Part 6

1.4K 88 15
                                    

Selesai minum dengan Ara, Youra pamit untuk pulang. Youra mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan Ara yang masih duduk manis di dalam cafe kampus.

Belum juga melewati gerbang kampus, tiba-tiba Youra teringat dengan makhluk tadi malam. Youra menggigit bibir bawahnya. Dia telah berurusan dengan 'mereka' maka Youra tidak boleh main-main.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahu kanan Youra dari belakang, sontak Youra langsung menoleh. Matanya menyipit bingung ketika dia tidak melihat siapa pun di belakangnya. Dia menoleh ke sekeliling. Tidak ada siapa-siapa selain mahasiswa lain yang berlalu lalang.

Saat menunduk, matanya langsung tertuju pada secarik kertas kusam di simping kakinya. Youra lansung mengambil kertas itu. Dia membaca tulisan di kertas itu.

[Datang lah ke Asrama 13]

Youra mengerutkan keningnya. Memangnya ada Asrama 13? Youra menyalakan handphonenya dan membuka aplikasi peta. Dia mengetik Asrama 13 di kolom pencarian dan mengeklik tombol cari di layar handphonenya.

Setelah beberapa detik loading, layar handphonenya tiba-tiba error. Hanya warna hitam dengan sedikit stanting yang muncul di layar handphonenya. Youra yang panik berusaha keluar dari aplikasi itu tetapi gagal. Stanting di layar handphonenya semakin banyak dan mengeluarkan bunyi yang memekakan telinga. Padahal volume handphone tidak ada setengah.

Tangan Youra mulai gemetar. Dia menelan salivanya. Kenapa ini? Ada yang aneh dengan handphonenya. Suara stanting itu semakin pelan dan pelan hingga...

Krak!

Layar handphone nya retak. Dari retakan itu keluar asap hitam yang sama dengan asap saat pagi tadi. Asap itu mengarah ke kertas yang dipegang Youra. Youra yang sedikit panik langsung membuang kertas itu. Asap hitam itu menyelimuti kertas yang sudah tergeletak di tanah. Lalu asap itu menerbangkan kertas itu ke depan Youra dan berusaha menunjukan sesuatu.

[Ikuti aku!]

Youra menggenggam handphone nya erat. Asap hitam itu mulai terbang keluar gerbang kampus. Youra menguatkan nyali nya dan berlari mengikuti asap itu yang semakin menjauh.

Sudah beberapa meter Youra berlari, sudah beberapa kompleks pula yang dilewati. Youra memutuskan untuk berhenti sejenak dan mengatur nafasnya. Akan tetapi, asap hitam itu terus terbang tanpa memperdulikannya. Mau tidak mau, Youra lanjut berlari menyusul asap itu dengan nafas yang mulai berat.

Tak jauh setelah itu, asap hitam itu berhenti di sebuah tempat yang cukup sepi. Youra yang tak jauh dari asap itu langsung berhenti ketika asap hitam sudah tidak bergerak lagi. Tiba-tiba asap hitam itu menghilang. Youra memutuskan untuk melihat sekeliling.

Nafasnya tercekat ketika melihat sebuah bangunan yang sudah berubah menjadi abu di sana. Dilihatnya sebuah palang bertuliskan "Asrama 13" yang tinggal separuh di tanah. Rumah itu seperti telah mengalami kebakaran, walau begitu beberapa dinding masih berdiri mungkin juga masih ada beberapa ruangan yang berdiri.

Youra menenangkan dirinya dan terus menarik nafas. Dia masih menggenggam handphonenya yang retak tadi. Dia mulai berjalan perlahan memasuki rumah itu.

Jika memang mau kalian memanggilku ke sini hanya untuk bermain-main, aku pasti sudah menolaknya, tapi kalian bukan lah manusia, aku bisa apa, keluh Youra dalam hati sambil terus berjalan memasuki rumah. Dia menghembuskan nafas kasar.

Youra mulai memasuki rumah rusak itu. Hawa dingin langsung dapat dirasakannya. Lagi-lagi Youra menelan salivanya.

Youra menarik nafas dan mengumpulkan keberaniannya, "He-hey, aku sudah di sini, s-siapa kau sebenarnya?!" kata Youra setengah berteriak di dalam rumah itu. Keringat dingin membasahi dahinya. Dadanya berdegup kencang.

Brak!

Tiba-tiba sebuah suara seperti kayu jatuh membuat Youra melompat karena terkejut. Jantungnya berdegup lebih kencang. Kakinya gemetar.

"Ce-cepatlah! Tunjukan d-dirimu!" teriak Youra terbata karna takut.

Bau busuk mulai muncul di rumah itu, ditambah kayu-kayu rapuh di rumah itu mulai jatuh satu persatu, begitu pula dengan beberapa ornamen yang masih dapat berdiri.

Brak! Prang!

Youra menutup matanya sambil terus memegang handphonenya lebih erat. Tiba-tiba dirasakannya lengan atasnya dipegang oleh seseorang. Panas. Itulah yang dirasakan Youra waktu itu.

Ya tuhan, tolong aku! Teriak Youra dalam hati.

"Terima kasih... Telah datang...," bisik seseorang di telinga Youra. Merinding seketika. Perlahan Youra membuka matanya dan melirik siapa yang membisikinya. Dilihatnya sebuah jubah melambai tertiup angin kala itu.

Youra terbelalak. Jubah itu, jubah itu sama persis dengan jubah yang dipakai makhluk di kamar Youra tadi malam. Youra langsung membalikkan badannya dengan cepat.

Ternyata, di belakangnya berdiri makhluk yang tentu saja tak asing lagi. Makhluk berjubah hitam dengan hoddienya yang menutupi seluruh wajah.

Youra menahan nafasnya, "Aku- sudah datang, s-sekarang kau mau apa?"

Angin bertiup sangat kencang ketika Youra menyelesaikan kalimatnya. Angin itu menerbangkan jubah makhluk itu. Sekarang Youra dapat melihat rupa makhluk itu seutuhnya. Tunggu, utuh?

Youra membeku ketika melihat wujud asli makhluk itu. Tubuhnya penuh dengan luka bakar, penuh seluruhnya. Beberapa kulit yang masih utuh mengelupas dan mengeluarkan bau busuk. Matanya merah darah, tanpa lingakaran hitam.

"Tolong aku dan teman-temanku," kata makhluk itu lirih sambil berjalan mendekati Youra. Dibilang berjalan juga tidak bisa karena dia melayang.

Kaki Youra gemetar hebat. Makhluk itu semakin dekat dengannya. Tangannya menjulur ke lehernya, bersiap mencengkram erat lehernya.

Keringat dingin membasahi dahi Youra. Leher Youra mulai tercekik, seketika nafasnya berat. Cekikan itu semakin erat dan erat.

"Hah.... L-lepaskan aku, akan aku bantu!" kata Youra sambil berusaha menarik nafas. Makhluk itu membawa Youra ke suatu ruangan dengan leher yang masih dicekik.

Mati aku! Air mengalir dari pelupuk mata Youra. Bibirnya mulai membiru. Saat makhluk itu sampai di sebuah ruangan, dia langsung melepas cekikannya pada Youra.

"Uhuk! Ukh!" Youra mengatur nafasnya dengan sedikit terbatuk. Makhluk itu terlihat menunjuk reruntuhan dinding di sebelahnya. Sambil terus memegang leher, Youra melihat ke arah yang di tunjuk makhluk itu.

"Keluarkan!" teriak makhluk itu hingga membuat Youra terkejut.

"Apa?" Youra mendekati reruntuhan itu, "Keluarkan apa?" pikir Youra bingung. Dikelilinginya reruntuhan itu dengan makhluk yang terus menatapnya tajam.

Saat tengah sibuk mencari sesuatu, Youra merasa kakinya menginjak sesuatu yang empuk. Dia langsung menunduk untuk melihat apa yang diinjaknya. Youra menutup mulutnya untuk menahan teriaknya agar tidak keluar. Ternyata yang diinjaknya adalah sebuah potongan tangan yang mulai membusuk.

Youra mulai mengerti. Dia menatap ke makhluk yang sedari tadi mengawasinya. Diperhatikannya makhluk itu. Luka bakar dan kondisi rumah ini sepertinya saling berhubungan.

Youra berfikir sejenak. Luka bakar, rumah kebakaran, pasti ada sesuatu di balik semua ini.

Youra menghela nafas dan menenangkan dirinya, "Aku menemukan tangan di sini, apa ini milikmu?" tanya Youra dengan tenang.

Makhluk itu terbang mendekati Youra. Terlihat makhluk itu sedikit terkejut dengan apa yang ditemukan Youra.

"Yoongi..."

TBC

=====

Wah... Akhirnya bentar lagi Bangtannya muncul...

Btw, hai para silent readers, kalian tau kan bikin alur ga semudah kalian yang tinggal baca, nah, gua butuh dukungan nih, mungkin memang kurang seram trus kalian g ada niatan buat ninggalin jejak, tapi gua mohon, setidaknya dukung gua biar bisa jadi lebih baik lagi.

Kalau ada saran gimana biar tambah serem, silahkan komen/dm, soalnya gua ga ada pengalaman sama yang horror-horror, cuma suka aja.

Jangan lupa vote juga dan mohon bantuannya.

My Ghost Friends [BTS]Where stories live. Discover now