11. White Buildings

18.2K 988 2
                                    

Anna Grace

"Anna apa yang harus aku katakan pada Ibu Jullian jika ia bertanya mengapa kamu tidak datang ke restaurant untuk makan malam?" Tanya Carra padaku.

"hmm beritahukan saja bahwa aku akan menghabiskan makan malamku di kamar? Atau beritahu saja kalau aku sudah tidur? Atau beritahu saja kalau aku sedang menelepon mamaku?" kataku sambil mempersiapkan tas untuk pergi ke gedung tempat daddyku bekerja.

"Anna... bagaimana caranya kamu kesana?"

"Mungkin aku akan mengendarai taksi kesana.. Baiklah ini sudah terlambat.. aku harus segera pergi..."

"Apa kamu tahu dengan jelas alamatnya?"

"Aku tidak mengetahui dengan jelas tapi aku rasa aku memiliki peta bagaimana menuju kesana.. aku akan segera kembali malam ini Carra.." kataku sambil melambaikan tanganku dan beranjak pergi meninggalkannya. Aku berjalan dengan hati-hati menuju ke lobby dan melihat sekitarku agar tidak ada seseorang yang mengenaliku, aku sudah mengenakan jaket dan juga topiku.

"Nona, bisa panggilkan aku taksi?" pintaku pada salah satu petugas yang berdiri dan berjaga di lobby hotel.

"Adik kecil.. dimana orang tuamu? Kamu tidak diperbolehkan untuk berpergian sendirian seperti ini.. " katanya menjelaskan.

"Oh ku mohon... aku hanya ingin segera pulang.. Ku mohon bantu aku mendapatkan taksi atau memangnya nona mau daddyku menunggu lama aku di rumah dan daddyku akan membuat perhitungan pada nona? Yasudah jika demikian, nona yang akan menghadapi daddyku langsung yaa?" kataku membujuknya sambil mengeluarkan handphone dan hendak menelepon seseorang.

Ku mohon... ku mohon percayalah padaku...

"Baiklah... Kemana kamu ingin pergi?"

"Gedung White"

"Apa itu rumahmu? Aku rasa itu bukanlah tempat tinggal adik kecil."

"Daddyku bekerja disana dan tentunya ia sudah menungguku disana.. " aku menatapnya penuh keyakinan.

"Baiklah... Okay.. satu taksi di tunggu di depan lobby sekarang." Aku melihatnya berbicara dengan earphonenya. Lalu satu taksi dating dan ia membukakan pintu untukku masuk ke taksi.

"Terima kasih." Kataku tersenyum penuh kebahagiaan dan aku melambaikan tanganku padanya.

"Hey anak kecil.. kau punya cukup uang untuk membayar taksi ini?" Tanya supir itu menatapku dari kaca-nya.

"Yaaa... tentu saja aku punya, mamaku memberikan aku uang. " aku membuka tasku dan mengambil beberapa dollar yang ada di tasku dan memperlihatkannya pada supir itu.

"Okay.. kita sudah sampai.. Biaya perjalananmu adalah $10.." kata supir itu dan menoleh menatapku.

"Ini uangnya.. Terima kasih sudah mengantarku kemari." Aku bergegas keluar dari taksi dan berdiri disebuah lobby gedung yang sangat besar.

Aku segera berjalan mencari seseorang yang mungkin bisa membantuku atau mungkin mereka mengenal daddyku. Gedung ini sangatlah besar, entah aku sudah berjalan sangat lama tapi aku tidak menemukan siapapun.. Tidak banyak orang yang ada di sekitar gedung ini, hanya beberapa orang yang berlalu sebelum aku sempat mendekati dan bertanya pada mereka. Aku melihat jam tanganku, Ini sudah pukul 8.00 malam, aku sangat berharap aku dapat bertemu dengan daddyku malam ini."

"Heyyyy!!!" aku menoleh dan mendapati seorang petugas keamanan gedung yang sedang berjalan mendekatiku.

"Apa yang kamu lakukan disini?" tanyanya.

"Aku disini ingin mencari daddyku.. Daddyku itu sangat tinggi dan memiliki mata berwarna biru sepertiku." Aku segera mengeluarkan foto yang aku simpan di dalam tasku.

"Anak kecil, kau tidak seharusnya berada disini.. dan perlu kamu tahu bahwa disini ada banyak sekali orang yang bertubuh tinggi dan tentunya selain kamu " petugas itu bahkan tidak melihat foto yang aku tunjukkan agar ia lihat.

"Ku mohon..." kataku penuh permohonan.

"Tidak bisa.. saat ini semua orang sudah pulang dan tidak ada di kantor.. Waktu bekerja juga sudah berlalu dua jam yang lalu anak kecil.. sekarang, telepon ibumu untuk menjemputmu disini atau aku akan menghubungi polisi jika kamu masih tidak mau segera pulang ke rumah."

"Okay.... baiklah... bolehkah aku menggunakan kamar kecil terlebih dahulu?"

"Tidak.... jangan berusaha untuk kabur dariku." Katanya memperingatiku sambil melotot.

"Tidak.. aku tidak seperti itu... aku kan sudah tidak menggunakan pampers lagi. Apa bapak mau aku pipis disini, benarkah tidak apa?" tanyaku.

"Arrrhhh, baiklahhh... berjalanlah lurus hingga sudut itu lalu belok ke kiri.. itu adalah toilet untuk tamu.. jangan terlalu lama, aku akan menunggumu disini."

"Okay... Terima kasih..." aku menggangguk dan segera berjalan menuju ke arah yang ia beritahukan, tapi sebelum aku berbelok ke kiri, aku melihat sekitarku. Tidak ada orang lain lagi disini dan aku melihat petugas keamanan itu sedang menghubungi seseorang di telepon. Aku segera berbelok ke kanan dan berlari tanpa bersuara. Aku berjalan dan terus berjalan dengan cepat hingga aku sampai di salah satu sudut lift. Ketika aku menekan tomboI lift, lift itu tidak berfungsi. Aku segera masuk ke sisi lift dan bersembunyi disana. Mungkin aku akan aman berada disini dan petugas kemanan itu tidak akan menemukanku.

Kata petugas itu, waktu bekerja sudah berakhir dua jam yang lalu, ahhh aku terlambat, mungkin daddyku juga sudah pulang ke rumah saat ini. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku duduk dan bersandar di lift memeluk kedua lututku. Aku melihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 8.30 malam. Dengan susah payah aku sudah berhasil tiba disini, aku harus bertemu dengannya. Mungkin lebih baik aku menunggunya saja hingga esok pagi dan bertanpa pada receptionist atau karyawan lainnya mengenai daddyku. Aku menggenggam foto mamaku dan sesorang pria itu. Mereka di foto itu terlihat sangat serasi dan aku menyimpan kembali foto itu di dalam tas ranselku. Aku sangat lelah setelah berlari dan berjalan tanpa henti menghindari petugas keamanan itu. Aku memeluk erat ranselku dan memejamkan mataku.

Daddy... aku sangat ingin bertemu denganmu... aku tidak sabar ingin segera bertemu denganmu esok hari...

Me, Mom with (out) Daddy ( INDONESIA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang