Wonwoo terbangun ketika bunyi alarm dari jam beker kecil yang ada di atas nakas berbunyi nyaring, menandakan saat ini sudah pukul enam pagi dan itu adalah waktunya untuk Wonwoo bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
Setelah sepuluh menit terdiam dalam posisi duduk menyandar pada headboard tempat tidur, Wonwoo mengalihkan pandangannya pada ruang kosong di sebelahnya, tidak ada tubuh besar Mingyu disana, padahal Wonwoo sangat yakin kalau semalam mereka tidur di kamar dan di atas tempat tidur yang sama.
Cklek~
Pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar terbuka, menampilkan sosok Mingyu yang tengah mengeringkan rambutnya yang basah sehabis keramas. Mingyu keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang di lilitkan di pinggangnya guna menutupi bagian bawahnya, sementara dari perut kotak-kotaknya ke atas di biarkan topless, dan hal itu langsung membuat Wonwoo mengalihkan pandangannya ke manapun asal tidak melihat perut kotak-kotak milik Mingyu yang sialnya terlihat sangat sexy dengan beberapa tetes air yang mengalir disana.
"Oh udah bangun rupanya, kirain masih asik berkelana di dunia mimpi" ucap Mingyu.
"Tumben udah bangun?" Tanya Wonwoo tanpa menghiraukan ucapan Mingyu barusan.
"Kebangun, jadi aku mandi duluan"
"Ohh, baguslah, jadi gak perlu ada adegan penjambakan di pagi hari ya" ledek Wonwoo.
Mingyu hanya mendengus berpura-pura kesal dan sedetik kemudian ia pun ikut tertawa bersama Wonwoo. Tawa Mingyu terhenti ketika pandangannya jatuh pada sosok Wonwoo yang tengah tertawa lepas sampai hidungnya mengkerut lucu, pemandangan yang menurut Mingyu sangat indah, dan dia rela untuk menukar apapun yang ia miliki asal tetap bisa melihat senyuman Wonwoo.
"Ish malah melamun Mingoooo"
"Kamu— cantik. Ketawa aja terus, aku bakalan makin jatuh cinta sama kamu"
Kali ini giliran Wonwoo yang terdiam, ia menundukan wajahnya malu. Mingyu yang selalu melontarkan kata-kata manis adalah sosok yang belum membuat Wonwoo terbiasa. Karena biasanya Mingyu itu jail, menyebalkan, dingin, arogan, dan sebagainya, tapi tidak dengan selalu memuji dengan tulus seperti saat ini, apakah Wonwoo boleh berharap lebih pada sosok pria yang kini menjabat sebagai kekasihnya kini? Ataukah Wonwoo tetap harus berhati-hati karena jauh di lubuk hatinya, jujur saja Wonwoo masih meragukan beberapa hal tentang hubungannya dengan Mingyu.
"Ck! Aku mandi dulu ah, lama-lama dengerin kamu gombal terus bikin aku sakit kuping" ketus Wonwoo namun tidak bisa di pungkiri kalau pipinya masih bersemu merah.
"Ciee pipinya merah, tapi bener kok. Kalau kamu senyum terus, kamu jadi keliatan makin cantik, bikin aku makin jatuh cinta sama kamu. Makanya, senyumnya buat aku aja ya, biar aku makin-makin jatuh cinta sama kamu" ucap Mingyu sembari mengusak perlahan rambut hitam legam milik Wonwoo.
Tanpa menjawab lagi Wonwoo langsung berlalu menuju kamar mandi, tubuhnya terasa panas dengan pipi yang merah padam. Kesehatan jantungnya tidak baik jika Mingyu terus-terusan bersikap manis seperti tadi.
Sementara di luar kamar sana, Mingyu hanya tersenyum bahagia mengingat betapa manisnya senyuman pria manis bernama Jeon Wonwoo yang sudah selama setengah bulan ini menyandang status sebagai kekasihnya.
Mingyu dan Wonwoo kini sudah berada di mobil pribadi milik Mingyu, mereka sedang dalam perjalanan menuju sekolah, dan sebentar lagi mereka akan sampai karena dari ujung jalan sudah terlihat gerbang sekolahnya yang menjulang kokoh dan tinggi.
Beberapa meter lagi jaraknya mobil Mingyu dengan gerbang, Wonwoo langsung panik dan meminta Mingyu menepikan mobilnya sebentar. Dan hal itu otomatis langsung membuat Mingyu menatap Wonwoo dengan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTIH ABU-ABU
FanfictionBxb // Meanie // K.mg • J.ww Di tambah dengan konflik anak SEVENTEEN lainnya sebagai pelengkap :) Cerita ringan tentang percintaan anak SMA Note : Rasa Lokal