Kim Jungwoo
Kalau ditanya Jungwoo seperti apa? Hmm bagi ku Jungwoo itu orang yang ramah, Ia selalu balik menyapa orang yang menyapanya. Baik, Jungwoo baik karna Ia pernah membantu seorang siswi membawa tumpukan buku ke perpustakaan. Tampan, tentu saja si pangeran sekolah pastinya tampan. Pintar, Ia bahkan selalu di dalam tingkat 3 besar
Namun sayang nya itu membuat ku yang notabennya siswi yang satu sekolah bahkan satu kelas dengannya merasa minder.
Aku yang notabennya berbeda dengannya, terkesan lebih penutup yang membuat beberapa teman sekelas tak terlalu berteman dengan ku.
Apalagi kini sudah menginjak akhir semester dan sebagai siswi yang berada di tingkat akhir, membuatku semakin mengasingkan diri.
Entah kenapa, aku lebih nyaman sendiri, bahkan ketika kelas selesai aku akan langsung pulang berbeda dengan yang lainnya yang berencana pergi sekedar melepas penat setelah belajar.
Dan hari ini seperti biasa, aku ke rooftop sekolah dengan novel yang selalu ku bawa aku menikmati angin yang berhembus sambil membaca novel yang ku bawa.
Sebenarnya ini jam makan siang, dan selalu ku lewatkan karna malas berdesakan di kantin sekolah.
Biasanya aku akan memakan bekal terlebih dahulu atau membawanya ke rooftop namun karna aku bangun siang pagi ini dan tak sempat membuat bekal jadi aku akan kelaparan sampai pulang sekolah nanti.Saat asik membaca kalimat yang ada di novel, seseorang berjongkok di depan ku dan menyodorkan sekantung plastik yang berisi susu dan roti. Aku mendongak dan menatapnya. Dia salah satu pangeran sekolah.
Lee Taeyong
"Apa yang kau lakukan?" Tanya nya
"Menurutmu?"
Taeyong mengangguk, "Jungwoo menanyakan tentang mu lagi."
Aku menghela nafas ku, "Suruh dia agar tak melakukannya lagi. Aku hanya ingin masa SMA ku tentram."
"Tapi dia selalu menanyakan tentang mu. Sebenarnya kau kenapa? Ketika semua orang memilih mendekati Jungwoo kau malah menghindarinya."
Aku kini menatap Taeyong, "Kau tau bukan bahwa aku dan dia sangat berbeda. Dia kebalikan ku, dan aku kebalikannya. Dia kaya dan aku bahkan hanya memiliki mu dan keluarga mu."
Taeyong tersenyum remeh padaku, "Karna itu?"
"Hmm masih banyak lagi. Aku tak mau di jadikan bahan bullian karna menyukai Jungwoo ataupun menerima perasaanya."
Taeyong bangkit, "Terserah mu saja. Jika itu yang kau takutkan, makan kau harus berani keluar dari rasa takut mu itu. Karna aku tahu kau pun memiliki rasa yang sama dengannya."
Setelah mengatakan hal itu Taeyong pergi berlalu dan meninggalkan ku yang termenung karna mendengar perkataannya yang memang benar.
Benar aku menyukai Jungwoo tapi aku tak bisa bersama nya.
Aku meraih kantong plastik tadi dan membawa nya turun menuju kelas.
Kali ini Jungwoo mulai secara terang - terangan mendekati ku. Bukan terlalu percaya diri tapi Jungwoo selalu mengikuti ku kemana pun aku pergi dan itu membuat siswi - siswi penggemar Jungwoo menatap sinis pada ku, bahkan aku pernah di kunci di kamar mandi karna Jungwoo memberi ku roti saat istirahat.
Aku sudah mengatakan agar Ia tak mengikuti ku kemana pun aku pergi dan dia dengan keras kepalanya selalu mengikuti ku.
Dan hari ini beruntung Jungwoo tak mengikutiku dan itu membuat ku sedikit lega, tapi tak berlangsung lama ketika 4 orang siswi datang dan berdiri tepat di hadapan ku.
Mereka menatap ku sinis dan yang satunya mengibaskan rambutnya.
"Hhhh, ini tampang wanita yang di sukai oleh Jungwoo? Apa Ia memiliki penyakit mata?"
"Benar, bahkan dia tak terlihat cocok dengan Jungwoo."
"Hey kau, ku dengar kau tak memiliki orang tua ya? Seharusnya kau sadar derajat mu gadis rendahan."
"Bahkan aku lebih baik dari mu. Lebih baik kau menjauh dari Jungwoo gadis rendah!"
Mereka mulai mencemooh ku bahkan mulai main tangan kepada ku, sampai sebuah tangan mencekal tangan gadis tadi yang ingin menampar ku.
Mereka terkejut dengan orang yang mencekal tangan gadis tadi dan sama terkejutnya dengan ku.
Dia Kim Jungwoo dengan tatapan dingin nya menatap gadis tadi dan melepaskan tangan si gadis.
Jungwoo meraih tangan ku dan menarik ku berdiri, "Jangan pernah ganggu gadis ku lagi, atau kau akan tahu akibatnya."
Aku menghempaskan tangan Jungwoo yang masih memegang tangan ku, kini aku dan Jungwoo berada di atap sekolah.
"Kenapa kau hanya diam saat kau di perlakukan seperti itu?"
Aku hanya diam tanpa ad niatan untuk menjawab pertanyaannya.
"Jawab aku Shin y/n, kenapa kau hanya diam? Kenapa kau tak melawan?"
Aku menatap Jungwoo, "Bukan urusan mu."
"Itu urusan ku! Kau milikku, jadi urusan mu adalah urusan ku juga!"
"Sejak kapan Jungwoo? Sudahlah aku tak mau berurusan dengan mu."
Langkah ku terhenti ketika lengan ku di tahan oleh Jungwoo.
"Sejak saat ini. Kau milik ku. Aku tak mau tahu dan aku tahu bahwa kau menyukai ku."
Aku diam, ingin menyangkal namun bibir ku terasa kelu untuk berbicara.
"Jangan menjauh dariku, kenapa kau selalu bersikap acuh pada ku? Karna kita berbeda? Begitu? Maka hapuslah fikiran mu tentang perbedaan yang ada di kepala mu itu."
"Kau takut, tanpa mencoba terlebih dahulu! Kau tak memberi ku kesempatan untuk mengungkapkan nya. Kau menutup dirimu, aku tahu kau kuat tapi tak bisakah aku melindungi mu?"
Jungwoo kini menarik lengan ku dan membawa ku ke dalam dekapannya.
"Aku mohon, beri aku kesempatan. Apa salah nya jika kita saling menyukai? Biarkan aku melindungi mu."
Jungwoo mengelus belakang kepala ku, "Diam mu ku artikan iya. Kini aku akan melindungi mu. Katakan padaku jika ada yang mengganggu mu, jangan diam. Jangan pernah acuh kan aku lagi, mengerti?"
Aku mengangguk mendengar penuturan Jungwoo.
"Aku menyayangi mu Shin y/n."
"Aku juga menyayangi mu Kim Jungwoo."
Hello req nya
Moga suka ya
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓘𝓶𝓪𝓰𝓲𝓷𝓮 || End
Fiksi Penggemar𝐼𝓂𝒶𝑔𝒾𝓃𝑒 𝒲𝒾𝓁𝓁 𝒷𝑒 𝓈𝓁𝑜𝓌 𝓊𝓅𝒹𝒶𝓉𝑒 ❤ ©𝓫𝓮𝓻𝓵𝓲𝓷𝓽𝓪𝓷𝓭𝓲 𝓜𝓾𝓻𝓷𝓲 𝓲𝓭𝓮 𝓹𝓮𝓷𝓾𝓵𝓲𝓼™