40. Me and My Heart

20.8K 1K 2
                                    

Nathan White

Tidak pernah terbayangkan ini semua akan terjadi sekarang.. seseorang yang sangat aku cintai ada disini dalam pelukanku dan bersamaku memandang danau dengan sunset yang indah di hadapan kami.. aku tidak akan pernah melepaskannya lagi dari genggamanku.. tidak akan pernah... Ini semua terasa seperti mimpi.. mimpi yang sangat indah dan menjadi kenyataan untukku.. aku mencium puncak kepalanya dan mempererat pelukanku..

"Aku melihatmu malam itu.. Kamu menerima cincin darinya." Ella melepaskan pelukannya dan berhadapan menatapku...

"Aku juga melihatmu tapi saat aku ingin berjalan mendekatimu, kamu sudah pergi, aku mencarimu tapi aku tidak bisa menemukanmu lagi disana.. "

"Aku berpikir aku sudah kehilanganmu lagi ketika aku melihat semua itu... saat itu aku hanya ingin menghilang dari sana, aku tidak bisa dan tidak ingin melihat itu semua..." kami hanya saling menatap seolah semua kata sudah terungkapkan dengan jelas bahwa kami saling merindukan satu dengan lainnya.

"Aku tidak pernah mengatakan ya sebagai jawabanku.. dia memasangkan cincin itu tiba-tiba... dan aku tidak tega menolaknya di hadapan semua orang yang ada disana.. aku hanya tidak ingin mempermalukan dia, keluarganya di depan semua tamu undangan yang hadir disana.. Aku minta maaf... ini semua memang salahku... seharusnya aku mengatakan tidak saat itu..." yaaa Ariella aku memang tidak akan mampu melakukan hal itu pada orang lain.. aku tersenyum ketika ia memperlihatkan padaku sekali lagi kesepuluh jarinya. Dan aku tidak melihat ada cincin itu disana.

"Aku mengembalikan cincinnya di malam itu, setelah pesta selesai, dan setelah itu aku segera pulang ke rumah dan menemukan sebuah buket bunga mawar yang sangat indah dengan handphone lamaku dan juga surat darimu.." aku mengusap lembut pipinya dan masih menatapnya..

"Aku ingin kamu tahu Nath... tujuh tahun lamanya aku merindukanmu, tujuh tahun lamanya aku berusaha melupakanmu... tapi kamu selalu ada di pikiranku, di hatiku, di setiap malamku, di setiap hariku bahkan setiap aku melihat Anna.. aku hanya melihatmu dalam dirinya.. mungkin itu yang memberikan aku kekuatan untuk bertahan selama ini... Anna membuatku merasakan seolah kamu selalu ada bersama denganku.... Aku tahu aku sangat bodoh.. aku terlalu terlarut dalam keadaan dan pemikiranku.. aku berpikir bahwa kamu sudah menikah seblumnya... Aku ada disana di hari pernikahanmu.. aku disana, didalam taksi menunggumu di luar gereja.. Aku melihat pengantin wanita datang dan tersenyum bahagia dengan semua tamu undangan yang ada... dan aku memutuskan untuk pergi saat itu... aku takut, jika aku melihatmu disana, aku tidak akan bisa menahan diriku untuk berlari padamu dan memohonmu untuk tetap bersamaku... tapi aku tidak bisa melakukan itu, maka setelah itu aku memutuskan untuk pergi darimu dan memulai semuanya dari awal dengan bagian dari dirimu yang ada dalam rahimku.." aku mengusap air mata yang mengalir di kedua pipinya.. aku tidak akan pernah membiarkannya menangis lagi..

"Aku minta maaf.. aku minta maaf untuk semuanya... Aku minta maaf karena aku sudah meninggalkanmu." Aku menariknya dan memeluknya dengan erat..

"Jangan pernah meninggalkan aku lagi." Aku mencium kepalanya.

Ariella Grace

"Aku tidak mau dan tidak akan melakukannya lagi.. aku pernah meninggalkanmu dan aku tahu bagaimana perasaan itu, dan aku rasa aku tidak akan mampu melakukan hal itu lagi." Aku menggeleng dan meletakan kepalaku di dadanya, di dalam pelukannya.. Dekapannya selalu menjadi tempat yang paling nyaman untukku

"Aku menyayangimu... benar-benar sangat menyayangimu, dengan seluruh hatiku dan seluruh hidupku..." ia tidak berkata apapun dan hanya memelukku semakin erat.

"Ohh.. aku lupa sesuatu." Aku tersenyum dan menatapnya. Kami hanya saling tersenyum dan mengusap air mata yang membasahi pipi kami. Aku mengambil sebuah kotak kecil dan memberikan itu padanya.

"Anna menemukan ini di saku jasmu." Ia memegang kotak itu dan tersenyum.

"Malam itu ketika kita pergi ke rumah sakit karena kondisi Alya, aku sudah merencanakan akan melamarmu.. tapi karena hal itu tidak dapat terjadi, maka izinkan aku memiliki kesempatan itu saat ini.." ia tersenyum dan berlutut di hadapaku, dengan tangannya yang memegang kotak itu. Aku hanya mampu tersenyum menatapnya melakukan itu di hadapanku.

"Aku tahu kita sudah mengalami banyak hal, tujuh tahun berpisah denganmu merupakan tujuh tahun terburuk selama hidupku.. namun entah mengapa aku selalu percaya bahwa suatu hari kamu akan kembali lagi bersamaku...aku tidak tahu tapi aku percaya hal itu.. aku mencintaimu dengan caraku, karena aku tidak tahu cara lainnya untuk mencintaimu.. aku mencintaimu sederhana, tanpa ada alasan apapun, tanpa ada keraguan apapun, tanpa aku tahu kapan, dimana semua itu terjadi...yang aku tahu, aku menyayangimu dan mencintaimu..hanya kamu seorang...."

"Tetaplah bersamaku selamanya.. menjadi istriku, menjadi ibu dari anak-anakku, menjadi matahari terbit dan terbenamku... aku tahu aku tidak mempersiapkan apapun untuk melamarmu saat ini, hanya cincin ini, di belakang mansion kita, rumah kita, hanya aku dan seluruh hatiku.. dan biarkan sunset dan juga danau gunung ini menjadi saksi untuk ini.. Ariella Grace, menikahlah denganku?" ia membuka kotak itu menunjukkan cincin di dalamnya dengan matanya yang tidak pernah teralihkan menatapku.

"Yaaa..." hanya kata itu yang mampu aku ucapkan. Aku hanya mampu menangis saat ini. Ia tersenyum dan memasangkan cincin itu di jariku.. aku dapat melihat matanya berkaca kaca menatapku sedangkan aku sudah menangis penuh haru. Aku tertawa kecil dan memeluknya erat.

"Aku mencintaimu... aku sungguh mencintaimu.. " aku memejamkan mataku dan merasakan angin berhembus menyentuh pipiku dan aku berada dalam pelukan Nathan.. aku adalah milikmu Nath, selamanya akan menjadi milikmu.. tidak hanya hatiku, tubuhku tapi seluruh jiwaku..

"Katamu sebelumnya ini mansionmu?" kataku sambil berjalan dengannya yang masih menggengam tanganku.

"Mansion kita dan rumah kita.. aku sudah mempersiapkan semua ini semenjak tujuh tahun yang lalu.. aku ingin memberikanmu kejutan saat itu sebagai hadiah pernikahan kita tapi semuanya sudah terjadi.. aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan setelahnya, aku hanya sesekali datang kemari dan mulai memperbaiki dan membangun kembali semuanya. Aku hanya ingin membuat semuanya menjadi sempurna di setiap sudutnya dan di setiap sisinya bahkan aku tidak tahu mengapa aku tetap melakukannya, aku hanya percaya, suatu hari nanti aku akan bisa bersama denganmu kembali.. Saat dimana aku ingin melamarmu, semua yang ada di mansion ini sudah siap dan aku juga sudah mempersiapkan kamar untuk Anna dan juga Alya.." aku menatapnya dan tersenyum dengan semuanya penjelasannya tentang mansion ini. Aku menyentuh kedua pipinya dengan tanganku.

"Kamu terlihat tampan dengan ini " aku mengusap lembut jenggot tipisnya dan menyentuh bekas memar di sudut bibirnya.

"Terlihat tampan ketika aku berantakan seperti ini?" tanyanya tertawa kecil.

"Setidaknya aku tahu, aku harus mengurusmu dan aku harus selalu ada bersamamu "

"Okay... aku akan membiarkan jenggot ini sehingga kamu bisa mengurusku selamanya " Aku tertawa mendengar jawabannya. Aku kembali melihat pemandangan danau dan gunung di hadapanku. Sangat indah...

"Danau dan juga gunung di taman belakang mansion?"

"Kamu menyukainya?"

"Aku sangat menyukainya..semuanya sangat indah"

"Bagaimana kamu bisa berada disini? Aku takut aku hanya berhalusinasi saat ini.. tapi ketika aku menyentuhmu, aku tahu kamu nyata..." aku tidak dapat menahan tawaku mendengarnya.

"Semua ini nyata.. ini aku... bersamamu.." aku menggengam tangannya dan menciumnya.

"Seseorang menjemputku untuk terbang kemari dan membawaku kemari untuk bersamamu.."

"Siapa dia, laki-laki atau perempuan? Aku harus berterima kasih padanya.. aku berhutang masa depanku padanya."

"Kita berhutang semuanya pada laki-laki ini.. maukah kamu bertemu dengannya?"

"Laki-laki? Seorang laki-laki membawa calon istriku terbang dari Seattle menuju kemari?" tanyanya bingung menatapku.

"Dia juga menjaga kedua putri kita..."

"Apa kamu memiliki saudara lainnya atau paman atau kakak yang tidak aku ketahui?"

"Tidak... Ikutlah bersamaku" aku tersenyum dan menggandengnya untuk ikut bersamaku.

Me, Mom with (out) Daddy ( INDONESIA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang