Satu minggu telah terlewati dan Wonwoo sudah kembali ke rumahnya untuk tinggal bersama Dongho dan Minki, bahkan Yoojung pun memutuskan untuk tinggal sementara di Jakarta sampai keadaan keluarga Jeon benar-benar sudah kembali harmonis seperti sedia kala.
Pertengkaran dan pekikan yang menyakitkan telinga dan menyayat hati itu memang sudah tidak terdengar lagi selama beberapa hari ini, hanya saja mungkin karena telah lama kehilangan figur keluarha harmonis, semua seperti terasa canggung. Bahkan perbincangan di meja makan setelah sarapan dan makan malam hanya sekedarnya saja.
Walaupun seperti itu, Wonwoo sangat bersyukur karena akhirnya kedua orang tuanya kembali rukun seperti sedia kala, doa-doanya selama ini terjawab sudah, bahkan kini Minki sudah mengurangi sedikit aktivitasnya dengan pekerjaan, ia mengalihkan beberapa cabang kosmetik kecantikan miliknya kepada para karyawan kepercayaannya untuk di kelola. Minki hanya pergi di pagi hari untuk mengecek keadaan salon kecantikannya yang tersebar di Jakarta sebanyak tiga salon, dan akan kembali di siang hari untuk menghabiskan waktunya di rumah menjadi ibu rumah tangga.
Sementara sang kepala keluarga, Jeon Dongho juga sudah mengurangi waktu lemburnya, ia pulang tepat waktu pada pukul tujuh malam, meskipun waktu normal adalah pukul lima sore, namun sebuah kemajuan bagi pemimpin perusahaan Jeon Corp untuk sampai di rumah pada pukul tujuh malam, karena biasanya Dongho akan berada di rumah ketika waktu sudah menunjukan pukul sepuluh atau sebelas malam.
"Sepertinya cucu kesayangan omah sedang bahagia, senyum-senyum terus daritadi" ucap Yoojung sembari membawakan segelas jus jambu merah untuk Wonwoo.
Wonwoo menerima uluran segelas jus yang di berikan oleh Yoojung dan meminumnya perlahan. Senyuman tidak luntur dari bibirnya, membuat Yoojung turut tersenyum karenanya.
"Wonu lagi seneng omah, soalnya rumah ini kerasa nyaman lagi walau belum kayak dulu, tapi Wonu yakin kalau papa sama mama pasti bisa baikan lagi kayak dulu" jelas Wonwoo.
"Ini karena doa-doa cucu pintar omah ini, oh iya, bagaimana kabar Mingyu? Sudah beberapa hari ini dia tidak mampir ke rumah"
"Mingyu baik omah, Mingyu bilang gak enak kalau main tiap hari, nanti di pelototin papa hehehe"
"Padahal omah senang ada Mingyu disini, karena kehadiran dia itu bisa buat cucu tersayang omah ini bahagia" ucap Yoojung sembari mencubit pipi Wonwoo perlahan, dan hal itu pun membuat Wonwoo tergelak.
"Kayaknya seru banget, ngomongin apasih ini?" Tanya Minki yang baru saja pulang dari mengontrol beberapa salon kecantikannya, ia langsung mendudukan dirinya di sebelah Wonwoo, membuat Wonwoo terapit di antara sang nenek dan sang ibu.
"Omah kangen sama Mingyu, ma" adu Wonwoo.
"Ibu kangen sama calon cucu mantu ya? Sama sih, mama juga kangen sama Mingyu, abis ganteng banget sih, kalau mama masih muda udah mama tikung aja deh kamu Won" ledek Minki yang sukses membuat Wonwoo merengut lucu.
"Mama ihh! Itu kan punya Wonu, nanti Wonu aduin papa ya kalau mama genit sama pacar Wonu"
Minki dan Yoojung tergelak mendengar ancaman Wonwoo yang seperti anak kecil, menggoda Wonwoo memang hal yang paling menyenangkan, ia bisa berubah menjadi super protektif dengan apa yang menjadi miliknya.
TingTongTingTong!
Bell pintu rumah keluarga Jeon berbunyi dengan nyaring, Wonwoo bangkit dari duduknya mendahului ibu dan neneknya untuk membukakan pintu untuk tamu di luar sana.
"M-Mingyu?? M-mama Jungkook?"
"Halo calon mantunya mama, lama gak ketemu" sapa Jungkook sembari memberikan senyum manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTIH ABU-ABU
FanfictionBxb // Meanie // K.mg • J.ww Di tambah dengan konflik anak SEVENTEEN lainnya sebagai pelengkap :) Cerita ringan tentang percintaan anak SMA Note : Rasa Lokal