26. Komunikasi dengan Arwah 1

25 17 1
                                    

Setelah berkata begitu Vin langsung cengegesan. Apa maksudnya? Lalu, aku mendorong Vin menjauh dariku "apaan sih, Vin." ucapku.

"gue hanya bercanda.. Lo serius banget sih." kata Vin sambil tertawa kecil. "Maaf maaf.." sambungnya lagi

Huft.. Rupanya dia hanya bercanda, gue kira beneran. Jantung gue hampir copot. Tapi tadi dia ngomongnya serius banget. Tau kan gimana ekspresinya orang yang ngomongnya lagi serius plus matanya itu mencerminkan kedendaman yang mendalam pada seseorang. Sumpah.. Tadi gue sempet mikir kalau Vin tuh psyco. Yahh, gak ada salahnya kan kita berasumsi dulu, biar bisa was was.

"yukk balek, udah malam banget nih." kata Vin sambil melepaskan kucing yang ia gendong.

Aku hanya mengangguk iya.. Lalu kami pun berjalan kembali ke penginapan. Sesampainnya di penginapan kami berpisah di ruang tamu. Katanya.. Vin ada kerjaan yang harus dia lakukan. Jadi, dia engga langsung balek ke kamarnya.

Aku pun langsung ke kamar.

"gimana kencannya? Seru?" tanya Gavin saat gue udah masuk dalam kamar.

"Huh, apaan?"ucapku sambil memutarkan kedua bola mataku.

"Kencan kok di kota angker.." ucapnya dengan nada ngeledek.

"Gue engga kencan, pak. Masa iya baru kenal langsung dikencani."

"ya.. Cinta kan buta.." tutur Gavin.

"bodo amat.. Gue mau tidur,pak."

Aku ngambil selimut dan bantal gue,"ngapain lu?" tanya Gavin saat gue hendak keluar kamar.

"Tidur, pak." jawabku

"Tidur dmna?" tanyanya lagi.

Kayaknya Gavin udah tau tapi nanya lagi.

"Ya, diluar.."

"Gue kira lo mau tidur dikamarnya cowok itu tuhh.."

"Hah? Engga lah.. Bapak kira gue cewek apaan.." gue langsung keluar dari kamar

Baru saja ku tutup pintunya, Gavin membuka kembali pintu kamar dan memanggilku, lalu "Awas ada syetannn" ucapnya dengan nada berisik dan sedikit serem..

"Siapa juga takut sama syetan, orang biasanya udah nampak kok. Jadi..." gue keceplosan gais.

"hah? Jadi benerkan lo bisa liat hantu??"

"em.. Itu maksud gue.. Gue biasanya nampak di film horror."

"ohh.. itu kan boongan, bodo." gue langsung motong omongan Gavin, "ahh.. pak. Gue ga jdi tidur di luar. Gue tidur di dalam aja." ucapku langsung nyerocos masuk dalam kamar.

Gavin menyuruhku tidur di bawah dan tanpa basa-basi gue langsung melentangkan selimutku kelantai lalu tidur.

Esok paginya

Seperti biasanya cahaya matahari menjadi alarm yang alami bagiku. Tapi gini ya.. Entah kenapa, dua hari ini gue bangun sendiri tanpa dibangunin ayah. Biasanya dirumah, gue engga akan bangun kalau engga di bangunin. Mungkin itu hal yang biasa sih ya,, karna kita manja sama ayah kita. Jadi perlu di bangunin dulu baru tau bangun, nih kan ga da ayah.. Jadi, harus mandiri.

Saat udah sadar banget nih tubuh. Gue baru sadar kalau gue ada di ranjang. Bukan di lantai, perasaan semalam tidurnya di lantai deh.

Gavin masuk ke kamar setelah selesai mandi. Gue tau karna rambutnya masih basah-basah gitu.. Taulah gimana penampilan orang yang baru selesai mandi.

"Pak, semalam.."

"semalam apa?" tanyanya sambil mengeringkan rambutnya itu.

"Gue kok bisa ada di ranjang, pak?"

Blue Eyes [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang