Nathan White
"Heiii... ada apa? Jangan menangis Anna.." aku merengkuhnya dalam pelukanku.
"Aku sudah membuat kesalahan.. aku mengingkari janjiku sama mama.." ia menatapku sedangkan aku melihat air mata mulai mengalir membasahi pipinya.
"Heii.. tidak apa.. terkadang seseorang mengingkari janji yang sudah mereka buat namun pasti ada alasan yang membuat mereka mengingkarinya.. " aku mengusap air mata yang membasahi pipinya yang merah dan kembali memeluknya erat.
Yaaa.. ia juga telah mengingkari janjinya padaku.. Dia berjanji bahwa ia tidak akan meninggalkanku tetapi ia meninggalkanku.. Aku menoleh ketika melihat handphoneku bordering menandakan ada panggilan masuk. Aku melepaskan pelukanku dan berjalan menjauh untuk menerima panggilan telepon itu.
"Batalkan semua meeting dan jadwalku hari ini. Terima kasih." Kataku pada sekertarisku di telepon. Aku hanya ingin menemani Anna hingga ia bertemu dengan ibunya.. Tidak.. aku.. aku ingin bertemu dengannya.. Aku kembali berjalan mendekati Anna.
"Kita masih memiliki tiga jam hingga mamamu datang kemari dan menjemputmu." Kataku tersenyum menatapnya. Anna hanya mengangguk tetapi ia masih terdiam menatapku.
"Apa yang ingin kamu lakukan sekarang?" tanyaku masih menatapnya.
"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan" katanya menggeleng dengan raut wajahnya yang lugu.
"Bagaimana jika kita saling memberitahukan rahasia kita satu sama lain? Hmm cukup kita berdua yang tahu bagaimana?"
"Rahasia tentang apa?"
"Tentang apapun? Kita bisa melakukannya sambil makan ice cream atau membeli boneka teddy bear atau mainan lainnya yang kamu inginkan? Apa yang kamu inginkan?"
"Yeyyyy! Ice cream!" katanya berteriak senang dan aku melihat seberkas kilau dari sesuatu yang melingkari lehernya.
"Apa itu?"
"Apa?"
"Apa itu kalungmu?" Anna mengangguk dan mengeluarkan kalung yang melingkari di lehernya lalu menunjukkannya padaku. Aku memegang kalung itu di telapak tanganku lalu kembali menatapnya.
"Apa ini milikmu?"
"Ini punya mamaku tapi mama memberikannya padaku.." Aku kembali menatap kalung yang ada di tanganku. Kalung ini sama dengan kalung yang aku berikan untuk hadiah ulang tahunnya. Ia masih menyimpan kalung ini bahkan memberikannya untuk putrinya?
"Kata mama.. ini adalah sebuah miniatur bola dunia.. katanya aku adalah dunianya dan hidupnya." Yaa.. kamu adalah duniaku dan hidupku. Aku ingat itu kata yang aku ucapkan padanya. Aku menghela nafasku dan tersenyum menatapnya. Apa ini semua benar? Aku memiliki perasaan aneh yang tidak bisa aku deskripsikan.. Sesuatu yang aneh, asing dan tidak pernah aku rasakan sebelumnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, Mom with (out) Daddy ( INDONESIA )
Romance"Mama..." Aku melihat Anna berjalan mendekat, aku menghapus air mata di pipiku dan tersenyum padanya. "Apa kamu terbangun di malam hari?" "Maafkan aku... maafkan aku mama..." katanya segera mendekati dan memelukku erat. "Maafkan mama juga sayang...