"H-hai, Nayeon." Jeongyeon dengan gugup menyapa Nayeon yang membukakan pintu untuknya. Jeongyeon sore ini datang ke rumah Nayeon untuk menjemputnya dan mengajaknya pergi sesuai janji ia kemarin.
"H-hai, Jeong." Nayeon ternyata lebih gugup dari Jeongyeon. Setelah menonton konferensi pers yang dilakukan keluarga Jeongyeon pagi tadi, hati Nayeon benar-benar gelisah membayangkan penilaian Seungyeon terhadap dirinya.
"A-apa kau sudah siap?"
"Ah, s-sebentar. Aku akan mengambil tasku." keduanya benar-benar sangat canggung.
Setelah memastikan rumahnya sudah terkunci, Nayeon langsung mengikuti Jeongyeon menuju mobilnya. Dengan gentle, Jeongyeon membukakan pintu mobil untuk Nayeon sebelum dirinya memasuki mobil. Jeongyeon menghela napas panjang sebelum mulai melajukan mobilnya.
"Kau harus bisa, Jeong! Jangan gugup!" Jeongyeon terus menyemangati dirinya dalam hati, berusaha mengatur kegugupannya.
Suasana di dalam mobil Jeongyeon sangat canggung. Hanya terdengar suara mesin mobil ditemani suara dari radio yang volumenya tidak terlalu kencang. Masing-masing dari mereka terus berusaha menenangkan diri masing-masing dari kegugupan.
Suasana mulai mencair saat Nayeon mulai menyadari tempat tujuan mereka. "Kita akan ke Seoul Land?!" tanya Nayeon antusias.
Jeongyeon tertawa kecil melihat Nayeon yang begitu bersemangat seperti anak kecil. "Iya, Nayeon. Kau menyukainya?"
"Tentu saja! Aku selalu ingin pergi kesana, namun belum pernah sempat." Nayeon terkagum memandangi Seoul Land saat mobil Jeongyeon memasuki area parkir Seoul Land. Nayeon sangat bersemangat melihat wahana permainan yang ada di sana.
"Sekarang, mari kita bersenang-senang. Aku sengaja mengajakmu pergi hari ini karena akan ada pesta kembang api malam ini." Jeongyeon membuka sabuk pengamannya lalu keluar mobil terlebih dahulu untuk membukakan pintu Nayeon. Nayeon yang terlalu bersemangat tanpa sadar langsung menarik tangan Jeongyeon untuk masuk ke dalam.
"Tuhan, semoga ini awal yang baik." doa Jeongyeon dalam hati. Ia begitu bahagia melihat Nayeon yang tersenyum senang seperti saat ini dan situasi di antara mereka mulai mencair.
°°°
"Hahaha, Jeongyeon, wajahmu benar-benar lucu!" Nayeon saat ini sedang asyik mentertawakan Jeongyeon yang sedang gemetar setelah menaiki wahana roller coaster. Jeongyeon tidak takut ketinggian, namun wahana itu membuat jantungnya seperti hilang dari tempatnya.
"Hah, kau, hah, sangat jahat, hah, Nayeon!" ucap Jeongyeon sambil terengah-engah.
"Kau saja yang payah! Wle!" Nayeon menjulurkan lidahnya meledek Jeongyeon dan langsung berlari menuju wahana selanjutnya. Tentunya, wahana yang memacu adrenalin.
"Ya Tuhan, Nayeon benar-benar seperti kelinci, tidak bisa diam." dengan langkah gontai, Jeongyeon berusaha menyusul Nayeon. Apapun yang membuat Nayeon senang, ia akan melakukannya.
Berbagai macam wahana telah dicoba Nayeon hingga langit berubah menjadi gelap. Nayeon baru berhenti bermain wahana ekstrem saat perutnya meronta meminta untuk diisi.
"Jeongyeon, aku lapar." ucap Nayeon dengan aegyo-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty One Days [✓]
Fanfiction2Yeon Fanfiction 1 tahun setelah kecelakaan yang menimpa Nayeon, kini usaha Jeongyeon untuk menemukan Nayeon akhirnya berbuah manis. Namun, apakah Nayeon dapat menerima Jeongyeon kembali saat hatinya kini tidak utuh lagi? Sekuel dari "Married Life".