22. Ballerina Stuff

23.9K 1.1K 12
                                    

       

Nathan White

Sudah tiga hari berlalu semenjak aku pergi kembali ke Los Angeles dan menyelesaikan semua meeting dan perkerjaanku. Aku sangat merindukan Anna dan juga Alya, rasanya aku ingin segera kembali ke Seattle untuk menemui mereka. Setelah aku bertemu dengan Ariella bersama dengan lelaki itu di rumahnya beberapa hari lalu, pikiranku menjadi kacau, aku tidak dapat melakukan sesuatu dengan baik, aku terus menghabiskan waktuku untuk bekerja dan bekerja tanpa mengenal waktu, agar aku tidak lagi mengingat hal itu. Tidak bisa aku pungkiri bahwa hatiku sakit melihatnya bersama dengan pria lain... Ia terlihat bahagia dari senyumannya untuk lelaki itu... aku sangat ingin menghindarinya, aku rasa aku tidak mampu mengendalikan diriku lagi ketika aku melihatnya bersama dengan pria lain, namun aku tidak bisa menghindari putriku, aku tidak ingin berada jauh dari putriku. Perasaanku aneh namun aku hanya ingin terus bersama dengan mereka saat ini.

Ketika aku sudah mendarat di Seattle, aku segera menghubungi Marie dan memintanya untuk memperbolehkan aku yang membantunya untuk menjemput mereka sepulang sekolah hari ini. Aku sangat merindukan mereka.. dan sekarang aku berada di ruang tunggu, berdiri dan menunggu mereka untuk keluar dan menemuiku..

"Paman Nath!" Aku menoleh ke asal suara itu dan melihat putri-putri kecilku sedang berlari menuju ke arahku. Aku segera berjongkok dan membuka lebar tanganku untuk memeluk mereka.

"Aku merindukanmu!" kata Alya bersandar di bahuku.

"Aku sangat merindukanmu.. paman kemana saja beberapa hari ini?" kata Anna menatapku dan menyentuh pipiku dengan telapak tangannya yang mungil.

"Paman juga sangat merindukan kalian..paman harus menyelesaikan semua pekerjaan paman terlebih dahulu jadi sekarang paman bisa tinggal lebih lama dari sebelumnya agar bisa bertemu dengan kalian.. " kataku mencium kening Anna dan Alya.

"Aku sangat senang bisa bertemu lagi dengan paman." Kata Anna lalu memelukku erat dengan lengannya.

"Paman juga sangat senang... ayoo kita makan siang terlebih dahulu, lalu paman akan mengajak kalian jalan-jalan setelahnya bagaimana?"

"Yaaaaa! Aku lapar.. aku mau makan pizza paman?" pinta Alya dengan manjanya.

"Baiklah! Pizza!" Aku menggendong mereka berdua di kedua sisi lenganku dan mereka memeluk erat rangkulanku.

"Hallo tuan putri tuan putri." Sapa Darren dan membukakan pintu mobil untuk kami.

"Hi paman Darren!" sapa hangat mereka. Seperti sebelumnya aku meletakkan Alya di carseat dan Anna duduk di pangkuanku. Aku mendengarkan mereka yang mulai bercerita apa saja yang terjadi hari ini bersama teman-teman mereka.

Darren mengantar kami ke salah satu restoran Italy. Aku memasuki restoran dan duduk di antara mereka.

"Paman! Paman tahu ga? Aku akan bergabung dengan kelas ballet minggu depan " cerita Anna bersemangat, dapat aku lihat matanya berbinar senang menceritakan hal ini.

"Benarkah? Paman sangat ingin melihatnya."

"belum pamannn.. ini bukan pertunjukkan, aku hanya menghadiri kelas untuk belajar ballet."

"Dan paman yakin suatu hari nanti kamu akan tampil dalam pertunjukan ballet."

"Yeah kak Anna pasti akan tampil suatu hari nanti. Aku kan sering melihat kakak berputar dan menari seperti seorang ballerina sesungguhnya." Kata Alya mengangguk.

"Okay.. bagaimana jika setelah ini, kita membeli perlengkapan untuk kelas balletmu, seperti sepatu ballet hmmm?"

"Benarkah? Boleh aku membelinya?" dapat aku lihat tatapan mata Anna yang berbinar penuh harapan. Aku dapat mengatakan ia terlihat sangat senang dengan tawaranku ini, tapi ia tidak mengetahui bahwa aku jauh lebih senang melihat putriku yang senang terlebih lagi aku menjadi alasan kebahagiaannya. Oh Tuhan.. perasaan ini tidak akan mampu aku tukar dengan apapun..

Me, Mom with (out) Daddy ( INDONESIA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang