15. Kota Rogjo, dipenginapan..

33 23 2
                                    

"Akan saya urus dia disini, lo awasi saja keadaan kantor dan jangan lupa awasi "dia" juga. Beritahu aku kalau ada apa-apa disana." ucap seorang laki-laki yang berbicara melalui telepon genggamnya.

[Baik pak, Akan saya awasi keadaan disini. Bapak yakin sendirian disana?] jawab suara laki-laki dari telepon itu, Robby.

"Rob, ingat! Kali ni kita harus berhasil.."

[Pasti, Pak Gavin.]

"Aku tutup."

Gavin merencanakan sesuatu, saat ia tahu kalau ada project baru yang akan terbit dari album itu.

"Ngapain cewek itu berdiri mematung ditangga."

Gavin menghampiri cewek itu dan memegang pundaknya.

"Ahhhh!!!" teriak Eviana Callie.

"teriakkan lo kencang banget sih.. Ngapain berdiri mematung disini?" tanya Gavin.

"Pak Gavin.." ucapku terkejut dan berbalik menghadap dia. "Bapak tuh ngagetin aku.." sambungku.

"kaget?" tanyanya pelan sambil mendekat perlahan kearahku. "Lo takut ketemu aku ya??"

"Ha?! Apa? Takut ketemu bapak.. Mana ada."

"Lo tadi siang kan sudah nampak aku saat ada keributan dan lo dengan ga sopannya tidak menyapa bossmu ini, malahan masuk kembali ke kamar." jelas Gavin dengan mata melototnya.

"Ahh.. Itu.. Aku kira aku salah mengenal orang."

"ck! Jadi gimana tugasmu itu?"

'jadi.. Benar ya kalau dia datang ke sini karna mau ngawasin aku.. Ha?! Untuk apa? Mengawasi apa?' batinku mulai mengambil kesimpulan sendiri.

"woi.. Melamun lagi. Minggir, aku mau lewat. Lo menutup jalanku." lalu Gavin jalan nelewatiku.

"Tugasku.. jangan khawatir pak, akan Ana urus." jawabku setelah berdiam terlalu lama.

Tak lama kemudian dia berkata "Ingat Itu tugas penting. Besok lo harus bangun pagi-pagi. Jam tujuh lo sudah harus bangun." lalu dia lanjut menaiki anak tangga.

"Besok aku dijemput sama supir kantor, pak. Pakk! Pakk... Pakkk.." teriakku pada Gavin yang sudah naik keatas. Namun, dia tak menjawabku.

Selasa, 19.55 WIB

Ana.. Ana.. Ana..

Aku yang sedang mandi gak sengaja terdengar suara yang memanggil namaku tiga kali. Suara yang tak asing terdengar, akupun cepat-cepat menyelesaikannya.

'Apa itu.. Annora? Cuma Annora yang bisa panggil namaku tiga kali secara bersamaan..'

Setelah selesai, aku keluar dari kamar mandi dan menuju meja rias. Saat sedang bedak-an.

Tok.. Tok.. Tok..

Seseorang mengetuk pintu kamarku.

Tok.. Tokk.. Tokkk...

"iyaa.. Sebentar." ucapku lalu aku pun membuka pintu itu tanpa ada perasaan curiga.

Saatku buka pintunya, tidak orang yang berdiri didepannya bahkan nggak ada orang yang lewat.

Sepi..

Yaa.. Ku tutup saja pintunya. Baru saja ku tutup. Ada yang mengetuknya lagi. Kali ini ketukkannya pelan.

Tokk..

Tokk..

Tokk..

Kubuka lagi pintunya..

Blue Eyes [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang