Perhatian
Harap pembaca bijak dalam membaca cerita di chapter ini. Cerita ini bersifat fiksi yang dibuat oleh seorang remaja yang hobby-nya berkhayal. Sehingga dihimbau untuk para pembaca TIDAK MENIRU apa isi dari cerita ini.
Penulis tidak akan bertanggung jawab jika pembaca meniru apa yang ada disini.
Terima kasih
*****
Vin menjemputku tepat jam 6 sore
Sesampainya di kamarku, dia mengetuk pintu kamarku.
Aku pun langsung keluar dan menuju mobil Vin."emm, Vin."
"Ya?"
"Lo kurang sehat ya hari ini?"
"Engga"
Hari ni Vin engga seperti biasanya, dia seperti bukan Vin yang gue kenal. Entah kenapa Vin yang saat ini itu dingin banget.
"Vin..."
"Ng?"
Gue penasaran sama barang bawaannya, soalnya dia kan bilang kalo dia mau ngambil barang dia yang ketinggalan di penginapan mpok, tapi kok tas yang dia bawa gemuk skali. Seperti entah di isi banyak barang.
"Barang yang ketinggalan itu besar atau kecil?"
"Kenapa?"
"Ng.. ya engga.. soalnya tas yang lo bawa keknya udah penuh dengan barang bawaan mu"
Vin engga membalas perkataanku.
Em...
mungkin dia ingin fokus menyetir.
Tapi entah kenapa, kali ini banyak sekali pertanyaan yang muncul di benakku. Seakan-akan pertanyaan itu keluar dengan sendirinya bersamaan dengan rasa penasaranku. Atau memang karna ada kejanggalan dengannya, makanya rasa penasaranku meningkat.
"Pas nginap di penginapan, kamar loe di lantai brapa, Vin?"
Vin menoleh sedikit ke arahku, ya seperti melihatku sekilas tapi tatapannya menajam lalu kembali melihat kedepan. Hem, auranya agak engga enak disini. Lalu dia menjawabku, "lantai tiga" dengan nada yang dingin. Engga, nadanya bukan yang dingin seperti biasa yang di ucap Adit, tapi ini dingin nya mengarah ke.. aduh gimana ya. Intinya nadanya itu beda.
Gue hanya mengangguk-anggukkan kepala ku yang artinya oh, saya mengerti.
Akhirnya semua pertanyaanku tak ku lontarkan karna aku lebih memilih diam. Mungkin saja mood dia sedang kurang baik karna barang pentingnya yang tertinggal di penginapan. Haduh.. Aku malah pake tanya segala barang yang tinggal itu.
Kami pun sampai di penginapan Mpok Ayu. Penginapan Mpok Ayu jadi angker banget nih, bulu kuduk gue dari tadi naik mulu. Ngomong-ngomong soal mpok gue jadi kepikiran nih sama mimpinya atau bayangan soal mpok yang gue liat kemarin, itu bener ga ya.
Hentakan kaki ku terhenti setelah aku teringat dengan apa yang Mpok Ayu perlihatkan pada ku kemarin. Kejadian yang kuliat soal mpok itu bukannya terjadi di lantai tiga peginapan ini dan salah seorang pemuda yang melakukannya. Jadi..
Aku menatap Vin yang berjalan tak jauh di depanku. Tapi dia tak tampak mencurigakan, kalau dari postur tubuhnya, aku kurang bisa mengenal pemuda yang ku lihat itu.
Apakah..
Sssstt.. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, bukan-bukan. Jangan berasumsi sendiri.
"Vin.. Loe sudah brapa lama tinggal di penginapan ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Eyes [COMPLETE]
Horror✅Please klik Vote untuk dukung cerita ini ✅ "Tuhan yang berkehendak, kita yang jalanin" Jadi, aku itu bisa melihat.. melihat hal yang tak bisa kalian lihat. kalian tau itu apa? Semua itu terjadi saat aku berada di tingkat SMP kelas 3, saat aku berum...