Youra harus bertahan selama 1 minggu dengan matanya yang tidak dapat melihat. Selama 1 minggu itu, Youra melakukan aktivitasnya dibantu Mama. Papanya telah dimakamkan sehari setelah Youra operasi. Kini Youra hidup tanpa ayah, menjadi anak yatim piatu. Karna itu lah Youra bertekad akan mewujudkan mimpinya demi Papa di sana. Dia akan belajar lebih giat setelah matanya sembuh nanti.
==
Satu minggu telah berlalu, hari ini perban di mata Youra sudah boleh dilepas. Setelah bersiap-siap, Youra dan Mamanya segera berangkat ke rumah sakit. Youra berjalan menuju taksi yang sudah dipesan dibantu Mamanya. Setelah keduanya duduk, taksi pun berangkat menuju rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, Mama Youra segera menuju ke bagian administrasi, sementara Youra masih duduk di dalam taksi yang dijaga oleh si supir. Setelah selesai mengurus administrasi, Mama segera membawa Youra ke ruangan Dokter.
"Perbannya sudah bisa dilepas sekarang, ya," kata Dokter sambil membantu Youra duduk di tempat tidur. Youra tersenyum senang mendengar hal itu, begitu pula dengan Mamanya.
Dokter pun mulai melepas perban di mata Youra perlahan-lahan. Youra hanya duduk diam agar tidak mengganggu Dokter itu. Mama pun hanya terdiam dan menyaksikan Dokter membuka perban itu.
Setelah perban dilepas dari kedua mata Youra, Youra membuka matanya perlahan. Dia melihat sekeliling, Dokter, dan Mamanya lalu tersenyum senang. Akan tetapi, dia merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Youra merasa suhu tubuhnya meninggi.
"Ma, aku demam, kah?" tanya Youra sambil mengusap lehernya.
Mama pun langsung menyentuh kening Youra lalu menggeleng kecil. Dokter pun ikut menyentuh kening Youra. Dokter juga mengatakan Youra sehat-sehat saja.
Aneh. Youra hanya merasakan keanehan di sekujur tubuhnya. Dia pikir itu hanya efek setelah sembuh. Akan tetapi pikiran itu teralihkan ketika dia melihat sebuah siluet dari jendela.
"Ma, di luar ada orang kah?" tanya Youra sambil terus melihat ke arah jendela itu.
Mama yang setengah kebingungan pun ikut melihat ke arah jendela. Dia tak melihat apa-apa. Mama pun memutuskan untuk mengeceknya. Tidak ada siapa-siapa di sana. Mama lalu memandang Youra dengan tatapan bingung.
"Dokter," kata Mama lirih dengan tubuh bergetar karna ketakutan.
"Maaf, mungkin anda harus menemui wanita itu," balas Dokter.
Mama pun mengangguk menyetujui. Setelah berpamitan dengan Dokter, Mama dan Youra pergi menemui perempuan yang mendonorkan mata anaknya untuk Youra. Beruntungnya kemarin perempuan itu memberikan alamat rumahnya pada Mama. Ntah apa alasanya.
Beberapa menit kemudian, mereka berdua sampai di sebuah rumah tua yang beralamat di pinggir kota. Menurut Youra, rumah itu sangat menakutkan. Bagaimana tidak, rumah yang berarsitektur mirip seperti rumah-rumah Belanda itu terlihat seperti tidak terawat. Daun-daun kering berserakan di halaman, gerbang yang menjulang tinggi, dan tembok-temboknya yang ditumbuhi oleh tumbuhan rambat menambah nuansa mengerikan dari rumah itu.
Youra menelan salivanya. Mama menepuk pundak Youra dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja. Youra mengangguk kecil lalu berjalan memasuki halaman rumah tua itu didampingi Mamanya.
Baru beberapa langkah mereka memasuki wilayah rumah itu, Youra merasakan hawa dingin yang luar biasa di sekitarnya. Bulu kuduknya berdiri, tubuhnya gemetar ketakutan. Youra berusaha menenangkan dirinya sendiri sambil memeluk lengan Mamanya. Padahal baru saja dia merasakan panas di tubuhnya.
Mama menghela nafas lalu mengetuk pintu rumah itu perlahan, "Permisi, apakah ada orang?"
Tidak ada jawaban. Mama pun mencoba untuk mengetuk pintu itu lagi. Tetap tidak ada jawaban. Sudah tiga kali Mama mengetuk pintu itu, tapi tidak ada satu orang pun yang menjawab.
"Kayaknya ga ada orang deh, kita pulang aja yuk, Ma," rengek Youra dengan nada ketakutan.
Mama mendengus lalu mengangguk kecil. Saat mereka berbalik dan akan pergi dari tempat itu, tiba-tiba...
Krieett...
Pintu rumah itu terbuka. Youra terkejut bukan main. Mama pun menoleh ke arah pintu itu secara reflek. Dilihatnya seorang perempuan yang tak asing baginya. Ya, tentu saja dia adalah perempuan yang mendonorkan mata anaknya pada Youra.
"Ah, s-selamat siang," sapa Mama berusaha ramah.
"Oh, kau, selamat siang, silahkan masuk," kata perempuan itu mempersilahkan Youra dan Mamanya.
Mama tersenyum kecil, lalu dengan sedikit keraguan ia melangkah memasuki rumah itu diikuti Youra di belakangnya.
Youra merinding ketakutan ketika memasuki rumah itu. Hawanya lebih dingin dari pada di luar. Dia mendekap lengan Mamanya lebih kuat sambil melihat sekeliling. Benar-benar rumah yang kuno. Arsitekturnya sangat persis dengan rumah-rumah mewah ala Belanda. Banyak ukiran-ukiran yang memenuhi ruangan di dalam rumah itu. Dan yang paling menarik perhatian sekaligus menakutkan bagi Youra adalah semua yang ada di rumah itu berwarna abu-abu. Benar-benar hanya abu-abu. Pintu, dinding, perabotan, bahkan baju yang dipakai oleh si pemilik rumah, semuanya berwarna abu-abu.
Youra menelan salivanya sekali lagi, lalu berjalan mengikuti Mamanya yang sepertinya akan duduk di sofa karna sudah dipersilahkan oleh perempuan itu.
"Aku akan membuat minuman untuk kalian," kata perempuan itu sambil berjalan meninggalkan Youra dan Mamanya di sana.
"Ma, rumah ini serem banget, pulang aja yuk," rengek Youra ketika perempuan itu sudah menjauh dari mereka.
"Ssst, tunggu sebentar lagi, Mama penasaran dengan keluarga ini, pasti ada sesuatu, Youra tenang saja," kata Mama sambil mengusap pundak putrinya. Matanya menatap mata Youra yang kini berbeda. Youra kini memiliki mata berwarna merah darah dengan sedikit cahaya ungu di bagian bawah. Mata yang aneh, begitulah pikir Mama.
Tak lama kemudian, perempuan itu kembali dengan sebuah nampan yang di atasnya terdapat tiga buah cangkir. Youra mencium aroma yang dibawa perempuan itu, aroma teh. Dia tidak berharap teh yang dihidangkan itu juga berwarna abu-abu, secara nampan dan cangkirnya pun berwarna abu-abu.
Perempuan itu memindahkan ketiga cangkir itu ke atas meja lalu meletakkan nampan yang digunakannya untuk membawa cangkir tadi ke bawah meja, "Silahkan diminum," kata perempuan itu kemudian.
Youra tersenyum kecut, lalu mengambil salah satu cangkir itu. Akan tetapi, bukannya meminum teh itu, Youra malah memperhatikan teh itu dengan mata tajam. Dia menghela nafas lega ketika melihat isi cangkir itu berwarna merah teh.
Youra melirik sekilas ke arah Mamanya. Dilihatnya Mama tengah meneguk teh itu dengan nikmat. Youra tersenyum kecil lalu ikut meminum teh bagiannya.
"Lalu, apa tujuan kalian datang kemari? Kulihat putri anda sudah sehat," kata perempuan itu sambil tersenyum ke arah Youra.
"Oh, em... sebelum itu, sebaiknya kita berkenalan dulu," balas Mama sambil mengulurkan tangannya.
Perempuan itu tersenyum lalu membalas uluran tangan Mama, "Baiklah, nama saya Dan Hyunjae," perempuan itu mulai memperkenalkan namanya.
"Saya Nam Eunjung," Mama ikut memperkenalkan namanya dan melepaskan jabatan tangannya, "Putriku ini bernama Nam Youra," lanjutnya sambil merangkul Youra.
"Sebenarnya... kami datang kemari hanya ingin bertanya, siapa sebenarnya putra anda itu?" tanya Mama blak-blakan. Youra dan perempuan bernama Hyunjae itu pun terkejut.
===
TBC

YOU ARE READING
My Ghost Friends [BTS]
HorrorKecelakaan parah membuat gadis berusia 21 tahun ini membutuhkan donor mata untuk dapat kembali melihat. Seseorang yang berbaik hati mendonorkan mata anaknya untuk gadis ini. Akan tetapi siapa sangka mata itu malah mengubah kehidupannya yang damai. A...