Setelah seharian mengitari kota Jakarta dengan Junhui, saat ini hari sudah menjelang malam dan Wonwoo ingin pulang. Sebenarnya ia bisa saja pulang ke rumahnya, namun apa yang akan ia katakan kepada orang tuanya jika mereka bertanya mengapa Wonwoo pulang malam-malam dan mengapa Wonwoo tidak pulang bersama Mingyu. Kedua orang tuanya pasti akan segera mengetahui kalau ia tengah dalam hubungan yang tidak baik dengan tunangannya itu, dan bisa saja Dongho atau Minki akan menghubungi Mingyu dan meminta keduanya agar segera berbaikan.
Wonwoo ingin sekali menginap di rumah Jeonghan ataupun Jihoon, namun ia tidak membawa baju ganti satupun, dan seluruh seragam sekolanya ada di apartment Mingyu, yang mana artinya ia hanya punya satu pilihan yaitu pulang ke apartment tunangannya itu.
"Jadi sekarang gue harus nganter lo kemana?" Tanya Junhui, keduanya kini sudah berada di dalam mobil miliknya.
Ketika sepulang sekolah Junhui meminta bantuan salah satu temannya untuk membawakan mobilnya, beruntung kunci mobilnya tertinggal di laci meja kelasnya, jadi memudahkan teman sekelasnya untuk mengantarkan mobil miliknya.
"Ke apartment Mingyu, gak ada pilihan lain" jawab Wonwoo dengan pasrah, tubuhnya pun sudah lelah tanda ia butuh istirahat.
"Lo yakin?"
"Semua keperluan gue ada disana, gak ada pilihan lain, Jun"
"Oke, tapi kalau ada apa-apa pokoknya lo harus langsung telpon gue"
"Tenang aja, Mingyu gak sejahat yang ada di dalem otak lo kok" ucap Wonwoo sembari membuang pandangannya ke arah jendela mobil, memandangi jalanan yang mereka lewati.
Sejujurnya Wonwoo pun cemas dan gelisah dengan apa yang akan terjadi nanti. Apa yang akan ia katakan sebagai alasan kepada Mingyu, tunangannya itu pasti sudah mengetahui semuanya. Harusnya sejak awal Wonwoo tidak lari dari masalah, seharusnya ia menjelaskannya pada Mingyu dan tidak membuat tunangannya itu salah paham.
Lima belas menit perjalanan berlalu, mobil Junhui berhenti tepat di depan lobby bangunan apartment mewah yang di tinggali oleh Mingyu. Wonwoo bergegas memakai tas sekolahnya dan berpamitan pada Junhui sebelum ia berlalu keluar dari mobil dan memasuki gedung apartment.
Langkah kaki Wonwoo berhenti tepat di depan pintu unit apartment milik Mingyu. Ia masih ragu untuk sekedar menekan bell atau mengetuk pintu, apa yang harus Wonwoo katakan kepada Mingyu nantinya.
Namun karena hari semakin malam, cuaca semakin dingin, dan tubuh Wonwoo pun sudah lelah, ia memutuskan untuk menghadapi apapun yang akan terjadi nantinya, ia sudah pasrah jika Mingyu akan membentaknya, memaki dirinya, ataupun melakukan kekerasan fisik lainnya.
Tidak lama Wonwoo menunggu sampai pintu terbuka, sosok Mingyu muncul dengan setelah rumahan biasanya, ia hanya memandang Wonwoo sekilas lalu berlalu begitu saja dengan membiarkan pintu apartment nya terbuka, meninggalkan Wonwoo tanpa sepatah katapun.
Wonwoo segera masuk dan mengunci kembali pintunya, ia segera berlari ke arah kamar kemudian membersihkan diri. Sementara Mingyu tengah berkutat dengan buku tugas sekolahnya yang menumpuk di meja belajar. Jika kalian berpikir kalau siswa berandal di sekolah adalah anak bodoh pada umumnya, kalian salah besar. Karena Mingyu dan teman-temannya memang memiliki kecerdasan otak di atas rata-rata, membuatnya menyumbangkan juga sekian banyak piala kepada sekolah dalam beberapa kompetisi, dan itu juga menjadi salah satu alasan mengapa meskipun kelakuannya di luar batas, Mingyu tidak mendapatkan drop out dari sekolah.
"G-gyu.." panggil Wonwoo dengan hati-hati, jujur ia gugup saat ini.
"Hmm?"
"M-maaf.."
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTIH ABU-ABU
FanfictionBxb // Meanie // K.mg • J.ww Di tambah dengan konflik anak SEVENTEEN lainnya sebagai pelengkap :) Cerita ringan tentang percintaan anak SMA Note : Rasa Lokal