Day 23

2.8K 318 31
                                    

"Unnie, kenapa kau melamun?" Tzuyu yang baru selesai mandi ikut bergabung bersama Nayeon yang saat ini sedang menonton tv. Namun, pandangan Nayeon terlihat kosong.

"Aku ingin sekali bertemu dengan Jeongyeon, Tzu." jawab Nayeon dengan sedih. Ia benar-benar sedih saat kemarin Jihyo memberitahu bahwa Tuan Yoo melarang Nayeon datang menjenguk Jeongyeon. Jihyo pun akhirnya meminta Nayeon untuk bersabar dan segera mencari cara menyelesaikan masalahnya dengan Mingyu.

"Sabarlah, Unnie. Aku yakin, semua akan indah pada waktunya. Ingat, kau harus kuat untuk oppa!" Tzuyu berusaha menghibur kakaknya tersebut.

"Terimakasih, Tzuyu. Aku benar-benar beruntung telah mengenalmu. Kau benar-benar baik padaku dan Jeongyeon."

"Itu semua juga karena kebaikan kalian dulu padaku, Unnie. Sudah, Unnie jangan bersedih lagi! Sekarang, sebaiknya kita bersiap-siap. Kita akan melakukan rencana pertama kita, bukan?" akhirnya Nayeon bisa tersenyum saat mendengar Tzuyu yang sudah sangat semangat untuk menjalankan rencana pertama mereka.

°°°

Dan disinilah target pertama rencana mereka. Chaeyoung, Nayeon, dan Tzuyu kini sedang berada di mobil Chaeyoung. Mereka sedang mengamati keadaan sekitar, tepatnya keadaan Gyu's Cafe. Tujuan mereka datang ke kafe bukan untuk menemui Mingyu, melainkan menemui Sana.

"Apa wanita yang bernama Sana itu datang ke kafe hari ini?" Chaeyoung bertanya pada Nayeon yang sedang mengamati keadaan kafe. Hanya Nayeon yang tau wajah Sana seperti apa.

"Ah, itu dia! Lihat, dia yang sedang berbicara dengan salah satu pekerja disana. Dia yang memakai baju itu!" Nayeon memberitahukan pada Chaeyoung tentang rupa Sana. Setelah mengamati beberapa saat, akhirnya Chaeyoung mengerti. Ia pun langsung keluar mobil untuk menjalankan rencana mereka.

Rencana pertama mereka adalah menemui Sana dan meminta bantuan kepadanya karena Sana adalah orang terdekat Mingyu. Chaeyoung menjadi orang yang harus menemui Sana karena hanya Chaeyoung yang belum dikenali oleh Mingyu.

Dengan gayanya yang penuh pesona, Chaeyoung memasuki Gyu's Cafe. Kebetulan, Sana sedang menggantikan pekerja kasir. Otomatis, Sana yang melayani pesanan Chaeyoung.

"Hai, cantik!" sapa Chaeyoung tiba-tiba saat dirinya sudah berhadapan dengan Sana. Mendengar pujian yang secara tiba-tiba dari seorang pelanggan tampan dan penuh pesona, tentu saja membuat pipi Sana merona.

"H-hai! A-ada yang bisa kubantu?" tanya Sana dengan gugup karena tatapan tajam Chaeyoung.

"Tentu saja ada, Nona. Bolehkah aku meminta waktumu sebentar?"

"W-waktuku? U-untuk apa?"

Chaeyoung mengeluarkan handphonenya. Ia sudah menyiapkan sebuah note di handphonenya untuk dibaca oleh Sana. Ia tentu tidak mungkin berbicara langsung pada Sana karena saat ini Mingyu sedang mengawasi keadaan sekitar kafe.

Saat kau membaca note ini, aku mohon jangan menunjukkan ekspresi kaget atau apapun itu. Aku Chaeyoung, adik dari Jeongyeon dan Nayeon. Aku ingin meminta bantuan dan waktumu untuk berbicara sebentar dengan kakakku, Nayeon. Dia saat ini sedang berada di mobilku, di depan kafe ini. Sekali lagi, jangan menunjukkan ekspresi apapun. Sembunyikan pertemuan kita ini di depan Mingyu. Aku mohon.

"Bagaimana, nona cantik?" Sana yang awalnya terkejut akhirnya mengerti maksud dari Chaeyoung tersebut. Ia mengangguk dan tersenyum pada Chaeyoung. Setelah itu, ia langsung menghampiri Mingyu yang sedang mengawasi keadaan kafe.

"Oppa, aku izin pulang lebih awal, ya." Mingyu bingung karena tiba-tiba Sana izin pergi.

"Kau ingin kemana, Sana?" Mingyu mulai menginterogasi Sana karena di belakang Sana kini berdiri Chaeyoung, pria yang belum pernah dikenalinya.

"Ini Chae, temanku saat dulu di Jepang. Dia kembali ke Korea. Aku ingin menghabiskan waktu bersamanya hari ini." Sana memulai aktingnya. Chaeyoung tersenyum melihat akting Sana yang sangat bagus.

"Baiklah. Jaga dirimu!" karena malas ikut campur urusan Sana, Mingyu akhirnya langsung mengizinkan Sana pergi.

"Terimakasih, Oppa! Dah!" Sana pun langsung mengambil tasnya dan menarik Chaeyoung keluar dari kafe itu.

"Sekarang, dimana mobilmu?"

°°°

Salah satu alasan Sana yang langsung mempercayai Chaeyoung adalah karena dirinya juga khawatir saat Nayeon tidak datang kembali ke kafe dan sikap Mingyu berubah menjadi dingin. Ia pun tentunya penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di Jepang hingga menyebabkan hubungan Mingyu dan Nayeon seperti itu. Terlebih lagi, Jeongyeon kini sudah tidak pernah datang lagi ke toko bunga.

Sana memasuki mobil Chaeyoung. Ia terkejut sekaligus senang bisa kembali bertemu Nayeon. Disamping itu, ia juga berkenalan dengan Tzuyu. Chaeyoung pun langsung melajukan mobilnya pergi dari daerah kafe.

Chaeyoung ternyata membawa Sana ke apartemen Tzuyu. Saat ini, apartemen Tzuyu dianggap sebagai tempat yang aman dan paling tepat untuk menjalankan rencana-rencana mereka. Sana yang masih bingung dengan apa yang terjadi hanya bisa mengikuti saja.

"Sana, terimakasih kau sudah mau datang menemuiku. Aku benar-benar butuh bantuanmu." ucap Nayeon, memulai pembicaraan yang serius.

"Iya, Unnie, katakan saja, apa yang bisa kubantu?"

°°°

"Aku tidak menyangka Mingyu Oppa sejahat itu." ucap Sana saat Nayeon mengakhiri ceritanya.

"Aku juga tidak menyangka Mingyu bisa berbuat seperti itu. Mingyu benar-benar telah dibutakan dengan cinta yang salah." balas Nayeon.

"Katakan padaku, Unnie, apa yang bisa kubantu? Aku tidak mau melihat hubungan rumah tanggamu hancur dan tentunya aku tidak mau Mingyu Oppa melakukan hal yang salah seperti ini."

Chaeyoung mengambil alih percakapan. Ia kini menjelaskan rencana-rencana yang sudah dipersiapkan oleh dirinya, Nayeon, dan Tzuyu pada Sana. Walaupun terdengar sulit, tapi Sana menyetujui rencana tersebut.

"Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantumu, Unnie. Aku turut prihatin dengan apa yang terjadi pada Jeongyeon Oppa. Kau harus tetap kuat, Unnie!" Sana memeluk erat Nayeon sebelum dirinya pamit untuk pulang.

"Kau ingin kuantar atau bagaimana?" tanya Chaeyoung saat Sana bersiap untuk pulang.

"Aku bisa pulang sendiri dengan taksi. Lagipula, aku tidak mau membuat isterimu marah padaku karena suaminya mengantar wanita cantik sepertiku." jawab Sana dengan nada sedikit menggoda.

"Hahaha tapi maaf, Sana, isteriku jauh lebih cantik dari wanita manapun di bumi ini."

"Kau memang sangat handal berkata manis pada wanita! Isterimu sangat beruntung mendapatkanmu. Sampaikan salamku untuknya, ya! Kapan-kapan, aku ingin bertemu dengannya."

"Baiklah, akan kusampaikan. Hati-hati, ya!" dengan itu, Sana langsung memasuki taksi untuk kembali pulang ke rumah, tepatnya rumah Mingyu.

Tadi, selain berbicara mengenai rencana untuk menggagalkan niat busuk Mingyu, mereka juga saling mengobrol ringan. Sana kini menjadi lebih kenal dengan Tzuyu dan Chaeyoung. Dan 1 fakta yang tidak Sana ketahui adalah isteri dari Chaeyoung adalah Mina, model terkenal Jepang. Chaeyoung sedikit menahan tawanya tadi saat Sana menyinggung artis favoritnya. Sana berkata bahwa dirinya sangat menyukai Mina.

"Aku penasaran bagaimana reaksi Sana jika bertemu Mina nanti. Kekeke." batin Chaeyoung.

Bersambung..

Thirty One Days [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang