Laki laki bertubuh jangkung itu kini tepat berada di sebrang jalan, Ia tersenyum ketika aku melambai tangan padanya.
Setelah lampu penyebrang berubah menjadi hijau, laki - laki itu menyebrang dengan kerumunan orang, Ia berhenti tepat di depan ku.
Ia menggenggam tangan ku lalu menarik ku untuk mengikuti langkahnya.
Ia mensejajarkan jalannya, mengikuti langkah ku yang terlampau lebih pendek dari langkah nya. Ia memasukkan genggaman tangan kami di saku mantel nya.
Masih menusuri jalanan yang masih tertumpuk salju, kami memasuki sebuah cafe yang menjadi langganan kami.
Duduk di lantai 2 cafe di pojok dekat dengan jendela. Kami duduk berdampingan dengan tangannya yang masih menggenggam tangan ku.
"Noona, aku merindukan mu."
"Hmm, aku juga, Guanlin."
Kekasih ku memang lebih muda dari ku 2 tahun. Ia adalah Lai Kuanlin, pria berdarah taiwan yang menetap di korea bersama keluarganya.
Ia berada di tingkat akhir sekolah nya dan aku berada di semester ke 4 ku saat ini. Guan yang notabennya adik kelas ku saat sekolah menengah pertama dan atas memang terkenal akan ke tampanannya.
Tubuh tinggi dan wajah tampan apalagi suaranya yang membuat siapa saja yang mendengarnya khusus nya perempuan pasti akan terpukau.
Aku pun sama, dia yang sudah mengenal ku semasa sekolah menengah pertama mengatakan tertarik padaku saat itu namun tak berani mendekati ku karna tampang ku yang terkesan dingin kepada orang yang tak ku kenal.
Orang akan meninggalkan kesan pertama padaku yaitu "Dingin"
Padahal sebenarnya aku tidak sedingin itu, dan saat masa akhir sekolah Guan berani datang padaku dan memberiku sebuah bungan mawar merah, hanya satu bunga mawar saat perpisahan sekolah dan Ia bertanya kemana aku akan melanjutkan sekolah ku selanjutnya.
Tanpa rasa curiga aku mengatakan bahwa aku akan melanjutkan ke sekolah yang kini menjadi sekolah nya.
Dan aku yang notabennya ikut dalam organisasi siswa bertemu lagi dengan nya, bahkan saat masa terakhir pengenalan sekolah ketika seluruh anak baru di beritahu membawa coklat dan menulis kartu ucapan lalu memberikannya kepada muris yang ikut dalam organisasi.
Guan datang paling terakhir padaku, bahkan Ia memberi coklat saat aku berkumpul dengan teman ku lainnya.
Dan mulai sejak itu aku dan Guan menjadi dekat sampai sekarang.
"Bagaimana dengan kuliah mu, noona?"
"Hmm seperti biasa, tak ada yang spesial."
"Bagaimana dengan senior yang menyukai mu itu?"
"Dia masih seperti itu, dan aku mengabaikannya lagi."
"Apa Daniel hyeong tidak menjaga mu?"
"Hey, Daniel selalu menjaga ku. Hanya saja kau tahu kan? Aku dan Daniel beda jurusan jadi Ia tak bisa bersama ku sesering itu."
"Berjanjilah, bahwa kau akan terus mengabaikan senior mu itu."
"Aku berjanji Guan. Lagi pula aku sudah memiliki mu, jadi aku tak perlu mencari yang lain."
Guan mengambil ponsel ku lalu membuka applikasi media sosial ku.
Ia membuat snap gram lalu meletakkan ponsel ku lagi di meja, lalu kami mengobrol kembali menikmati kencan yang sempat tertunda kemarin karna kesibukan masing - masing.
Ponsel sengaja ku mode hening karna aku tak ingin ada yang mengganggu acara ku dengan Guan.
Setelah pulang dari kencan baru aku melihat ponsel dan begitu banyak notif komentar, apalagi dari senior yang menyukai ku itu.
Aku melihat snap gram yang di buat oleh Guanlin lalu tersenyum.
Aku melihat sebuah postingan yang di upload Guanlin di media sosial ku.
@yournamesig
487.567 loved
❤ it's you my love. Love you more than you know. @Lin_Kuan
Req dinikompany moga suka ya
Aku sering update karna ada ide lewat
Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓘𝓶𝓪𝓰𝓲𝓷𝓮 || End
Fanfiction𝐼𝓂𝒶𝑔𝒾𝓃𝑒 𝒲𝒾𝓁𝓁 𝒷𝑒 𝓈𝓁𝑜𝓌 𝓊𝓅𝒹𝒶𝓉𝑒 ❤ ©𝓫𝓮𝓻𝓵𝓲𝓷𝓽𝓪𝓷𝓭𝓲 𝓜𝓾𝓻𝓷𝓲 𝓲𝓭𝓮 𝓹𝓮𝓷𝓾𝓵𝓲𝓼™