20. Kembali lagi

24 17 2
                                    

derrtt
derttt
derttt

"siapa tuh?" tanya Belva, dengan tingkat kepo-nya yang amat sangat tinggi.

"Gavin.." Jawabku.

"kenapa dia?? Jangan-jangan lo maleng dirumahnya?"

"eh, enggaklah. Lagian gue dianter ke apartemennya, bukan rumahnya."

Aku pun mengangkat telpon dari Gavin, dia menyuruhku keruangannya, katanya ada yang ingin menemuiku dan mau membahas sesuatu. Aku pun langsung ke ruangan Gavin.

Ku ketuk pintu ruangan Gavin, lalu aku buka pintunya dan masuk kedalam. Dan ternyata, banyak sekali orang yang duduk di sofa dengan beramai-ramai matanya menatapku saat aku mulai masuk kedalam, lalu memandangiku dari ujung kepalaku hingga ujung kakiku.

Emm, terlihat cukup menyeramkan. Rasanya gue seperti telah melakukan suatu kesalahan besar.

"Silakan masuk, Evianna." ucap menagernya Gavin, sambil mempersilakanku duduk.

"Ada apa ya?" tanyaku heran kepada Gavin.

"Nah, ini dia Evianna, orang yang buat proposal tentang Kota Rogja." Kata Gavin pada orang yang duduk di sofa selain Gavin.

"Halo" kutundukkan kepalaku sedikit, "Saya Evianna" sambungku lagi.

"ah, halo" salah seorang dari tiga orang itu, menyalurkan tanganya yang artinya ingin berjabat tangan denganku, ku balas jabatan itu dan dilanjuti oleh dua orang lainnya. "kami dari agen 'Be Famous'  terkesan dengan isi proposal yang kamu buat."  Sambung mereka.

"Ohh, Makasih yah." Jawabku sambil tersenyum.

Kami berbincang-bincang cukup lama disini, membahas tentang keadaan dan suasana Kota Rogja, aku menceritakan semua yang ku lihat kepada mereka, ya.. kutambahin sedikit bumbu biar kesannya lebih menarik. Tapi tidak banyak kok, hanya sedikit. Iya, sedikit saja.

Selama perbincangan ini, gue masih tidak ngerti apa tujuannya disuruh kesini, mungkin datang sebagai pendongeng bagi mereka, Hahaha. Miris yah.

"nah, begini, Bu Evianna. Kami agen 'Be Famous' memilih ibu sebagai editor album kami pada versi kali ini, proposal yang ibu buat sangat menarik, jadi kami juga ingin ibu yang mendampingi kami ke Kota Rogja serta menjadi editor pada album kami. Gimana, bu?" Jelas salah seorang agennya.

"Yakin, ingin saya yang menjadi editornya?" tanyaku lagi dengan raut wajah yang riang untuk memastikan kalo aku enggak salah dengar.

"benar, bu."

Kami pun menyetujui hal ini dengan saling berjabat tangan, tak lama pun para agen itu pergi meninggalkan ruangan. "Permisi, pak." ucapku, lalu ikut meninggalkan ruangan Gavin.

***

Aku melanjutkan aktivitas kerjaku hingga tiba saatnya pulang kerja. Jam lima sore. Ya, saatnya untuk para pekerja pulang kecuali pekerja borongan, mereka harus selesaikan pekerjaan yang sedang mereka kerjakan dan yang sisanya dikerjakan besok. Biasanya pekerjaan borongan memang selalu lembur untuk dapat penambahan gaji. Tau-kan gimana itu sistem pekerja borongan bekerja? Nah, begitulah kira-kira. Soalnya, aku juga kurang ngerti sih. Maaf deh kalau salah, gue ngomong berdasarkan penglihatanku.

Belum juga sempat menyimpan barang barangku, Berly sudah berdiri di depan pintu ruanganku sambil melambaikan tangan dan menggerakkan mulutnya yang sepertinya berkata "Cepetan" yaa gue biarin ajah sih, tetap menyimpan barangku dengan tenang, biar enggak ada yang ketinggalan.

Jam lima sore, teng. Seisi kantor hilang seketika, secepat kilat.

"gimana, Na? Kenapa? Ada apa tadi dipanggil ke ruangan Pak Gavin?" tanya Berly heboh.

Blue Eyes [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang