Nathan White
Aku baru saja tiba di Seattle, aku melihat jam tanganku yang sudah menunjukkan sudah hampir tengah malam. Tapi aku sangat ingin bertemu dengan putriku, aku tahu aku tidak dapat melakuakannya malam ini. Aku sudah membaca kembali semua data yang Gerrad berikan padaku Aku tahu siapa yang harus aku temui saat ini, ya aku harus segera menemuinya, aku harap ia dapat membantuku.
Aku berjalan memasuki restaurant dan meihat seseorang yang aku cari sedang di salah satu meja.
"Maaf tuan tapi restoran ini akan tutup kurang dari sepuluh menit lagi." Katanya menatapku bingung seolah ia mengenalku namun aku belum pernah bertemu dengannya..
"Apa kamu Marie?" tanyaku langsung dan wajah bingungnya seketika berusah menjadi kaget seolah menyadari bahwa ia mengenaliku.
"Ummm... yaaa, dan kamu.."
"Aku Nathan" aku memberikan tanganku dan memperkenalkan diriku. Aku masih melihat ekspresi terkejut dan panik dari wajahnya sebelum akhirnya ia menyambut jabatan tangankuu..
"Jangan khawatir.. aku membuthkan bantuanmu.. Boleh aku duduk?" Marie menoleh ke sekitar lalu menatapku kembali.
"Um... yaaa.. silahkan duduk."
"Kau ingin minum atau pesan apa?"
"Tidak.. aku hanya ingin berbicara."
"Oh-Okay..Apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Aku butuh bantuanmu. Aku tidak tahu aku harus bagaimana, aku harap kau bersedia membantuku."
"Membantumu? Tentang apa?"
"Putriku." Ia terdiam sesaat setelah aku mengucapkan kata itu.
"Oh.. Aku yakin aku tidak perlu bertanya padamu bagaiama kamu bisa tahu ini semuanya. Tentu saja kamu sudah melakukan investigasi mengenai semua hal ini, seperti apa yang Ariella katakan padaku sebelumnya. Jika kau ingin aku membantumu hanya untuk mengambil Anna untuk bisa bersamamu, aku rasa kau lebih baik cepat keluar dari restoranku ini, karena aku tidak akan pernah membantumu melakukan hal itu.." katanya menatapku serius sambil melipat taangannya di atas meja..
"Tidak.. Tidak hanya Anna.. Aku ingin Ariella juga bersamaku dan juga Alya."
"Apa? Apa yang kamu katakan?" Aku menghela nafasku. Aku tidak suka mengulangi perkataan yang baru saja aku ucapkan tapi aku harus bersabar saat ini untuk putriku, untuk memperbaiki semuanya.
"Aku ingin membawa Ariella dan juga putri-putriku, Anna dan Alya. Aku membutuhkan bantuanmu. Aku ingin mereka kembali bersamaku."
"Apa yang bisa aku lakukan? Sejujurnya aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk membantumu tapi aku akan membantumu untuk bisa bersama dengan mereka."
"Untuk saat ini, aku hanya ingin bertemu dengan putriku, aku tahu kau bisa membantuku." Aku menatapnya serius dan penuh harap.
"Besok aku akan membantu Ariella untuk menjemput anak-anaknya, mungkin aku bisa memberikan tugas itu untukmu agar kau bisa bertemu dengan mereka?"
"Yaaa, tentu saja.. Terima kasih banyak untuk itu Marie." Aku tersenyum senang dan segera berjalan kelkuar dari restoran. Aku sudah tidak sabar esok akan bertemu dengan putriku.
Aku menyuruh driverku untuk membawaku ke rumah Ariella, aku tahu ini sudah lewat tengah malam, mereka mungkin sudah tertidur saat ini.
"Berhenti disini." Kataku pada driver untuk berhenti di seberang rumahnya. Aku menurunkan jendela dan melihat lampu di dalam rumahnya sudah padam. Mereka pasti sudah tertidur di dalam sana. Aku masih harus menunggu beberapa jam kemudian untuk bisa bertemu dengan mereka. Aku masih berada di sini sudah sekitar satu jam lamanya, aku hanya ingin berada dekat dengan mereka sambil berpikir hal apa yang harus aku lakukan untuk memperbaiki semuanya. Aku harap waktu dapat cepat bergerak sehingga aku bisa bertemu dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, Mom with (out) Daddy ( INDONESIA )
Romance"Mama..." Aku melihat Anna berjalan mendekat, aku menghapus air mata di pipiku dan tersenyum padanya. "Apa kamu terbangun di malam hari?" "Maafkan aku... maafkan aku mama..." katanya segera mendekati dan memelukku erat. "Maafkan mama juga sayang...