Day 15

4.2K 347 50
                                    

Dua insan manusia yang sedang dimabuk cinta saat ini masih terlelap dengan pulasnya. Cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela tidak sedikitpun membuat keduanya bangun dari tidur nyenyaknya. Mungkin, mereka terlalu lelah karena sesi panas mereka semalam.

Drrtt.. Drrtt..

Ini sudah ke-7 kalinya handphone Nayeon bergetar. Beruntung, yang kali ini berhasil membuat Nayeon terbangun. Dengan mata yang masih terpejam, Nayeon berusaha meraih handphonenya yang ada di meja samping ranjangnya. Tanpa melihat terlebih dahulu nama yang tertera di layar, Nayeon langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?"

"Ah, Nayeon, apa kau sedang tidak berada di rumah? Aku saat ini berada di depan rumahmu. Aku sudah menekan bel berkali-kali, namun tidak ada yang membukakan pintu."

Nayeon langsung membuka mata sepenuhnya dan lagsung melihat ke layar handphonenya saat mendengar suara yang berbicara dengannya dan menyadari bahwa suara itu adalah suara bosnya.

"Aish! Mingyu!" 

"Ah, i-iya, Mingyu. Aku sedang berada di rumah, kok. Maaf, aku belum bangun karena terlalu lelah. K-kau tunggu sebentar, ya. Aku akan bersiap terlebih dahulu." tanpa menunggu jawaban Mingyu, Nayeon langsung memutuskan panggilan dan bangkit dari ranjangnya.

Nayeon lupa, ia masih belum mengenakan pakaian sama sekali. Dengan panik, ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Namun, ia lebih terkejut sekarang karena saat ia menarik selimut, justeru tubuh polos Jeongyeon yang terlihat.

"Aish! Aku lupa!" Nayeon kembali ke ranjangnya untuk membangunkan Jeongyeon.

"Jeongyeon, bangun! Sudah pagi. Aku harus bekerja."

"Hmm.." bukannya membuka matanya, Jeongyeon justeru menarik tubuh Nayeon dan mendekapnya.

"Aish! Jeongyeon, cepat bangun!" Nayeon melepaskan dekapan Jeongyeon dan kini ia naik ke atas tubuh Jeongyeon dan menduduki perut sixpack Jeongyeon. Nayeon menggoyang-goyangkan tubuh Jeongyeon dengan kencang, berusaha membuatnya bangun.

Jeongyeon yang merasa ada beban di atas tubuhnya akhirnya mulai membuka matanya. Betapa terkejutnya ia saat melihat Nayeon yang berada di atas tubuhnya tanpa sehelai benang apapun.

"Kau masih belum puas dengan yang semalam, Nayeon?" tanya Jeongyeon dengan suara seraknya, khas orang baru bangun tidur.

Nayeon yang mendengar suara serak Jeongyeon darahnya menjadi berdesir. Sudah sangat lama sejak ia terakhir mendengar suara berat khas Jeongyeon saat bangun tidur. Hasrat dalam dirinya membuat ia ingin kembali dimanjakan oleh Jeongyeon seperti semalam. Namun, tiba-tiba ia mengingat bahwa Mingyu sedang menunggunya di luar rumah.

"Tahan, Nayeon.."

"Jeongyeon, cepat bangun! Kita harus bekerja. ada Mingyu yang menungguku di bawah."

Mendengar kata Mingyu, membuat Jeongyeon langsung bangkit. Dirinya kini menatap Nayeon dengan intens di hadapannya.

"Untuk apa Mingyu datang ke rumahmu sepagi ini?" tanya Jeongyeon dengan tersirat nada cemburu di dalamnya.

"Aku tidak tau. Sudahlah, cepat, kita harus mandi dan bersiap!" Nayeon berusaha bangkit dari pangkuan Jeongyeon, namun tubuhnya terlebih dahulu ditahan oleh Jeongyeon.

"Kalau begitu, kita harus mandi bersama agar bisa lebih cepat." Jeongyeon langsung menggendong tubuh Nayeon dan membawanya ke kamar mandi. Nayeon otomatis melingkarkan kakinya ke pinggang Jeongyeon dan melingkarkan tangannya ke leher Jeongyeon.

Bukannya menjadi semakin cepat, justeru pilihan mandi bersama membuat mereka semakin lama bersiap. Karena Nayeon ternyata tidak bisa menahan hasratnya lebih lama lagi terhadap Jeongyeon. Kekeke.

Thirty One Days [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang