1. Anna Rose Grace

50.7K 1.7K 13
                                    

Anna Grace

Hi... namaku Anna Rose Grace.. kamu bisa memanggilku cukup dengan Anna.. seperti mama dan juga temanku memanggilku. Aku berumur 6 tahun tetapi tahun ini aku akan berumur 7 tahun. Aku sudah tidak sabar menunggu ulang tahuhku di bulan September ini. Aku memiliki seorang adik perempuan kecil. Namanya Alya Rosa Grace. Kalian bisa memanggilnya dengan Alya. Dia sangat lucu dan menggemaskan, aku juga sangat menyayanginya.. Aku mengetahui adikku memiliki sesuatu yang special semenjak ia terlahir ke dunia ini. Mama ku bilang, ketika ia terlahir, ia memiliki masalah dengan paru-parunya dan hal itu membuatnya tidak boleh terlalu lelah atau ia akan kesulitan untuk bernafas karena kelainan pada paru-parunya. Jika ia mengalami kesulitan bernafas, mama sudah mengajariku untuk membantunya suatu alat bantu berbentuk tabung kecil untuk membantunya bernafas normal.. mungkin hal ini yang membuat mama juga sangat menjaga Alya..

Aku memiliki penampilan seperti anak kecil lainnya, tetapi aku memiliki mata berwarna biru dan juga rambut berwarna pirang. Berbeda dengan Alya. Alya memiliki mata berwarna hazel dan ia juga memiliki rambut berwarna coklat sama seperti mamaku. Aku dapat mengimajinasikan mungkin aku mirip seperti daddyku? Mungkin daddyku memiliki rambut berwarna pirang dan juga memiliki mata berwarna biru sepertiku, karena setiap kali mama menatapku, ia selalu terdiam dan menatap mataku penuh arti, seperti ia bedang melihat sesuatu yang lainnya.

Mama bekerja sebagai salah satu dosen di universitas, ia selalu sibuk dengan pekerjaannya tetapi ajaibnya ia selalu memiliki waktu untuk bercerita sebelum kami tertidur di malam hari. Ia juga selalu merawat dan menjaga aku dan terutama Alya. Terkadang mama terlalu sibuk memperhatikan semua kebutuhan Alya, sebagai kakak aku berusaha untuk mengerti dengan keadaan ini, tetapi terkadang aku juga ingin seseorang yang dapat menjagaku dan menemaniku ketika mama sedang menjaga Alya.. aku berharap seseorang itu adalah daddy.

Daddy? Aku tidak mengetahui ayahku siapa. Seperti apa wajahnya, karena aku tidak pernah bertemu dengannya bahkan aku tidak pernah melihat fotonya sekalipun. Aku pernah bertanya dan meminta pada mama untuk memberitahukan aku tentang daddy dan aku hanya ingin melihat fotonya. Mama selalu dan akan selalu bilang bahwa selama kita bersama dan selama kita bahagia saling memiliki satu dengan lainnya, hal itu yang terpenting. Tetapi aku sangat ingin bertemu dengan daddy, setidaknya aku hanya ingin melihat wajahnya. Mama akan selalu berusaha menghindari pertanyaanku dan aku akan berhenti bertanya tentang hal itu, karena setiap kali aku membicarakan hal ini, mama terlihat sedih dan aku dapat melihat matanya berair hendak menangis. Aku tidak akan bertanya lebih lanjut ketika sudah melihat mama sedih, aku tidak ingin mama menangis, aku tidak suka melihat mama menangis juga. Aku ingat, ketika suatu malam aku terbangun di malam hari, aku mendengar ia menangis di kamarnya, sedangkan ia selalu tertawa di depan aku dan juga Alya.

Aku menjepit satu jepitan di sisi rambutku dan melihat cerminan diriku. Hari ini hari pertama Alya akan masuk sekolah. Aku harus menjaganya. Tidak boleh ada yang menyakiti adikku, tidak dalam kata-kata atau apapun juga.

"Anna" aku mendengar mama memanggilku dari lantai bawah.

"Ya Maaaa... Aku akan segera turun.." aku segera mengambil tasku dan bergegas turun ke lantai bawah.

"Ayo fluffy.. Kita harus sarapan dulu sebelum berangkat." Aku membuka pintu untuk anjing kecilku dan segera turun menuju meja makan.

"Mamaaa... aku rasa aku tidak ingin pergi ke sekolah hari." Aku melihat Alya yang memohon pada mama ketika aku baru saja duduk di kursi meja makan.

"Sayanggg.. kita kan sudah membicarakan hal.. kamu akan baik-baik saja, banyak hal menyenangkan yang akan kamu dapat disekolah." Mama mengecup keningnya lalu meletakkan sepiring telur dadar kesukaanku di meja makan.

Adikku Alya akan masuk sekolah ke taman kanak-kanak, sedangkan aku akan memasuki sekolah dasar. Aku tahu mama sangat khawatir dan gugup ketika mengetahui Alya akan memasuki sekolah. Aku mendengarnya ketika ia sedang berbicara dengan bibi Marie di telepon waktu itu. Mama selalu banyak memikirkan Alya.

"Anna.. apa yang sedang kamu pikirkan?" Kata mamaku berdiri dan belutut disisiku, aku hanya dapat membuka mulutku karena aku kaget ketika mama memanggilku dari imajinasi pikiranku sebelumnya.

"Tidak ma... Aku hanya memikirkan tentang sekolah di hari pertamaku hari." Jawabku tersenyum pada mama.

"Apa kamu baik-baik saja sayang?" mamaku menatapku dan menyentuh pipiku.

"Maaaaaa.. aku baik-baik saja" aku menggengam tangannya dan ia menciumku. Setelah itu ia berlalu kembali ke dapur. Aku berdiri dari kursiku dan berjalan menuju Alya.

"Hei bunny.. mengapa kamu tidak bersemangat di hari pertamamu sekolah?" tanyaku.

"Aku takut." Katanya manyun dan mengaduk aduk makanannya sambil menatapku.

"Apa yang kamu takutkan?"

"Aku tidak suka sendirian.. tanpa kakak dan juga tanpa mama di sekitarku."

"Bunny.. dengarkan aku.. kamu tidak akan sendirian. Disana ada Ibu Diana yang mengajar dengan baik di sekolah. Dia sangat ramah dan juga baik. Aku mengenalnya dan aku pernah di ajarnya ketika aku ada di taman kanak-kanak.. selain itu, kamu juga kaan bertemu denngan teman-teman yang baru.. nantinya kamu akan punya banyakkk sekali teman." Aku tersenyum dan menggengam tangan kecilnya erat

"Apa mereka mau berteman sama aku?" tanyanya ragu.

"Tentu saja mereka mau.. Mengapa mereka tidak mau? Kamu kan cantik, lucu, menggemaskan dan juga kamu adalah adikku.. aku akan menjagamu dari apapun.. Ingat janji kita kan?" Aku memberikan kelingkingku untuk berjanji kait jari dengannya, ia menatapku lalu mengkaitkan kelingkingnya dengan jariku.

"Kamu adalah adikku/kakakku dan aku akan menjagamu, dan aku menyayangimu selalu dan selamanya." Kami mengatakannya bersama-sama.

"Bagaimana jika mereka tidak menyukaiku dan tidak mau berteman denganku?" tanyanya.

"Baiklah.. jika mereka seperti itu, maka mereka harus menghadapi aku dulu." Kataku mengangkat alisku dengan percaya diri.

"Apa kakak pernah berduel sebelumnya? Dan apa menang?"

"Aku tidak tahu.. tapi mungkin jika itu sampai terjadi maka kita akan cari tahu nanti" Alya tertawa geli dan aku mengajaknya untuk segera berangkat ke sekolah.

"Ayo kita berangkat sekolah!" ia menyambut tanganku dan menggengamnya erat, aku membantunya mengenakan ransel dan dengan tangan kami yang saling terpaut kami segera berangkat ke sekolah.

Me, Mom with (out) Daddy ( INDONESIA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang