7. Explanation 2

17.1K 978 2
                                    

Anna Grace

Aku duduk di sisi tempat tidur dengan bibi Marie duduk di sisiku.

"Bagimana bibi bisa mengenal daddy? Beritahu aku semuanya ku mohon.." kataku memohon pada bibi Marie.

"Sejujurnya bibi tidak tahu bagaimana bibi harus menjelaskan semua ini pada Anna.. tapi bibi mohon biar ini menjadi rahasia di antara kita berdua yah?" Aku menggapai jari bibi untuk menepati janji kita bersama dan mengaitkannya dengan jariku.

"Janji" kataku tersenyum mengangguk.

"Daddynya anna tidak berada di Seattle, sama seperti mama Anna yang juga tidak tinggal disini sebelumnya. Dan sebenarnya bibi tidak mengenalnya secara langsung, tapi mamamu bercerita cukup banyak tentangnya dan membuat bibi menjadi mengetahui banyak hal tentang daddynya Anna. Dia, dia tinggal di Los Angeles. Cukup jauh dari Seattle."

"Dimana dia sekarang? Apa bibi tahu dimana daddyku tinggal disana?" tanyaku ingin tahu.

"Bibi tidak mengetahui dengan pastinya tapi, bibi tahu bahwa ia bekerja dan berada di salah satu gedung cukup ternama, gedung White Corporation. Itu yang bibi ketahui. Mamamu amat sangat mencintainya dan kamu... kamu itu sama persis seperti daddymu... matamu, wajahmu, bahkan hampir semua hal kamu itu sama dengan daddymu "

"Beritahu aku lebih banyak lagi bibi..."

"Bibi rasa akan lebih baik jika mamamu yang akan memberitahukan semu hal tentang daddynya Anna. Mama bilang sama bibi bahwa mama akan memberitahukan Anna semua tentang dia."

"Bibi... mengapa daddy tidak tinggal bersama dengan kita? Apa daddy tidak menyayangi aku?"

"Anna, bibi sendiri juga tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi.. tapi suatu hari nanti, Anna pasti akan mengerti.. ini semua hanya tentang waktu.. Anna sabar yah? Bibi yakin suatu hari nanti kita semua akan mengerti apa yang terjadi, dan bibi juga yakin daddynya Anna pasti akan sangat senang kalau dia tahua dia memiliki putri yang sangat cantik dan manis." Bibi tersenyum mengusap pipiku.

"Terima kasih bibi." Aku memeluk bibi erat.

Ariella Grace

Aku memeluk Alya dan meletakkannya dengan perlahan di atas tempat tidur di sisi Anna. Aku melihat Anna sudah tertidur lelap ketika kami sudah tiba di rumah. Aku berjalan ke sisi tempat tidur tempat Anna berbaring dan aku melihat hidungnya yang merah, ia pasti menangis ketika aku pergi. Aku mengecup keningnya dan menyelimuti tubuh mungilnya agar ia tidak kedinginan.

Aku menutup pintu perlahan dan segera turun ke lantai bawah. Hari yang cukup berat untukku, aku membuat secangkir teh hangat untukku. Aku menoleh melihat tasku yang masih berada di atas meja, ku ambil dompet di tasku dan mengambil satu lembar foto yang selalu terselip di salah satu sisi dompetku.

Aku melihat fotoku dengan dia yang menatapku di foto itu. Foto dimana kita masih bersama dulu, salah satu temannya mengabadikan moment kebersamaan kami. Aku tersenyum ketika melihat foto itu, menggambarkan betapa bahagianya kita saat bersama, bahkan kita tidak menyadari apa yang terjadi di sekitar kita.

Apa yang akan terjadi ketika kamu tahu bahwa kita memiliki seorang putri? yaaaaa.... Kita memiliki seorang putri Nath.. tapi aku tahu, aku hanya tidak ingin menjadi beban untukmu, aku tidak ingin menganggu hidupmu yang akan lebih baik tanpa keberadaanku. Aku tahu ini yang terbaik untuk kita.. Tapi aku berjanji, aku akan menjaga dan merawat putri kita dengan semua kekuatan yang aku miliki. Aku akan melakukan segalanya untuk putri kita.

"Mamaaaaa..." aku menoleh mendapati Anna menuruni tangga dan mendekat padaku, Aku mengusap air mata yang tanpa aku sadari jatuh membasahi pipiku dan segera tersenyum padanya.

"Anna, apa anna terbangun?"

"Maaf ya ma... maafin Anna ya maaa..." katanya melingkarkan tangannya dan memelukku.

"Maafin mama juga baby.. Mama hanya bingung, mama bingung bagaimana dan apa yang harus mama katakan sama Anna.. " Aku berdeham dan melepaskan pelukanku. Aku memegangnya dan meletakkannya di pangkuanku.

"Anna punya seorang daddy.. dia adalah seorang yang baik.. manis dan sopan... tapi mama harap Anna dapat mengerti bahwa mama dan daddy tidak bisa bersama lagi, tetapi selama Anna dan Alya selalu ada bersama dengan mama.. mama tidak membutuhkan yang lainnya.. Anna itu dunianya mama.. segalanya untuk mama... nafas dan kehidupan mama.. mama akan melakukan apa aja yang mama bisa untuk menjaga Anna dan Alya... untuk membuat anak mama selalu bahagia.. kamu itu matahari di langit mama yang gelap, mama tidak mau hidup jika tidak ada Anna disana bersama mama, dan mama juga janji akan selalu ada untuk Anna apapun yang terjadi.. Anna sayang gak sama mama?" Aku menangis ketika mengucapkan kata-kata ini pada putriku, ungkapan hatiku yang jujur dan mendalam sebagai seorang ibu untuknya. Aku melihatnya menangis juga menatapku.

"Jangan menangis maa."

"Anna sayang banget sama mama.. I love you mama.." ia menautkan dahi kita bersama.

"Mama juga sayang dan cinta banget sama Anna.. untuk sekarang dan selamanya."

"Maafin Anna ya maa.. sudah buat mama sedih.. sudah buat mama menangis.." aku menggeleng menatapnya.

"Nathan... nama daddy nya Anna adalah Nathan.. dia sangat mirip dengan Anna... kamu memiliki kedua matanya, bibirnya, bahkan semua hal tentangnya.. "

"Daddy Nathan?" aku mengangguk dan tersenyum.

"Apa ia tinggi?"

"Yaaa.. Dia lebih tinggi dari mama.. dia juga terlihat tampan, kuat, manis dan juga kaku."

"Kaku? benarkah? Apa ia juga memiliki mata berwarna biru sepertiku?"

"Yaaa.. ia juga memiliki mata biru yang indah sepertimu.." aku tersenyum menatapnya yang tersenyum germbira.

"Tapi Alya memiliki mata coklat sama seperti mama.."

"Yaaa sayanggg... ini sudah larut malam.. ayo kamu harus kembali tidur yah. Mama akan mengunci pintu terlebih dahulu, kamu naik ke kamarmu dan tidur yah? Selamat malam sayang.. I love you." Aku mengecup pipinya lalu keningnya.

Anna Grace

"Yaaa sayanggg... ini sudah larut malam.. ayo kamu harus kembali tidur yah. Mama akan mengunci pintu terlebih dahulu, kamu naik ke kamarmu dan tidur yah? Selamat malam sayang.. I love you." Mama mengecup pipiku dan keningnku.

"I love you too mama." Kataku dan mama segera berlalu menuju ke pintu depan, ketika aku hendak melangkah, aku melihat sesuatu terjatuh di atas lantai. Sebuah foto. Sedikit terkejut aku segera mengambil foto tersebut. Aku segera menoleh melihat mama yang masih mengunci pintu dan dengan sangat cepat aku berlari naik ke kamarku.

Aku menyalakan lampu di sisi tempat tidurku dan melihat foto yang ada dalam genggaman tanganku. Di foto ini ada mama dan juga seorang pria... apa ia daddyku? Aku tersenyum dan menyentuh foto itu dengan jariku. Aku dapat melihat pria itu lebih tinggi dari mama, aku juga dapat melihat matanya yang biru menatap mama saat foto itu diabadikan.. Aku meletakkkan foto itu di balik bantalku. Aku punya daddy... Hi daddy, aku berharap suatu hari nanti aku bisa bertemu dengannya... Aku segera memejamkan mataku dengan senyuman yang masih menghiasi wajahku.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Me, Mom with (out) Daddy ( INDONESIA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang