1

7K 564 38
                                    

Mingyu memandang malas ke arah pria paruh baya yang mungkin hanya lebih tua beberapa tahun dari ayahnya itu yang kini berada di hadapannya, Choi Siwon, guru bimbingan konseling di sekolahnya. Sudah tidak terhitung berapa kali siswa bermarga Kim itu selalu keluar masuk ruangan konseling yang berakhir dengan nasihat dari guru Choi selalu hilang tertelan udara tanpa ada yang menyangkut di kepala Mingyu.

Kalau saja Mingyu bukanlah anak dari donatur terbesar di sekolah ini, dapat di pastikan kalau Mingyu sudah tidak ada lagi di sekolah semegah ini alias drop out.

"Apa lagi yang kali ini kau perbuat, Kim Mingyu?" Tanya pak Siwon dengan menatap Mingyu tajam.

"Tidak ada, hanya dengan sengaja menumpahkan jus jeruk milik Tzuyu ke seragamnya karena dia terus-terusan mengganggu kegiatan makan siangku" jawab Mingyu malas.

"Saya tidak tahu lagi apa hukuman yang pas untukmu, tapi melakukan perbuatan seperti itu pada perempuan itu tidak baik, Kim Mingyu"

Mingyu hanya memutar kedua bola matanya malas, ia tidak pernah suka beramah tamah dengan siswi centil seperti Tzuyu dan grupnya itu.

"Begini saja, bantu pak Baekhyun selaku pengurus perpustakaan selama 1 minggu, kalau kamu melanggar, terpaksa saya akan mengirimkan surat teguran via email, pada Tuan Kim" ucap pak Siwon tegas.

Mingyu cukup kesal saat ayahnya, Kim Taehyung, di sebut-sebut sebagai ancaman tiap kali ia bermasalah, padahal menurutnya ayahnya pun tidak akan perduli.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi" ucap Mingyu lalu berlalu begitu saja meninggalkan ruang konseling menuju atap sekolah, jika sedang suntuk, atap sekolah adalah tujuan utama Mingyu.

Mingyu menghela napasnya kasar, ia menikmati hembusan angin yang menerpa permukaan wajahnya. Mingyu memikirkan bagaimana nasihnya selama 1 minggu ke depan, bahkan ia saja baru dua kali masuk ke perpusatakaan sekolahnya yang seperti perpusatakaan kota itu. Pertama saat pengenalan lingkungan sekolah, kedua saat Mingyu terpaksa harus bersembunyi disana saat tengah razia kelengkapan seragam oleh anggota OSIS dan juga guru konseling.








🍎🍎🍎








"Wonwoo"

Wonwoo yang tengah membaca buku catatan biologinya pun menengok ke arah sumber suara, sudah ada Jihoon dan Jeonghan di hadapannya tengah menatap Wonwoo datar.

"Ada apa?" Tanya Wonwoo.

"Ayo ke kantin, lo juga harus makan Won, ujian biologi masih jam terakhir, dan gue yakin kalau lo juga udah paham sama materinya" ucap Jihoon dengan nada sedikit kesal.

Beginilah tabiat Wonwoo yang sering membuat kedua sahabatnya gerah sendiri. Wonwoo itu sudah pintar, tanpa perlu bersusah payah mengulang materi pun pasti saat ulangan harian nanti Wonwoo akan dapat nilai paling kecilnya 80, berbeda dengan Jihoon dan Jeonghan yang harus belajar mati-matian demi mendapat nilai di atas 76 sebagai batas kkm di mata pelajaran biologi.

"Gue nitip roti coklat sama susu strawberry kotak aja yaaaa" jawab Wonwoo dan menyerahkan selembar uang dua puluh ribu pada Jihoon.

"Ishhh anak ini" cibir Jihoon, lalu ia pun berlalu dari kelasnya dengan Jeonghan, menyisahkan Wonwoo sendirian karena murid-murid lain pun lebih memilih ke luar kelas pada saat jam istirahat.

Karena bosan di kelas, Wonwoo pun memutuskan untuk belajar di perpustakaan di lantai dua, setelah mengirim pesan singkat pada Jihoon, dengan langkah ringannya Wonwoo berjalan menuju perpustakaan dengan buku catatan dan buku paket biologi di tangannya.

PUTIH ABU-ABU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang