9

3.3K 401 25
                                    

Wonwoo mencoba tidak memperdulikan rentetan bisikan yang bahkan bisa di katakan bukan bisikan, melainkan membicarakan dirinya secara terang-terangan. Semenjak pagi hari dimana dirinya keluar dari mobil Mingyu dan di saksikan oleh berpuluh-puluh pasang mata di sekolah ini, dan jangan lupakan fans garis kerasnya pria berkulit tan itu.

"Won, lo maunya kayak gimana deh? Mau gue pelintir bibirnya satu-satu itu manusia atau gue sedot ubun-ubunnya?" Tanya Jihoon sembari memandang simpati ke arah Wonwoo yang sedari tadi belum juga menyentuh mie ayam yang hanya di aduk-aduk olehnya.

"Biarin aja Ji, mulut mereka kan emang licin kayak belut sawah"

"Lagian nuai sensasi banget sih kedatangan lo pagi ini, bisa jadi nanti lo masuk berita mingguan mading kita minggu ini" ucap Jeonghan.

"Hanie, tolong diem sebelum rambut panjang lo gue bakar sekarang juga"

"Imbas galaknya ke gue, giliran sama orang yang udah buat lo susah malah diem aja" sungut Jeonghan.

Wonwoo tidak menanggapi Jeonghan, ia kembali larut dengan kegiatan mengaduk-aduk mie ayamnya yang masih utuh. Sebenarnya Wonwoo sudah mencoba untuk tidak perduli dengan bisikan demi bisikan yang menggunjingkan dirinya sebagai topik utama, namun kenyataan jika siswa-siswi itu menggunjingkannya dengan keras seolah-olah membicarakan hal buruk tentang orang lain itu adalah hal yang lumrah.

Saat Wonwoo tengah hanyut dalam pikirannya, ia di kejutkan dengan dinginnya sesuatu yang membasahi almamater sekolah yang di pakainya. Wonwoo mengarahkan pandangannya darimana hal itu terjadi, dan ternyata di hadapannya Jo Kyulkyung atau singkatnya Pingky, sedang tertawa remeh bersama anggota gengnya -Pristin- yang lain setelah dengan sengaja menumpahkan minumannya pada Wonwoo.

Jeonghan sudah bersiaga menahan Jihoon agar tidak menjambak satu persatu anggota Pristin itu dengan brutal.

"Upss, sorry Jeon" ucap Pinky dengan nada yang di buat-buat.

"Mau lo apa?" Tanya Wonwoo tanpa basa-basi.

"Jauhin Mingyu, lo pikir lo siapa?"

"Oh karena si item? Lo ambil aja, gue gak minat, lo salah sasaran, bitch" dan Wonwoo dengan sangat elegan menuangkan es teh manisnya di atas kepala Pinky, membuat siswi itu terkejut dan menjerit histeris.

"Awas ya lo!" Setelah mengucapkan ancaman yang sama sekali tidak mempan untuk seorang Jeon Wonwoo, Pinky dan gengnya pun berlalu dari kantin.

"Savage" ucap Jeonghan sembari mengacungkan kedua ibu jari tangannya.

"Kurang kali kalau cuma di banjur es teh manis, sayang es tehnya, udah manis di tuangin ke manusia busuk" sungut Jihoon yang masih tidak terima kalau aksi melawan Pinky tadi di tahan oleh Jeonghan.

"Lain kali mungkin gue akan butuh bantuan lo, untuk sekarang gue masih bisa" tutur Wonwoo dengan senyumnya, dan itu cukup membuat Jihoon luluh pada sahabatnya itu.

Tiba-tiba datang seorang adik kelas yang entah mereka tidak tahu namanya, menghampiri meja ketiganya sembari membawa sebatang coklat dengan hiasan pita berwarna merah muda di tengahnya.

"Maaf kak, kalau boleh tau siapa di antara kalian bertiga yang namanya Jeon Wonwoo?"

"Gue, kenapa?"

Adik kelas itu menatap Wonwoo lamat-lamat, ia hanya merasa tidak enak hati saja karena tatapan Wonwoo begitu menusuk.

"Ini kak, ada titipan coklat dari kakak kelas yang duduk di meja khusus Cassanova" ucap adik kelas itu sebelum akhirnya pamit undur diri.

PUTIH ABU-ABU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang