Nathan White
Aku berdiri di depan sekolah menunggu Marie untuk datang menemuiku.
"Maaf, aku terlambat.." katanya dan memberikan aku sebuah kartu.
"Untuk apa ini?" Aku mengambil kartu itu.
"Jika kamu ingin menjemput mereka, kamu harus memiliki kartu ini, jadi kamu bisa menunjukkan kartu ini pada pihak keamanan dan menunggu di ruang tunggu untuk bertemu dengan mereka di dalam sana."
"Oh.. Okay, terima kasih"
"Ku mohon bawa mereka kembali ke rumah sebelum pukul 4 sore ini."
"Yaa.. aku tahu itu.. sekali lagi terima kasih Marie" kataku tersenyum.
Aku berjalan dan mendekati petugas keamanan serta memberikan kartu itu. Petugas keamanan melakukan scan pada kartu itu dan memperbolehkan aku masuk dan berada di ruang tunggu para orang tua murid. Aku berjalan masuk dan melihat banyak orang tua yang sedang menunggu, mereka sedang berbicara satu dengan lainnya di ruang tunggu, mereka menatapku bingung, aku kembali menoleh melihat penampilanku yang aku rasa semua baik-baik saja, aku mengenakan Tshirt putih dengan jaketku dengan jeans, ah sudahlah, aku berjalan dan duduk di salah satu kursi menunggu mereka. Aku melihat satu per satu anak-anak mulai muncul di ruang tunggu dan menemui orang tua mereka.
Aku berdiri dan dengan tidak sabar menunggu mereka untuk muncul di hadapanku. Lalu aku melihat Anna yang bergandengan dengan Alya dan mereka mulai melihat sekitar mencari siapa yang menjemput mereka. Aku membuka kaca mata hitamku dan melambaikan tanganku berjalan ke arah mereka.
"Paman Nathan!" Anna berteriak memanggilku dan bersama Alya, mereka berjalan menghampiriku. Sebuah senyuman penuh kebahagian tergambar jelas di wajahku ketika aku melihat mereka mendekat.
"Hi anak-anak!" aku berlutut dan berhadapan dengan mereka.
"Apa yang paman lakukan disini?" Tanya Anna ketika sudah berdiri di hadapanku.
"Aaaa... paman ingin menjemput kalian berdua pulang dari sekolah" aku tersenyum dan mengusap rambut putriku, ya putriku... Aku dapat merasakan lapisan kaca menghiasi mataku.
"Kak Anna.. apa kakak mengenal paman ini? Siapa dia?" Aku melihat Alya dengan lugunya bertanya.
"Kamu ingat ketika kakak menceritakan pada kamu bahwa ada teman mama yang membantu kakak ketika kakak tersesat di Los Angeles? Paman ini yang menjaga kakak, paman Nathan." Anna menjelaskan padanya.
Paman? Aku berharap mereka dapat mengetahui kebenarannya? Oh Ayolah Nath! Mereka masih anak-anak.... Apa yang kamu harapkan dari mereka jika mereka mengetahui hal yang sebenarnya? Apa kamu pikir mereka akan percaya begitu saja dengan apa yang kamu katakan? Bahkan aku saja baru bertemu dengan Anna untuk yang kedua kalinya..
Alya melihatku dan berjalan mendekat padaku.
"Hi... Aku paman Nathan... Kamu pasti adiknya Anna ya?" aku memberikannya tanganku namun ia mendekati aku dan tiba-tiba melingkarkan lengan mungilnya di leherku dan memelukku.
"Hi paman.. Aku Alya." Katanya lalu melepaskan pelukannya padaku dan tersenyum. Alya yang manis.
"Okay.." Aku menggendong Alya dan menggandeng Anna dalam genggamanku.
"Kemana kalian ingin pergi?" tanyaku ketika kami sedang berjalan menuju tempat parkir mobil.
"Kita tidak pulang ke rumah?" Tanya Anna.
"Yeayyy! Aku mau es krimmm... pleasee" Alya memohon dengan wajah lucunya.
"Okay baiklah kita akan makan es krim!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, Mom with (out) Daddy ( INDONESIA )
Romance"Mama..." Aku melihat Anna berjalan mendekat, aku menghapus air mata di pipiku dan tersenyum padanya. "Apa kamu terbangun di malam hari?" "Maafkan aku... maafkan aku mama..." katanya segera mendekati dan memelukku erat. "Maafkan mama juga sayang...