"Y/n lihat lah kekasih mu itu. Apa kau tidak malu mempunyai kekasih sepertinya?" Tanya salah satu murid di kelas
"Bisakah kau berhenti untuk menjelek - jelek kan kekasih ku? Lagipula apa urusannya dengan mu?" Ujar ku sini pada muruid itu. Lee Hanna
"Kau tau kekasih mu itu lembek, tidak seperti laki - laki lainnya yang terlihat gagah atau berkarisma." Ujar nya lagi lalu berjalan dengan senyum meremehkannya.
Cukup! Ini sudah menjadi makanan ku selama orang - orang tahu bahwa aku menjalin hubungan dengan salah satu pentolan sekolah Kim Jinhwan atau Jinan. Mereka tidak tahu apapun tentang Jinhwan dan itu membuat ku muak.
Mereka beranggapan bahwa Jinan itu lembek, terlalu imut untuk menjadi seorang laki - laki atau bahkan hanya bersembunyi di belakang teman -temannya dan aku terkadang ikut terpengaruh tapi aku buang pikiran itu jauh - jauh.
Semua orang menyayangkan tentang hubungan ku dengan Jinan, mereka berfikir bahwa aku lebih baik dengan salah satu temannya semisal Bobby atau mungkin Junne tapi aku berusaha untuk selalu menulikan telingaku setiap aku berjalan di area sekolah.
Memang aku mengakui bahwa Jinan memang terlalu imut untuk menjadi seorang laki - laki tapi dia tetap saja mempunyai sifat seorang pria yang selalu melindungi orang yang di cintai.
🐥
Aku kini tengah menunggu Jinan di sebuah taman dekat dengan tempat tinggal ku. Aku menarik nafas dalam - dalam berusaha untuk berani menyuarakan apa yang akan aku katakan padanya. Dan kini orang yang ku tunggu telah datang, dia Jinan berdiri tepat di depan ku.
"Apa kau merindukan ku? Maaf aku sangat sibuk akhir ini karna acara keluarga ku karna itu aku tak sempat mengajak mu keluar." Ujar nya sambil memelukku dan aku tak membalas pelukannya
Aku menghela nafas sebelum mengucapkan sebuah pernyataan padanya.
"Jinan aku minta maaf, aku tak bisa melanjutkan hubungan ini lagi." Ujar ku tanpa menatap wajah nya, tangan ku terkepal berusaha untuk menahan agar gejolak aneh ini tidak keluar."Kenapa y/n? Kau ada masalah? Aku ada salah?" Tanya nya sambil memegang pundak ku
"Tidak kau tidak bersalah, hanya saja aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Aku harap kau mengerti. Maaf." Ujar ku lalu melangkah meninggalkan Jinan yang terdiam di taman dengan pandangan kosong nya.
Aku minta maaf Jinan tapi aku juga tidak mau terus menerus menjadi bahan perbincangan orang - orang karna menjalin hubungan dengan mu. Bisa di katakan bahwa aku malu tapi aku mencintai nya dan ego ku menguasai ku saat ini.
🐥
1 minggu setelah kandasnya hubungan ku dengan Jinan, kini tak ada lagi yang mengganggu ku untuk menjelekkan Jinan lagi. Dan seperti yang di duga, aku dan Jinan kini sama -sama menjaga jarak. Bahkan ketika aku melihat Jinan ada di kantin sekolah bersama kawan - kawannya aku segera berbalik arah.
Setidaknya lebih baik kelaparan daripada harus melihat nya lagi.Lagu dengan judul I miss you - soyou yang merupan soundtrack dari sebuah drama yang pernah ku tonton itu menemani hari -hari ku selama 1 minggu ini. Entah kenapa lagu ini sepertinya sangat cocok dengan suasana hati ku.
Dengan lagu yang masih terus berputar aku melihat ke arah luar jendela tepatnya di lapangan outdoor. Beberapa anak tengah berada di lapangan, ada yang hanya sekedar duduk sambil menonton pentolan sekolah bermain basket, mata ku tertuju pada satu orang disana.
Dengan bola basket yang selalu ia pantulkan, berusaha menghalau temannya ketika ingin merebut bola yang berada di tangannya.
Dia masih tetap sama, dia selalu bisa membuat ku jatuh pada pesona nya. Tapi kini menatapnya dari jauh akan lebih baik daripada menatapnya secara terang - terangan. Aku tak mau dia ataupun aku akan menjadi bahan perbincangan lagi, setidaknya dapat melihatnya setiap hari sudah membuatku merasa lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓘𝓶𝓪𝓰𝓲𝓷𝓮 || End
Fanfiction𝐼𝓂𝒶𝑔𝒾𝓃𝑒 𝒲𝒾𝓁𝓁 𝒷𝑒 𝓈𝓁𝑜𝓌 𝓊𝓅𝒹𝒶𝓉𝑒 ❤ ©𝓫𝓮𝓻𝓵𝓲𝓷𝓽𝓪𝓷𝓭𝓲 𝓜𝓾𝓻𝓷𝓲 𝓲𝓭𝓮 𝓹𝓮𝓷𝓾𝓵𝓲𝓼™