Nathan White
Aku masih memeluk Anna ketika Jane memberitahukan aku bahwa Ariella sudah tiba disini, aku menginstruksikannya untuk menghubungi Ariella dan memberitahukannya untuk bertemu di taman dekat kantorku. Aku menggendong Anna dan ketika ia bergerak dan hamper terbangun, aku segera mengusap punggungnya agar ia kembali tertidur.
"Hey shhh.. tidak apa.. tidurlah." Ia kembali meletakkan kepalanya di bahuku. Aku masih menggendongnya ketika hendak beranjak dari penthouseku.
"Mamaa" katanya terbangun namun masih mengantuk dan bersandar di bahuku.
"Kita akan segera menemuinya." Kataku dan menggendongnya hingga memasuki lift.
"Beritahu Darren untuk bersiap di lobby." Kataku pada Jane ketika ia berjalan di sisiku dan membawa tas ransel Anna.
Aku menurunkan Anna untuk berdiri sendiri dan masuk ke mobil bersamaku.
"Apa kamu sudah lama berteman dekat dengan mama?" aku menoleh melihatnya ketika bertanya hal ini.
Teman? Haruskah aku memberitahunya bahwa aku ini bukan hanya sekedar teman, tapi aku adalah mantan tunangan ibunya?
"Tuan.. kita sudah tiba di taman."
"Terima kasih Jane, Ayo kita akan segera bertemu dengan mamamu."
Aku berjalan menuju ke salah satu bangku taman dengan Anna yang berjalan di sisiku, Aku menggendeng tangannya dan dapat aku rasakan tangan mungil nya sangat dingin dalam genggamanku. Apa ia kedinginan? Aku berhenti dan berlutut sejajar menatapnya. Aku dapat melihat wajahnya yang pucat menatapku.
"Hey.. apa kamu baik-baik saja?"
"Hanya sedikit dingin." Katanya memeluk dirinya dengan kedua lengannya. Aku membuka jas ku dan melingkupi tubuh mungilnya yang kedinginan. Aku tersenyum ketika melihatnya mengenakan jasku yang sangat kebesaran di tubuh mungilnya.
Anna masih menggengam tanganku ketika kami berjalan di taman. Kita duduk di salah satu bangku taman di sisi sungai kecil sambil menunggu Ariella.
Aku tidak dapat mendeskripsikan bagaimana perasaanku saat ini. Setelah tujuh tahun dan aku akan bertemu lagi dengannya. Aku kembali teringat ketika lima tahun yang lalu, aku melihatnya dari kejauhan ketika ia menggendong seorang bayi. Aku yakin itu pasti Anna yang ada dalam dekapannya. Aku hanya masih tidak habis piker mengapa ia meninggalkanku dan menikah dengan pria lain, memiliki keluarga sedangkan aku masih berada disini, berada dimana aku masih tidak dapat menerima semua kenyataan dalam hidupku ini. Apa yang harus aku lakukan saat ini ketika aku bertemu dengannya nanti.
"Mamaaa...." Aku kembali dari lamunanku ketika aku mendengar Anna memanggilnya. Aku menoleh melihatnya dan ia juga melihatku. Aku bahkan tidak dapat merasakan detak jantungku sendiri. Aku hanya dapat terdiam dan menatapnya. Kami hanya terdiam sesaat dan saling menatap. Dia selalu sama.. selalu cantik dan selalu mempesona bahkan semenjak kita pertama kali bertemu, tapi aku menyadari bahwa dia bukan Ariellaku lagi sekrang. Aku masih terdiam ketika Anna melepas genggaman tanganku dan berlari ke dalam pelukannya. Anna memeluknya sangat erat dan dapat aku lihat begitu juga dengan Ariella yang memeluknya seolah tidak akan pernah melepaskannya untuk pergi lagi. Aku berdiri dan mengambil jasku yang terjatuh ketika Anna berlari. Aku berjalan perlahan mendekati mereka dan ketika menyadari keberadaanku, Ariella melepaskan pelukannya dan menggengam tangan Anna berjalan mendekatiku. Kami hanya saling menatap untuk sesaat. Aku tidak mampu menjelaskan.. betapa aku sangat merindukannya.. Aku sangat merindukan Ariella..
Ariella Grace
Aku baru saja tiba di taman dan hendak melakukan panggilan telepon ketika aku mendengar suara Anna memanggilku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, Mom with (out) Daddy ( INDONESIA )
Romance"Mama..." Aku melihat Anna berjalan mendekat, aku menghapus air mata di pipiku dan tersenyum padanya. "Apa kamu terbangun di malam hari?" "Maafkan aku... maafkan aku mama..." katanya segera mendekati dan memelukku erat. "Maafkan mama juga sayang...