7

3.3K 434 29
                                    

Sudah satu jam Wonwoo masih menangis dalam pelukan Mingyu. Pertemuan tidak sengaja di tengah jalan saat hujan turun, membuat Mingyu menarik Wonwoo berteduh menuju ke depan sebuah toko kelontong yang sudah tutup.

Mingyu tidak tahu menahu apapun yang terjadi dengan Wonwoo, ia hanya tidak sengaja melihat Wonwoo yang berjalan tanpa arah sembari hujan-hujanan, dengan penuh rasa penasaran Mingyu terus mengikuti Wonwoo sampai ia merasa jengah dan harus menghentikan tingkah Wonwoo sebelum pria manis itu semakin tak tentu arah.

Dan disinilah sekarang mereka, di depan sebuah toko kelontong yang sudah tutup dengan Wonwoo yang masih memeluk erat Mingyu dan juga Mingyu yang memberikan usapan halus pada punggung sempit milik Wonwoo.

"Gyu?"

"Hmm?"

"Maaf" cicit Wonwoo perlahan.

"Maaf, untuk?"

"Maaf udah buat baju lo basah sama air mata gue, maaf kalau gue nyusahin lo pas cuaca lagi hujan gini"

Mingyu tidak menjawab apapun, ia hanya kembali mengeratkan pelukannya pada tubuh ringkih Wonwoo dan mengusap punggungnya perlahan, seolah terhipnotis, Wonwoo juga terdiam dan menikmati pelukan Mingyu.

"Udah tenangan?" Tanya Mingyu.

Wonwoo hanya mengangguk singkat.

"Yaudah ayo gue anter pulang"

"G-gue.. g-gue gak mau pulang ke rumah"

"Terus gue harus bawa lo kemana?"

Wonwoo menggelengkan kepalanya, ia juga tidak tahu harus pulang kemana. Wonwoo juga tidak mungkin ke rumah Jeonghan atau Jihoon dengan di antar oleh Mingyu, kedua sahabatnya itu pasti akan menanyakan banyak hal, dan Wonwoo belum siap untuk menceritakan semuanya, apalagi jika harus kembali mengulang kenangan pahit tentang Jimin.

"Yaudah, lo ikut gue"

Mingyu langsung menarik tangan Wonwoo, mereka berjalan menuju sebuah parkiran yang berada di depan super market kecil, rupanya Mingyu memarkirkan mobilnya disana.

Sepanjang perjalanan hanya di isi oleh keheningan, Mingyu fokus dengan kemudinya dan Wonwoo yang sibuk menatap jalanan dengan pikirannya yang melalang buana entah kemana.

Mobil Mingyu berhenti tepat di depan sebuah rumah sederhana bertingkat dua, di halaman rumah itu terdapat sebuah taman kecil dengan berbagai macam jenis bunga yang cantik dan juga air mancur buatan, jangan lupakan ada sebuah ayunan untuk keluarga juga disana.

"Turun, kita udah sampai"

Wonwoo mengikuti langkah Mingyu sampai di depan pintu bercat putih.

"Kalau lo penasaran ini rumah siapa, ini rumah nyokap. Gue gak mungkin bawa lo ke apartment, jadi mendingan lo disini dulu sama nyokap gue" jelas Mingyu sembari menekan bell yang ada di ujung tembok.

"Rumah nyokap lo? Berarti bakalan ada bokap lo juga?" Tanya Wonwoo.

"Lo gak akan pernah nemuin dia di rumah ini, dan satu hal, jangan pernah sebut apapun tentang Tuan Kim itu di depan nyokap gue"

Wonwoo hanya menganggukan kepalanya, walaupun ia masih tidak mengerti, namun ia cukup pandai untuk mengetahui intinya bahwa hubungan keluarga Mingyu tidak baik, maka Wonwoo juga memutuskan untuk tahu diri agar tidak terlalu ingin tahu lebih lanjut dengan apa yang terjadi.

Pintu putih di hadapan keduanya pun terbuka dan memunculkan sosok pria cantik paruh baya yang tersenyum sumringah ke arah keduanya, atau lebih tepatnya ke arah Mingyu.

PUTIH ABU-ABU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang