"Kejutan!"
Chaeyoung, Mina, Tzuyu, Sana, dan Jihyo kini berkumpul di ruang rawat Jeongyeon. Mereka melakukan sebuah kejutan kecil untuk Jeongyeon, berharap Jeongyeon dapat merasakannya. Nayeon tentunya sangat senang melihat orang-orang terdekatnya kini datang untuk menghibur dan memberi semangat pada suaminya.
"Hyung, seperti janjiku kemarin, aku datang membawa yang lainnya. Ayo semuanya, sapa Jeongyeon Hyung!" Chaeyoung memberi aba-aba pada yang lainnya untuk menyapa Jeongyeon satu persatu.
"Jeong, ini aku, Mina. Maaf baru datang menjengukmu. Aku harus menjaga Leo di rumah selama ini. Dia terus bertanya tentang dirimu, Jeong. Hari ini, aku titipkan Leo pada kedua orang tuamu. Dia sangat senang bertemu dengan kakek dan neneknya. Tapi aku yakin, dia akan lebih senang jika bertemu denganmu. Cepatlah bangun, Jeongyeon.."
"Oppa, aku datang," kali ini Tzuyu yang berbicara menyapa Jeongyeon. "Kau bisa mengenali suaraku, bukan? Aku wanita cantik yang pernah menjadi kekasihmu."
"Yak! Chou Tzuyu!" Nayeon sedikit mengomel pada Tzuyu saat mendengar perkataannya.
"Kekeke. Oppa, dengar itu, kan? Aku dimarahi oleh Nayeon Unnie. Oppa, cepat bangun sebelum Nayeon Unnie menghabisiku!" ucapan Tzuyu sontak mengundang tawa yang lain, termasuk Nayeon. Ia tentunya tadi tidak serius saat marah pada Tzuyu.
"Oppa, ini aku, Sana. Aku sangat merindukanmu, Oppa. Kau sudah tidak pernah kembali lagi ke toko bunga. Kau tau? Pekerja baru di toko bunga Ahjumma sekarang tidak setampan dirimu. Aku jadi malas membeli bunga."
"Yak! Kenapa semua wanita ini genit pada Jeongyeon?!" Nayeon berpura-pura kesal.
"Oppa, bangun! Aku juga ingin dihabisi oleh Nayeon Unnie. Tolong aku!" lagi-lagi, seisi ruangan itu tertawa, kecuali Jeongyeon.
Sekarang, giliran Jihyo yang menyapa sahabatnya. "Yak! Yoo Jeongyeon! Kau ingat masih memiliki janji padaku untuk mengajakku pergi jalan-jalan, bukan? Kau tau, aku sangat pusing mengurusi perusahaan tanpamu. Aku ingin kau cepat bangun agar kita bisa kembali bekerja sama. Tapi terlepas dari itu, aku ingin kau cepat bangun karena aku merindukanmu.." walaupun Jihyo adalah sahabat yang sering memarahi Jeongyeon, namun dirinya tentu sangat menyayangi sahabatnya itu.
"Hyung, kami semua merindukanmu. Cepatlah bangun.." ucap Chaeyoung yang diamini oleh yang lainnya.
"Ah, sekarang bagaimana kalau kita memakan pizza-nya?" tanya Tzuyu dengan antusias. Yang lainnya menyetujui ide Tzuyu tersebut dan mereka mulai melakukan pesta kecil-kecilan di sisi Jeongyeon.
"Sayang, kau dengar itu, kan? Sahabatmu, adikmu, semuanya ada di sini. Mereka berharap kau bisa cepat bangun. Kebahagiaan di sini tidak lengkap tanpa adanya dirimu yang selalu membuat lelucon aneh." ucap Nayeon dengan tawa kecil. Ia kini duduk di samping Jeongyeon, berusaha membuat Jeongyeon dapat merasakan kebahagiaan dari orang-orang terdekatnya.
Mereka berenam duduk mengelilingi ranjang Jeongyeon. Mereka mengobrol dan tertawa. Percakapan di ruangan itu didominasi oleh topik tentang Jeongyeon.
"Aku masih ingat betul saat aku dan Jeongyeon Oppa digrebek oleh Nayeon Unnie di kantor Jeongyeon Oppa." Jihyo yang mendengar itu menjadi tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Nayeon, tentunya ia merasa malu. Namun, ia juga tidak bisa menyembunyikan tawanya.
"Yak! Chou Tzuyu! Diam kau!"
"Tidak, Nayeon. Biarkan Tzuyu membicarakan hal itu. Kenangan itu benar-benar lucu. Hahaha." Jihyo kali ini jutru membela Tzuyu.
"Coba ceritakan, Tzu. Aku penasaran." ucap Chaeyoung yang dihadiahi oleh Mina sebuah cubitan kecil. Suami Mina tersebut memang sangat jahil menggoda kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty One Days [✓]
Fanfic2Yeon Fanfiction 1 tahun setelah kecelakaan yang menimpa Nayeon, kini usaha Jeongyeon untuk menemukan Nayeon akhirnya berbuah manis. Namun, apakah Nayeon dapat menerima Jeongyeon kembali saat hatinya kini tidak utuh lagi? Sekuel dari "Married Life".