5. Terdengar suara aneh

94 39 2
                                    

Ish.. Lain kali aku ga akan nginap dirumah Adit lagi. Waktu tidurku jadi tersita.

"Ditt.. Aditt.."

Aku meneriaki namanya dari dalam rumah. Rumah Adit lumayan besar, terus hawa dan suasana di dalamnya itu sangat tak enak.

Jadi wajar ajah kalau aku begitu.

***

"Woi! Biasakan.. kalau orangnya nongol dulu baru suaranya. Macam tong nyaring bunyinya"

"yeee.. Setidaknya aku berisi."

"gentong!"

POK!

Ku pukul bahu Adit dengan map yang ku pegang setiap hari.

"Om.. Hari ini antar aku sampe Moonstore aja yaa. Teman kerjaku nunggu disana."

"ok sip"

"kenapa ga kasih dia berangkat sendiri ajh?"

"yee.. Sirik. Sana lu naik honda ajah. Ayahmu ajah ga protes. Itu akibatnya orang sirik ngejomblo 3 tahun."

"Apa lu bilng?"

"joness!"

Sesegera mungkin aku masuk ke mobil setelah mengatakan itu.

Aku pun di antar sampai depan Moonstore.

Moonstore ini semacam cafe yang menyediakan segala jenis minuman kopi yang dibuat menjadi banyak variasi, serta menjual camilan. Ini nih tempat nongkrongnya anak muda.

"Hei Ana" ucap rekan kerjaku, yang rambut panjangnya di cat dengan warna coklat. Dengan model rambut di gunting bentuk oval.

"Hallo Berly" sapa ku saat sampai di meja tempat dia duduk.

"masih pagi nih.. Ngopi dulu. Gosip dulu. Baru kerja. Okeh?"

"lu mah tiap hari kerjanya gosip."

"yaelah.. Kan ga sering-sering amat"

Itu sekitar jam tujuh lewat lima belas menit. Kantor kami sih masuknya setengah sembilan. Jadi kami punya banyak waktu untuk nongkrong.

Lokasi Moonstore dengan ACC ga jauh-jauh amat. Mereka hanya berjarak dua atau tiga gedung.

"ini new flavor loh, trus best seller banget"

"lu tau kali la Ber"

"langganan"

"kalo gitu.. Boleh lah minta discount sama yang jual kopi. Lu kan dah sering datang."

"ngomong seenak jidat. Btw.. Yang buat kopinya ganteng bangettt. Jadi naksir"

"ele le.. Lu mah semua yang ganteng juga lu naksir. Dosen killer pun lu mau juga. Suram. Kurasa naksir juga sama Om om."

"weshh.. Mulut macam ember bocor. Nyosor ajah ngomongnya. Aku kan juga punya selera. Masa om om juga gue naksir."

"tau ah.. Masuk kantor yuk. Dah jam delapan lewat."

Kami menghabiskan semua makanam yang kami pesan dengan cepat. Udah seperti vampire yang ga makan berhari hari.

Bagian kami bekerja itu ga sama. Aku bekerja di bagian editor dan Berly bekerja di bagian desain.

Dia cukup berbakat dalam hal seperti itu. Kalau di pikir pikir, Berly termaksud seniorku. Yaa.. Karna di kuliah satu kelas, kita serasa kakak beradik.

Blue Eyes [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang