.
Jeongyeon membalik tubuh Nayeon hingga tubuh mereka kini berhadap-hadapan. Perut Nayeon yang sudah semakin membesar membuat ada jarak di antara mereka.
"Kalau dicium di bibir, tidak geli, kan?" ucap Jeongyeon dengan kerlingan nakal.
"Sayang, lihat itu, daddymu nakal!" Nayeon mengusap-usap perut besarnya, seolah-olah sedang berbicara dengan bayi yang ada di kandungannya.
"Siapa suruh mommymu selalu seseksi ini! Daddy kan jadi tidak tahan." ucapan Jeongyeon dihadiahi oleh Nayeon dengan sebuah cubitan kecil di lengannya.
"Nakal!" Jeongyeon hanya tertawa kecil.
Setelahnya, justru Nayeon lah yang menarik dasi Jeongyeon dan membawa bibir Jeongyeon untuk menemui bibirnya. Nayeon yang sedang hamil memang lebih agresif dari biasanya. Dan Jeongyeon sangat menyukai hal tersebut.
Ciuman mereka yang berawal dari ciuman kecil dan lembut, kini menjadi lumatan-lumatan yang memabukkan. Tangan Jeongyeon sudah memeluk pinggang isterinya dengan lembut. Sedangkan Nayeon, tangannya sudah melingkar indah di leher Jeongyeon sambil sesekali memijat tengkuk Jeongyeon, menambah kenikmatan tersendiri bagi Jeongyeon.
"Ahh.." desahan Nayeon lolos saat bibir Jeongyeon kini mulai bergerilya di leher mulusnya.
Kecupan dari bibir Jeongyeon benar-benar memabukkan bagi Nayeon. Dirinya kini sudah pasrah saat Jeongyeon membuka 3 kancing baju atasnya dan Jeongyeon kini menenggelamkan wajahnya di dada Nayeon.
Saat situasi semakin panas, sebuah dering telepon dari handphone Jeongyeon membuat sesi panas mereka berakhir.
"Ah, iya-iya, aku akan segera ke sana." ucap Jeongyeon lalu langsung mematikan panggilan.
"Maaf, Sayang. Aku harus segera ke kantor karena ada meeting penting."
"Kau selalu seperti itu! Memancingku dan meninggalkanku begitu saja!" protes Nayeon karena dirinya sudah sangat bernafsu tadi.
"Kekeke maaf, Sayang. Aku janji setelah acara makan malam kita nanti, aku akan mewujudkan keinginan liarmu itu." balas Jeongyeon dengan nada menggoda. Pipi Nayeon merona mendengarnya. Walaupun malu, ia menjadi tidak sabar mendengar janji Jeongyeon tadi.
Nayeon dengan malu-malu akhirnya menyetujui ucapan Jeongyeon. Mereka langsung menghabiskan sarapan mereka dengan khidmat. Pagi itu, suasana di rumah pasangan 2Yeon benar-benar hangat.
Setelah sarapan, Jeongyeon langsung bergegas untuk berangkat ke kantor. Sedangkan Nayeon, ia juga bergegas membereskan rumah karena nanti malam akan ada acara spesial yang diadakan Jeongyeon.
Jeongyeon telah kembali bekerja sejak 1 bulan yang lalu. Butuh 4 bulan lamanya bagi Jeongyeon sampai sembuh total. Selama proses penyembuhan, Nayeon selalu setia menemani suaminya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty One Days [✓]
Fanfiction2Yeon Fanfiction 1 tahun setelah kecelakaan yang menimpa Nayeon, kini usaha Jeongyeon untuk menemukan Nayeon akhirnya berbuah manis. Namun, apakah Nayeon dapat menerima Jeongyeon kembali saat hatinya kini tidak utuh lagi? Sekuel dari "Married Life".