Chapter 03

15.4K 1.1K 20
                                    

Happy reading.......

Pasukan pangeran mahkota dari sunagakure sedang melintasi sebuah tempat yang di namakan hutan kematian. Suasana yang sedikit mencekam sudah mereka rasakan sejak mereka memasuki hutan itu. Tetapi karna paksaan dari pangeran. Maka para prajurit dan pelayan tidak keberatan untuk melewati hutan itu pada malam hari. Walaupun sudah banyak hal yang terjadi di dalam hutan itu.

Lolongan serigala terdengar. Tiba-tiba Gaara menghentikan laju kudanya dan terdiam. Dalam beberapa saat tidak terdengar sedikitpun suara dari hutan itu. Tetapi tiba-tiba dengan mengejutkan banyak sekali anak panah yang menghujani pasukan Suna. Banyak prajurit yang langsung terbunuh. Sedangkan Gaara hanya terluka di bagian lengan yang tertusuk anak panah.

"Sial!"Para prajurit yang tersisa langsung melindungi pangeran mereka.

Keluarlah banyak sekali pasukan berpakaian serba hitam. dengan wajah mereka yang tertutupi cadar. Pasukan Suna sudah mulai terdesak, mereka hanya tersisa sedikit dan tidak mungkin bisa melawan semua orang itu.

"Apa yang kalian inginkan?"Tanya Gaara dengan tenang. Dalam kondisi apapun dia selalu di ajarkan untuk selalu tenang dan tidak bertindak secara gegabah.

"Nyawamu!"Ucap salah satu pria bercadar itu. Sepertinya dia adalah pemimpin mereka semua.

"Kurasa aku tidak bisa memberikan itu."Ucap Gaara.

"Tidak perlu kau berikan, karna kami akan melakukannya dengan paksa."Ucap pria bercadar itu sambil maju dan mulai menyerang Gaara.

Pertempuran berdarah itu membunuh banyak orang. Mayat-mayat terlihat di mana-mana. Genangan darah mulai menutupi tanah. Tersisa dua orang prajurit Suna. Sedangkan para prajurit bercadar itu masih terlihat banyak.

"Pergilah Pangeran, nyawa anda lebih penting dari pada apapun."Ucap Salah seorang prajurit Suna yang tersisa.

"Aku tidak akan pernah pergi."Ucap Gaara sambil mengangkat pedangnya kembali.

Sakura duduk diam ditemani oleh kakaknya. Mereka sedang membicarakan hal-hal menyenangkan yang terjadi di masa kecil mereka. Bagaimana Sasori yang sangat melindungi Sakura kecil dan tidak akan membiarkannya terluka sedikitpun.

"Undangan pernikahan sudah di sebar. Sebentar lagi kau akan meletakkan mahkota itu dan memakai mahkota kerajaan Suna."Ucap Sasori sambil melirik Sakura yang duduk dengan kelinci kecil di pangkuannya.

"Mahkota adalah sebuah kebanggaan dan kehormatan. Aku tidak akan meninggalkan kehormatan kerajaan ku sekalipun akan ada kerajaan lain yang mengikatku."Ucap Sakura.

"Aku tau kau tidak akan mengecewakan rakyatmu. Kerajaan Suna sangat beruntung mendapatkan mu adikku."Ucap Sasori.

"Kuharap aku bisa melakukan yang terbaik untuk rakyat."Ucap Sakura.

"Kau melakukan semua hal menggunakan hati, ketulusan dan kebaikan mu akan menjadi anugrah untuk rakyat."Ucap Sasori.

"Aku mempelajari banyak hal kakak. Terkadang perasaan harus di singkirkan untuk keadilan. Dan aku tidak yakin bisa melakukan hal itu."Ucap Sakura.

"Biarkan semua ini mengalir seperti air. Lewati semuanya dengan tenang."Saran Sasori.

"Hm, terima kasih atas saranmu kakak."Ucap Sakura.

"Bisakah kau menjawab apa yang akan ku tanyakan dengan jujur!."Ucap Sasori.

"Tentu saja."Ucap Sakura dengan cepat.

"Apakah kau yakin akan berbahagia hidup bersama dengan pangeran Sabaku?"Tanya Sasori.

"Aku tidak tau Kakak. Tetapi demi Kerajaan dan rakyat, aku harus melakukannya. Kebahagiaan ku tidaklah penting."Jawab Sakura.

The Heirs✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang