Part 34

836 61 10
                                    

Begitu sampai di kelas, untuk sejenak Youra mengamati salah satu bangku kosong yang bukan lain adalah bangku milik Ara. Youra menghembuskan nafas kasar dan berjalan menuju bangku miliknya.

Walau sudah merelakan kepergian Ara, Youra tetap saja merasa bersalah karena tidak dapat membantu Ara. Dalam hatinya dia tak henti mengucapkan kata maaf pada Ara.

Tanpa sadar air matanya kembali mengalir. Dia pun menundukkan kepalanya agar tidak ada yang melihat.

Degh!

Tiba-tiba dia merasa kedua matanya sakit. Dia pun langsung menutup matanya.

"Aukh..." Youra meringis kesakitan. Perlahan dia membuka matanya. Penglihatannya sedikit rabun karna dia menekan matanya. Perlahan matanya mulai dapat melihat genangan darah di tangannya. Youra pun terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya. Dia pun langsung mengambil tisu yang biasanya dia bawa dan berlari menuju toilet.

Begitu sampai di toilet, dia segera menuju ke salah satu wastafel yang kosong dan langsung membasuh wajahnya. Setelahnya dia langsung berkaca pada cermin di depannya.

Matanya terbelalak tak percaya. Kini kedua area putih di matanya berubah menjadi merah dan perlahan mengeluarkan darah segar. Ditambah lagi pupil matanya yang memang berwarna merah darah menjadikan kedua matanya seolah berwarna merah penuh tanpa bola mata. Kini Youra seolah sedang menangis darah.

"Ya tuhan..." tubuhnya gemetar ketakutan. Rasa nyeri di matanya pun semakin bertambah.

Tiba-tiba matanya menangkap sosok yang tak asing di pantulan cermin itu. Sosoknya melayang tak jauh di belakang Youra. Sosok tanpa yang hanya memiliki kepala tanpa badan di rumah Hyunjae. Youra terdiam sesaat. Kakinya gemetar dan keringat dingin bercucuran di dahinya. Dadanya terasa sesak karna takut.

Youra sangat ingin berteriak saat ini, akan tetapi saking takutnya dia bahkan tidak bisa membuka mulutnya. Matanya terus memperhatikan makhluk itu dari pantulan cermin.

Youra menelan salivanya berat dan berusaha mengontrol pernafasannya. Dia ingin mengusir makhluk itu atau dia akan terus berdiri di sana dengan makhluk itu yang pasti akan terus mengawasinya.

"A-apa yang k-kau lakukan di sini?" tanya Youra dengan pelan. Suaranya bergetar karna takut.

"Kembalikan mataku..." ucap sosok itu dengan nada yang sangat mengerikan sambil melayang mendekati Youra perlahan.

Youra pun langsung menutup matanya begitu menyadari itu.

"KEMBALIKAN MATAKU!"

"TIDAK!"

"Youra!"

Youra membuka matanya dengan cepat begitu mendengar suara seseorang memanggilnya. Dia pun langsung menoleh ke arah orang di sampingnya. Di sana berdiri sesosok perempuan yang sangat di kenalnya. Dia adalah teman sekelas Youra bernama Ryung. Saat tidak ada Ara, Youra sering bersama dengan Ryung. Walau tidak sedekat seperti saat bersama Ara, Ryung merupakan teman yang sangat baik bagi Youra.

"Kamu kenapa?" tanya Ryung dengan nada khawatir.

Youra terkejut mendengar pertanyaan Ryung. Dia pun menatap kembali ke cermin dan mendapati matanya kembali normal.

"Apa hanya halusinasiku saja? Tapi, itu semua terlihat sangat nyata," pikir Youra sambil terus menatap pantulan kedua matanya.

"Youra," panggil Ryung lagi.

"Kamu kenapa? Aku lihat kamu dari tadi melamun, lalu tiba-tiba saja teriak," ujar Ryung sambil menepuk pundak Youra.

"Benar, itu bukan halusinasi, apa sebenarnya dia tidak mau memberikan matanya padaku?" Youra terus bertanya-tanya dalam hati. Dia juga mulai merasa was-was kalau saja makhluk itu kembali lagi.

"Youra!" panggil Ryung lagi, kali ini sambil sedikit mengguncangkan tubuh Youra.

"Eh, m-maaf, aku tidak apa-apa kok," ujar Youra sambil tersenyum kecil.

"Benar? Aku ajak bicara pun kau masih sering melamun, apa kau masih memikirkan Ara?" tanya Ryung.

Youra menggeleng dengan cepat, "Aku tidak memikirkan Ara kok," jawabnya sambil menatap Ryung dalam.

Ryung menghela nafas, "Baguslah, katanya kalau kau tidak dapat merelakan seseorang pergi, orang itu tidak akan tenang," ujar Ryung. Youra hanya tersenyum mendengarnya.

"Sekarang, ayo kembali ke kelas, dosen sebentar lagi akan masuk," sambung Ryung sambil melihat jam di handphonenya. Youra mengangguk pelan. Mereka pun berjalan beriringan menuju kelas.

Di sepanjang koridor, Youra terus memperhatikan tisu di tangannya yang terlihat putih bersih, padahal dia ingat sekali menggunakan tisu itu untuk membersihkan darah yang mengalir dari matanya tadi.

===

"Jimin, kau merasakannya? Tiba-tiba ada aura tidak enak di sini," ujar Hoseok di taman kampus.

Jimin mengangguk pelan, "Tidak hanya kita yang bisa merasakannya, tapi..." Jimin menunjuk yang lain. Hoseok pun langsung menatap ke teman-temannya yang lain satu persatu. Dilihatnya yang lain terlihat seperti tidak nyaman dengan aura yang mereka rasakan saat ini.

"Akh, aura ini menyengat sekali, seperti.... aura seseorang yang sangat dendam pada kita," ujar Jungkook. Yang lain pun mengangguk setuju.

"Youra?! Bagimana dengan Youra?! Dia pasti dapat merasakan ini juga kan?" tanya Taehyung dengan wajah panik.

"Kau benar! Aku akan mengeceknya," ujar Namjoon lalu berjalan menuju kelas Youra.

Namjoon berjalan cepat di sepanjang koridor, melewati beberapa mahasiswa yang menatapnya dengan tatapan bingung.

Sampai di kelas Youra, Namjoon langsung mencari di mana Youra berada. Tentu saja matanya langsung dapat menangkap tubuh Youra tengah duduk tenang sambil mendengarkan penjelasan dosen. Namjoon pun langsung merasa lega. Akan tetapi, tiba-tiba dia merasakan aura tidak enak itu semakin mendekatinya. Merasa dalam keadaan bahaya, Namjoon pun langsung berlari kembali ke taman.

"Bagaimana?" tanya Seokjin begitu Namjoon sampai.

"Dia baik-baik saja," ujar Namjoon. Yang lain pun tersenyum lega mendengarnya. "Tapi, aura itu berada sangat dekat dengan Youra," lanjut Namjoon membuat yang lain kembali memasang wajah serius.

"Apa kau berpikir bahwa ada seseorang yang ingin mencelakai Youra?" tanya Taehyung.

"Aku tidak yakin, tapi anehnya aura ini sudah sedikit tercampur dengan aura Youra," ujar Namjoon membuat yang lain kaget.

"Jadi, Youra sudah pernah bertemu dengan aura ini sebelumnya?" tebak Hoseok.

"Kemungkinan seperti itu," balas Namjoon.

"Apa... aura ini ada dendam dengan Youra?" tebak Hoseok lagi.

"Teman-teman, apa kalian tidak menyadari sesuatu?" sela Yoongi tiba-tiba. Semua yang ada di sana pun langsung menoleh ke arah Yoongi.

"Menyadari apa?" tanya Seokjin.

"Bukannya aura ini juga pernah kita temui, hanya saja aura ini memang menjadi lebih gelap saat kita temui dulu," ujar Yoongi.

"Hah?" semua yang ada di sana terlihat kaget.

"Kalau tidak salah, kita menemui aura ini saat masih hidup, ini artinya aura ini milik orang yang dekat dengan kita saat masih hidup dulu," jelas Yoongi.

"Aku tidak merasa dekat dengan siapa pun saat masih hidup dulu," kata Jungkook.

"Maksudku, orang ini berada dekat dengan kita, bukan berarti kita dekat dengan dia sebagai teman," balas Yoongi.

"Mata-mata?"

Tbc...

====

Yah... akhirnya gua bisa update lagi setelah beberapa minggu/bulan ga update...

Maaf udah bikin kalian nungguin ni part sampe (mungkin) bosen...

Semoga part ini bisa menyembuhkan kekangenan kalian sama cerita gua :")

Last but no least, THANK YOU SO MUCH FOR 10k READERS,, WAAAA I DON'T BELIEVE IT!!! THANK YOU SO MUCH!!!

Thanks juga udah support gua selalu, see ya~

My Ghost Friends [BTS]Where stories live. Discover now