Anna Grace
"Dadah Ibu Julian, sampai berjumpa esok hari." Aku merapihkan buku dan menatanya dalam ranselku, dengan setengah berlari aku menuju ke kelas Alya yang berbeda gedung dengan kelasku.
"Alya..." panggilku ketika aku sudah berada di muka pintu kelasnya, sambil mencari aku melihat kelasnya sudah hampir kosong tetapi Alya tidak ada di dalamnya, Alya kamu pergi kemana?
"Hei.. apa kamu melihat adikku? namanya Alya, Alya Rose Grace, apa kamu mengenalnya?" tanyaku pada salah satu anak yang sedang berjalan keluar kelas.
"Alya? Alien itu?" lalu mereka segera berlari dan tertawa.
"Hey! Apa kata kalian, beraninya kalian berkata seperti itu! Aku akan memberitahukannya pada ibu Diana nanti!" kataku pada mereka yang sudah berlari menjauh.
Alya kamu ada dimana?? Apa yang sudah terjadi padanya? Aku berjalan dan mulai mencarinya, kelas demi kelas aku kunjungi dan aku masih mencarinya walaupun aku masih belum menemukannya.
"Ibu Diana?" kataku mengetuk pintu perlahan dan memasuki ruangannya.
"Oh.. Hai Anna.."
"Ibu Diana.. aku datang untuk menjemput adikku tetapi aku tidak dapat menemukannya dimanapun. Apa ibu bisa membantuku mencarinya?"
"Siapa nama adikmu Anna?"
"Alya.. Alya Rose Grace."
"Okay.. ayo kita cari adikmu bersama-sama." Ibu Diana menggengam tanganku dan kami mulai mengelilingi sekolah untuk mencari Alya.
Akhirnya aku menemukannya! Aku melihatnya sedang duduk di kursi taman belakang sekolah. Aku segera melepaskan tanganku dari genggaman Ibu Diana dan segera berlari untuk menemuinya. Ketika aku sudah mendekat, aku berjalan perlahan mendekatinya dan berdiri di hadapannya. Ia mengangkat kepalanya dan menatapku di hadapannya.
"Hei... aku mencarimu ke seluruh sekolah Alya.."
"Aku tidak ingin lagi pergi ke tempat dimana tidak ada kakak dan juga mama di sisiku.." katanya lalu segera memelukku erat.
"Ada apa Alya? Apa yang terjadi, kamu harus beritahukan kakak apa yang terjadi?" aku mengusap bahunya yang berguncang karena menangis.
"Tasku terjatuh ke lantai dan tabung oksigen kecil yang ada di tasku keluar. Mereka bertanya padaku apa itu dan aku memberitahukan mereka bahwa itu tabung oksigen untuk membantuku bernafas dengan normal, tetapi mereka malah mentertawakanku dan mengejekku. Kata mereka aku seperti alien saja yang membutuhkan tabung oksigen untuk bernafas.. Kakkk... apa aku seperti alien?" tanyanya sedih.
"Tidak.. tentu saja tidak.. kamu adalah adikku yang cantik. Kamu itu bukan alien?! Siapa yang berani mengatakan hal itu?"
"Kakak.. aku mau pulang.. ku mohon Anna.." katanya lalu memelukku erat.
"Alya.. kamu harus memberitahu ibu siapa yang mengejekmu seperti itu? Meledek seseorang bukanlah tindakan yang baik untuk dilakukan, tindakan itu tidak terpuji dan tidak sopan. Ibu tidak akan membiarkan murid ibu memiliki sifat dan sikap buruk seperti itu, jadi Alya maukan membantu ibu??" Ibu Diana berlutut di sisi kami, mensejajarkan pandangannya pada Alya.
"Membantu ibu bagaimana caranya?" katanya sambil sedikit terisak.
"Membantu ibu dengan memberitahukan ibu siapa yang melakukannya, jadi ibu bisa memberitahu mereka dan mengajarkan mereka bahwa sikap mengejek seperti itu sangat tidak patut dilakukan dan mereka harus bertanggung jawab dengan minta maaf atas apa yang mereka lakukan."
"Tapi apa aku harus pergi ke sekolah lagi besok??" katanya mengeratkan genggamannya padaku.
"Alya.. kakak akan menjagamu dan menemanimu.. dan ibu Diana juga akan bersamamu. Jika kamu tidak muncul kembali di sekolah artinya Alya kalah dan menerima apa yang mereka katakan itu benar."
"Apa aku harus datang lagi besok?" katanya manyun.
"Hei bunny.. bukankah sekolah menyenangkan? Maksud kakak pelajarannya, hal-hal baru di sekolah atau teman teman lainnya?" ia menatapku dan mengangguk.
"Baiklah.." katanya setuju. Aku menggandeng tangannya dan Ibu Diana mengantar kami ke gerbang dimana mama pasti sudah menunggu dan menjemput kami disana.
"Tunggu di mobil sama bibi Marie ya. Mama akan bicara dahulu dengan ibu Diana." Lalu kami menaiki mobil.
"Bagaimana hari pertama kalian sekolah Anna, Alya?" Tanya bibi Marie.
"Baik bibi." Aku tersenyum. "dan si kecilnya bibi bagaimana?" Alya hanya mengangguk pelan.
Kami hanya duduk menunggu di kursi belakang hingga mama selesai berbicara dengan ibu Diana. Aku melihat Alya yang sudah tertidur dan bersandar di bahuku. Alya.. jangan takut ya, kakak akan menjagamu.. kakak tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi.. lalu aku sangat ngantuk dan aku memejamkan mataku.
Ariella Grace
"Ibu Grace, ada hal yang perlu saya informasikan. Ini mengenai putri ibu, hari ini sepulang sekolah Anna datang ke ruangan saya dan memberitahukan saya bahwa ia tidak bisa menemukan adiknya dan kami bersama berkeliling untuk mencari Alya. Kami menemukannya sedang duduk di bangku di taman belakang sekolah dan... Alya sedang menangis."
"Apa yang terjadi dengan putri saya?" tanyaku panik.
"Atas nama guru dan sekolah, saya mohon maaf, ini merupakan kesalahan saya pribadi, Saya seharusnya memberikan perhatian lebih terhadap semua murid termasuk Alya. Alya cerita bahwa tadi siang ranselnya terjatuh ke lantai dan tabung oksigen yang ada di dalamnya terjatuh. Teman-temannya bertanya benda apa itu dan Alya jawab itu tabung oksigen untuk membantunya bernafas dengan normal, dan karena itu anak-anak lainnya meledek Alya dan memanggilnya dengan.. maaf... alien...saya tidak tahu kapan hal ini terjadi, tetapi sebagai seorang guru, sudah seharusnya saya menyelesaikan ini semua, saya membutuhkan peran ibu untuk membesarkan hati Alya agar ia mau kembali bersekolah. Saya sebagai gurunya yang bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi hari ini, untuk itu saya mohon maaf atas apa yang terjadi hari ini."
"Oh... yaaa.. saya mengerti." Kataku mengangguk dan berjalan kembali ke mobil.
"Hei.. mengapa lama sekali berbicara dengan ibu guru itu, lihat mereka sampai tertidur karena terlalu lama menunggumu." Kata Marie ketika aku masuk ke mobil.
"Marie.. aku rasa ini semua salahku.."
"Salahmu? Apa yang terjadi? Apa ada masalah?" tanyanya menatapku.
"Alya.. dia memiliki masalah di hari pertamanya sekolah." Aku menghela nafasku dan memegang keningku, aku menceritakan pada Marie apa yang terjadi.
"Mungkin seharusnya aku berpikir dua kali untuk memilih home schooling atau sesuatu yang-"
"Hey... Arie... jangan terlalu keras dengan dirimu, jangan selalu menyalahkan dirimu sendiri.. mereka akan baik-baik saja.. jangan berpikir terlalu banyak.. biarkan mereka menikmati masa kanak-kanak mereka di sekolah seperti anak-anak lainnya, biarkan mereka berteman, berman, belajar dan juga bertengkar, mereka akan belajar dan mengerti dengan perlahan. " aku menangguk.
Aku menoleh melihat kedua malaikatku yang sedang tertidur lelap di kursi belakang.
Putri- putri kecilnya mama, mama sangat amat menyayangi kalian..
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, Mom with (out) Daddy ( INDONESIA )
Romance"Mama..." Aku melihat Anna berjalan mendekat, aku menghapus air mata di pipiku dan tersenyum padanya. "Apa kamu terbangun di malam hari?" "Maafkan aku... maafkan aku mama..." katanya segera mendekati dan memelukku erat. "Maafkan mama juga sayang...