4. Khayalan di Tengah Malam

100 40 8
                                    

Cerita ini terdapat konten yang mungkin mengganggu pembaca.

~~~~~~

Berniat untuk mendekati pintu itu agar terlihat jelas apa yang di gendongnya.
Tetapi perempuan itu menoleh, menatapku dan berkata..

~Hallo Ana
Sambil tersenyum dia mengatakannya.

***

Wahh saat itu pun bulu kuduk ku naik. Hati berteriak tapi mulut tak bisa berkata. Aku seperti membatu.

Tak sengaja ku pandangi apa yang di gendongnya.

Itu.. Ternyata!

Lili!

Dia menggendong Lili. Bagaimana ini. Aku panik. Aku berlari turun ke lantai satu. Aku meminum segelas air putih. Biar hati ini sedikit tenang.

"Annora, boleh bantu saya?"

Gak mau! Annora ga mau!

"tapi ini demi Lili, kamu menyukainya bukan? Tadi kamu bilang kalau hantu yang tadi itu jahat"

Iyaa! Tapi..
Dia itu hantu licik! Jahat! Mengerikan! Kenapa rumah Adit ada wanita itu di dalamnya.
Kau tau Ana, gosip tentang dia bagi para hantu? Semua hantu takut padanya..
Dia.. Dia itu.. Dia psikopat, orang gila, pembunuhhhh.

"sssstt, Annora Hear me! Kita di sini berdua. Dan kamu itu hantu, dia tak kan bisa melukaimu. Karna lu dah mati. Jadi percuma saja."

Iya ya.. Ta-tapi

"dengar dulu, jadi karna kamu hantu. Dia ga bakalan mengincarmu. Yang dia incar itu manusia terutama anak kecil."

Jadi?

"jadi, aku akan membuat dia keluar dari kamar dan kau memanggil Adit bangun bagaimana pun caranya. Agar Lili terlindungi. Nanti aku akan tulis pesan"

Em.. Okey. Gampang tuh.

Hantu wanita itu dulunya seorang janda, dia memiliki tiga anak. Dua laki laki dan satu perempuan. Karna stress berlebihan dia membunuh anaknya itu satu persatu dengan cara memotong jarinya jika tak mau menulis, memotong telinganya jika mereka membantah dan tak mau mendengar. Dan tahap terakhir memasukkan anaknya di dalam koper dan ditaruk ke kulkas.

Wahh dia memang sadis.

Aku pun menaiki tangga perlahan, mendekati kamar Lili. Ku pelankan langkah kakiku. Sebenarnya aku takut.

Pintunya masih terbuka sedikit, pelan pelan ku mengintip. Namun.. Tak ada apa pun di sana. Bagaimana bisa?

Sesegera mungkin aku berlari melihat ranjang Lili.

Lili tertidur, dia tertidur pulas.
Apa? Apa yang terjadi?

Tiba tiba

BAAMM!

Pintu kamarnya tertutup sendiri.

Aku berlari menuju pintu itu, mencoba membukanya.. Tapi tak bisa, aku pun menggedor gedor pintunya sekuat mungkin. Namun, tak ada jawaban dari luar. Dimana Annora? Apa aku menggedornya terlalu pelan? Ku gedor lagi pintunya. Tetap saja tak ada jawaban.

Blue Eyes [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang