27. Nail Polish

20.5K 1.1K 13
                                    

Nathan White

Aku melihat dan mendengar Ariella yang menerima panggilan telepon dari seseorang, aku yakin pasti dia yang menghubungi Ariella, Aku tahu beberapa kali ia menghubungi Ariella. Aku tidak ingin mendengarkan percakapan mereka, aku tidak bisa diam saja jika aku mendengarkan percakapan mereka. Aku menggendong Anna dan segera keluar dari mobil.

"Daddy"

"Kita sudah sampai di rumah sayang." Aku mencium dahinya dan Anna kembali tertidur di bahuku. Aku berhenti berjalan ketika aku melihat dia yang sedang berdiri di depan pintu rumah dan menatapku. Aku bahkan melihatnya baru saja menutup panggilan teleponnya.

"Oh.. Hi Nath... tidak pernah terpikir bahwa aku akan bertemu denganmu disini.. Daniel.. hi Anna" Aku menurunkan Anna untuk berdiri di sisiku dan berjabat tangan dengannya.

"Hi paman Daniel" kata Anna masih bersandar dan melingkarkan lengannya di pinggangku.

"Aku datang untuk menjemput Arie, kita harus melakukan sesuatu.. hmm lebih tepatnya mungkin aku membutuhkan bantuannya untuk membantuku dengan apartemen baruku.." katanya tersenyum dan melambaikan tangannya ke seseorang di belakangku, ketika aku menoleh aku melihat Ella sudah berdiri disana.

"Hi.. aku pikir kamu sudah ada di rumah jadi aku datang untuk menjemputmu dan ternyata kamu belum ada di rumah jadi aku menunggumu disini."

"Um... Daniels.. Aku tidak bisa pergi sekarang, tidak ada yang menjaga putriku sore ini. Marie belum datang kemari dan-"

"Kamu bisa mengandalkan aku. Aku bisa menjaga mereka.." kataku tanpa berpikir bahwa aku baru saja mengatakan hal bodoh. Nathan, kau baru saja membiarkan Ariella untuk pergi bersama dengan lelaki ini. Damn it!

"Um.."

"Apa tidak apa jika kamu disini dan menjaga Anna dan Alya karena aku membutuhkan Arie untuk membantuku untuk suatu hal?" Daniels menatapku.

"Tentu saja tidak apa.. mereka adalah putriku.. tentu saja aku yang harus menjaga mereka bukan.. aku kan daddy mereka." Kataku menegaskan siapa aku dan mengapa keberadaanku disini. Aku mendekati Ariella dan menggendong Alya, ia masih tertidur ketika aku menggendongnya. Aku mengusap punggungnya dan ia kembali tertidur di bahuku.

" Mama akan segera kembali untuk makan malam bersama dengan kalian yah?" aku melihat Ella yang mencium Anna dan juga Alya, lalu ia menatapku sebelum ia pergi dan memasuki mobil. Aku menghela nafasku ketika aku melihat mobil itu beranjak pergi membawa Ariella bersama lelaki itu. Aku menggandeng tangan Anna dan masuk ke dalam rumah.

Aku meletakan Alya di ata tempat tidur dengan hati-hati dan menyelimutinya. Anna mendekatiku lalu duduk di pangkuanku dan memelukku. Putriku ini selalu saja melakukan hal yang membuatku tersenyum bahkan ketika aku tidak ingin tersenyum saat ini.

"Aku berharap daddy bisa tinggal bersama kita disini." Aku mempererat pelukanku.

"Daddy juga berharap hal yang sama sayang.. daddy berharap bisa selalu disini dan bersama dengan kamu.. " aku mencium kepalanya.

"Apa daddy sedih?" Anna melepaskan pelukannya dan memegang kedua pipiku dengan tangannya yang kecil. Aku tertawa kecil melihat apa yang dilakukannya dan mendengar pertanyaannya itu.

"Apa yang kamu maksudkan?" tanyaku tersenyum.

"Apa daddy sedih melihat mama pergi bersama dengan dokter Daniel? Karena aku sangat sedih." Aku tersenyum dan memeluknya lagi, membiarkan ia bersandar di dadaku dalam dekapanku. Apa aku sedih? Ya... jawabannya ya... Aku menghela nafasku ketika tiba-tiba aku merasakan Alya memelukku dari belakang.

Me, Mom with (out) Daddy ( INDONESIA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang