Day 31

4.7K 369 73
                                    

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Maaf kami harus nyatakan bahwa Tuan Jeongyeon telah tiada."

"Tidak! Itu semua tidak mungkin! Jeongyeonku tidak mungkin meninggal! Tidak!"

"Unnie, tenanglah, kumohon.." Tzuyu berusaha memeluk Nayeon yang kini sedang histeris setelah mendengar pernyataan dari dokter pribadi Jeongyeon.

Ruangan yang menjadi ruang rawat Jeongyeon kini dipenuhi suara tangisan. Semua keluarga dan teman dekat Jeongyeon berkumpul. Semua menangis. Tapi, tangisan Nayeon lah yang paling memilukan.

"Tidak! Kau tidak boleh pergi meninggalkanku, Jeong!" Nayeon berusaha menggoyang-goyangkan tubuh Jeongyeon yang sudah terbujur kaku.

Tzuyu dan Chaeyoung berusaha menahan tubuh Nayeon. Mereka benar-benar tidak kuat melihat kakak mereka sesakit ini.

"Noona, kumohon, jangan seperti ini. Hyung akan bersedih jika kau seperti ini." ucap Chaeyoung sambil memeluk tubuh Nayeon dari belakang. Ia berusaha menahan tangan Nayeon.

"Tidak, Chaeng. Aku tidak mau Jeongyeon pergi meninggalkanku," Nayeon diam sejenak. Tangisannya tidak terdengar lagi. Namun kemudian, kalimat yang ia ucapkan membuat semua orang di ruangan itu panik.

"Kalau Jeongyeon pergi meninggalkanku, maka aku juga akan menyusulnya!" Nayeon melepas pelukan Chaeyoung dengan kasar lalu berlari meninggalkan ruangan. Seketika semua menjadi panik. Tzuyu, Chaeyoung, Sana, Jihyo, dan Mina segera berlari mengejar Nayeon.

Adegan kejar-kejaran pun tidak bisa terelakkan. Jantung Chaeyoung berdegup dengan sangat kencang karena ia seperti kembali ke kejadian 1 tahun yang lalu saat Nayeon kecelakaan.

Dan ternyata, apa yang ditakutkan Chaeyoung terjadi. Nayeon keluar dari pintu gerbang rumah sakit dan langsung disambut oleh tabrakan dari sebuah mobil yang melaju.

Brak!

Tzuyu berhenti berlari. Kakinya sekarang sudah sangat lemas. Keringatnya terus bercucuran. Dan jantungnya benar-benar seperti berhenti berdetak. Ia seperti kembali melihat kejadian saat Jeongyeon kecelakaan di Jepang.

Dengan langkah gontai, Tzuyu berusaha berlari menghampiri Nayeon yang kino terbujur kaku di jalan dengan bersimbah darah.

"NAYEON UNNIE!"

°°°

"TIDAK!" Tzuyu terbangun dari mimpi buruknya dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Napasnya tidak teratur seperti dirinya habis benar-benar melakukan adegan kejar-kejaran.

Tzuyu bisa sedikit bernapas lega saat menyadari kejadian mengerikan tadi hanyalah sebuah mimpi. Namun, dirinya yang kini sedang tertidur di sofa yang ada di ruang rawat Nayeon menjadi kembali panik saat tidak menemukan Nayeon di ranjangnya.

"Apakah itu kenyataan?" batinnya.

Tzuyu yang panik langsung mencari Nayeon ke kamar mandi ruangan tersebut, dan hasilnya nihil. Dengan jantung yang terus berdegup kencang, Tzuyu segera berlari ke ruang rawat Jeongyeon. Ruang rawat Nayeon dan Jeongyeon terpisah lantai. Tzuyu sudah tidak memperdulikan lift, dan dirinya kini berlari sekencang-kencangnya menaiki tangga.

Dengan terburu-buru, Tzuyu langsung membuka pintu kamar Jeongyeon dengan sedikit menggebrak.

"Nayeon Unnie!" panggil Tzuyu dengan napas terengah-engah. Tapi sekarang, Tzuyu bisa bernapas lega saat melihat Nayeon sedang duduk di samping ranjang Jeongyeon.

"Tzuyu?!" Nayeon menjadi sedikit kaget saat Tzuyu berteriak memanggilnya.

Suara gebrakan pintu membuat Chaeyoung yang tertidur di kursi seberang kursi Nayeon menjadi terbangun. Ia sedikit terkejut saat melihat wajah Tzuyu yang dipenuhi keringat kini masuk dengan ekspresi panik.

Thirty One Days [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang