2

4.2K 511 18
                                    

Wonwoo berjalan dengan lesu memasuki kelasnya, tidak ada semangat baginya hari ini karena tempat kesukaannya mungkin sekarang sudah penuh dengan para penggemar dari geng Cassanova sekolah mereka jika hal yang di katakan Jeonghan itu benar, tapi seperti biasa, berita yang di bawakan oleh Jeonghan adalah berita yang sesuai fakta mengingat Jeonghan masih menjadi kekasih Seungcheol.

Ketika baru saja memasuki pintu kelasnya, Wonwoo bisa melihat bagaimana Jihoon tengah menenangkan Jeonghan yang tengah menangis, pria cantik itu lagi-lagi menangis, tanpa perlu bertanya Wonwoo sudah bisa menebak siapa dan apa yang membuat Jeonghan menangis.

"Han, lo kenapa?" Tanya Wonwoo prihatin, walau ia tahu akan mendapatkan jawaban yang sama tiap kali Jeonghan menangis.

Jeonghan masih diam dan menelungkupkan kepalanya pada kedua tangan yang ia tumpu di atas meja, suara sesenggukannya masih terdengar, Wonwoo beralih menatap Jihoon meminta penjelasan.

"Biasa lah Won" jawab Jihoon seadanya.

"Kenapa lagi?"

"Tadi pas kita baru dateng, si Seungcheol lagi ada di depan koridor anak IPA sama target barunya" jelas Jihoon.

"Han, lo yakin masih mau bertahan sama orang kayak Seungcheol? Gue sih mending sama yang lain" ucap Wonwoo sembari mengusak surai Jeonghan.

Jeonghan mengangkat kepalanya dan menatap kedua sahabatnya yang selalu ada di sampingnya. Seakan mengerti, Jihoon dan Wonwoo pun segera bangkit dan menarik Jeonghan untuk keluar kelas, biarlah mereka bertiga membolos kali ini saja, tujuan mereka hanya satu, atap sekolah yang akan menampung segala keluh kesah dan pikiran penat ketiganya.

Sesampainya di atap sekolah, tidak ada satupun yang bersuara, Jihoon terdiam dengan ponselnya, Jeonghan menatap nanar ke arah gedung-gedung pencakar langit di hadapannya, sedangkan Wonwoo sendiri tidak melakukan hal lain selain berdiam diri dan membaca buku misteri segitiga bermuda.

"Ji, Won" panggil Jeonghan.

"Kenapa?" Tanya Wonwoo dan Jihoon bersamaan.

"Gue mau putus sama Seungcheol"

Wonwoo terkejut, ia bahkan lupa bagaimana cara menutup mulutnya yang sedikit terbuka karena kaget, dan begitu juga dengan Jihoon. Selama ini, Jeonghan tetap bertahan dengan Seungcheol apapun kelakuan nyeleneh yang di lakukannya, apa ini tandanya batas kesabaran Jeonghan sudah habis?

"Kok?" Tanya Wonwoo akhirnya.

"Gue gak bisa lagi terus-terusan ngerasain sakit sendiri ngeliat kelakuan Seungcheol" jawab Jeonghan.

Wonwoo tahu ini keputusan yang berat untuk Jeonghan, namun sesabar sabarnya orang, pasti akan menemukan titik akhir kesabarannya, mungkin Jeonghan telah sampai pada batasnya, dan merelakan Seungcheol adalah pilihannya.

"Gue cuma berharap yang terbaik buat lo Han, gue sama Jihoon selalu dukung keputusan lo apapun itu, tenang aja, ada gue sama Jihoon disini" ucap Wonwoo sembari menepuk pundak Jeonghan, menyalurkan kekuatan pada sahabatnya itu.

"Jadi, kapan lo mau bilang ke dia?" Tanya Jihoon.

"Pas istirahat pertama di perpustakaan sekolah, temenin gue ya"

Wonwoo sebenarnya malas ke perpustakaan sekolah mengingat tempat itu akan ramai karena seorang anggota Cassanova tengah di hukum disana, namun karena ini demi Jeonghan, maka Wonwoo menganggukan kepalanya dan begitu pula dengan Jihoon.








🍎🍎🍎








Perpustakaan di jam istirahat pertama sudah penuh oleh para penggemar dari Cassanova yang kini para anggotanya tengah berkumpul dalam beberapa meja yang mereka jadikan satu sembari memakan cemilan dan minuman soda kalengan yang mereka beli dari kantin, walaupun sudah ada larangan untuk tidak makan dan minum di dalam perpustakaan namun tetap saja anggota Cassanova itu tidak menghiraukannya, lagi pula siapq juga yang berani berkutik dengan mereka semua.

PUTIH ABU-ABU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang