31. Kebenaran Terungkap

34 18 8
                                    

Saat diriku bangun, kudapati bahwa aku sedang berada dalam mobil. Adit dan Gavin sedang berdiri diluar mobil, tampaknya mereka sedang berbincang atau mungkin sedang beradu argumen.

Aku menghela nafas berkali-kali karena kepikiran akan ucapan Vin soal adikku itu. Ingatanku benar-benar nge-blank soal kata adik yang diucapkan Vin, apa benar aku memang punya adik? Lalu ia kemana? Apa dia melupakanku? Atau dia juga hilang ingata? Ahhh, gue ngomong apa sih.

Apa aku harus kembali ke penginapan itu dan menyuruh Vin menjelaskan semuanya?

Hemm, gua bingung. Gua bingung apakah perkataan Vin itu benar? Atau Vin hanya mengada-ngada?? Apa adik yang dimaksud itu adalah Annora?

Aahhhhh! Ngomong apa lagi sih aku nih.

Sebaiknya gue langsung tanya saja apa maksud dari ucapan Vin tadi soal adik gue.

Kalau aku engga salah ingat, saat Vin menekan kepalaku, aku seperti melihat diriku dalam memori itu bersama orang tuaku dan salah satu anak perempuan, tapi wajahnya engga terlihat begitu jelas. Apa itu Vin yang membuatnya?

Aarrghhhhh! Semua pertanyaanku, tak satupun ku dapatkan jawabannya. Menambah kebingunganku saja.

Aku memutuskan untuk kembali lagi ke penginapan Mpok Ayu besok pagi sekalian untuk memulihkan keadaan Tasya.

Ya! Aku engga boleh lagi menghindar akan kebenaran yang sebenarnya, walau itu pahit, harus tetep ditrima.

Adit dan Gavin mengantarku pulang, awalnya Adit menyuruhku untuk pulang saat ini juga. Tapi karna ia melihat keadaanku yang masih sangat lemah dan masih tidak kuat untuk jalan, Adit pun menyuruhku bermalaman di kota ini.

Esok paginya sebelum matahari terbit, aku diam-diam menyelinap keluar dari penginapan.

"Mau kemana loe?" tanya Gavin yang seperti sedang memergoki seorang tahanan.

"Eee, ituuu. Mau cari udara segar, pak. Aku engga bisa tidur" jawabku.

Gue pun pergi keluar, pura-pura jalan pelan sambil melihat sekeliling. Sesekali aku melihat keadaan sekitar dan saat Gavin sudah masuk kedalam. Aku masuk kedalam mobil Gavin, karna kunci mobil Gavin ada padaku.

Ku nyalakan mobilnya

"Gue ikut" ucap Gavin yang secara tiba-tiba langsung masuk dalam mobil.

"Pakkkk, ngagetin loh."

"Lemah banget sih jantung loe"

Siapa yang engga bakalan kaget kalau ada yang tiba-tiba masuk dalam mobil, apalagi gue kan lagi dalam misi tuk diam-diam pergi. Ya pasti jantungnya sensian, "Gue mau cari udara, pak. Ngapain ikut?"

"Mobil siapa?"

"emang ya, engga dewasa banget" gumamku sambil memutarkan bola mataku, yang artinya bete banget ada Gavin. Habisnya kawan setannya ikut mulu.

BRUAKKKK!

"Aahhhhh!"  jerikku dan juga Gavin

"Jantung loe juga lemah Pak Gavin" ucapku.

"Faktor U"

Blue Eyes [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang