chapter 2

5K 205 0
                                    

Nae sedang berada di kantin dengan Natta dan Pim.
Tengah asyik berbincang Nae bergegas berdiri melihat Batz yang sedang bersama seorang wanita tengah tertawa-tawa kecil.

Nae berjalan menghampirinya dan dengan sengaja menumpahkan segelas jus di atas kepala Batz.

"Uuuuupppp".ucap Nae tanpa dosa

"Hey kau,apa yang kau lakukan???".Batz marah

"Uuuuhhh marah ya,taaaakkkuuttt".Nae berlagak centil

"Kau sengaja melakukannya????".Batz sudah mulai emosi

"Iya.....apa kau mau marah".jawab Nae santai

Batz mengambil segelas jus appel dan menungkanya balik ke kepala Nae.

"Kau pikir aku takut padamu,seperti mereka semua".Batz menunjuk semua mahasiswa yang sedang menonton mereka berdua.

Nae hanya bisa menelan ludah,matanya merah karna malu bercampur marah.

"Kau pikir aku akan takut pada seorang Nona Nae Suthatta anak pemilik kampus ini,....yang angkuh dan sombong.yang bisanya hanya merengek pada ayahnya agar di hormati oleh seluruh mahasiswa di sini.begitu maumu????,aku harus takut dan merengek agar tidak di DO setelah melawanmu.hah???.Ucap Batz dengan nada meledek.

Batz mengarahkan gelas yang di gengamannya ke muka Nae lalu menghempasnya ke lantai membuat Nae memejamkan mata takut.

"Kau harus tau siapa aku,sebelum bertingkah konyol".ucap Batz dingin lalu meninggalkan Nae yang terpaku.

"Nae kau tak apa".Pim membersihkan sisa-sisa Jus dirambut dan baju Nae.

Nae menepis tangan Pim dan pergi meninggalkan kantin dengan rasa malu dan marah.

Di toilet kampus Batz membersihkan diri dari tumpahan Jus di rambut dan bajunya.

"Kau tak apa???".Tanya seorang membantu membersihkan baju Batz

"Tak apa,fren".Batz memastikan

"Bagaimana bisa kau berurusan dengan wanita itu???".

"Entahlah,aku bahkan tak tau".Batz sedikit geram

"Seharusnya kau tak bersikap seperti itu,kau kan ketua BEM(Badan Eksekutif Mahasiswa) bagaimana kalau Rektor tau???".

"Dia sudah kelewat batas,aku tak boleh tinggal diam dia mempermalukanku.biar dia tau siapa aku".Ucap Batz mengebu-gebu

"Eeemmm terserahmu saja".Baifren menepuk pundak Batz

Di sebuah ruangan Nae duduk di atas sofa seorang diri masih mengingat-ingat kejadian di kampus tadi,mukanya nampak kesal dan marah.
Nae memukul-mukul bantal yang sedang dia peluk.

"Aaaagggggghhhhh awas kau,beraninya kau mempermalukan aku".Batin Nae kesal

"Kau kenapa Nae,kayak srigala mau beranak".Tanya seorang prempuan yang sedang memperhatikan muka Nae

"Kak Daviakah,....ngapain sih,sana".Nae menyingkirkan muka kakaknya dengan tanganya

"Maaaaaa,Paaaaa.....lihat dech Nae pasti membuat keributan lagi di kampus".Teriak Davikah pada Mama dan Papanya yang sedang menonton televisi.
Dengan kecepatan kilat Nae membungkam mulut kakaknya.

"Kenapa lagi Nae???".Tanya papa dari kejauhan

"Enggak pa,jangan dengerin....Nae baik-baik aja kok di kampus".jawab Nae sedikit berteriak karna papanya ada di ruang utama semntara dia di ruang tamu

"Jangan berbuat macam-macam kamu ya Nae".Papa memperingatkan

"Enggak pah".Nae dengan muka takut

Nae melepas tangannya dari mulut Davikah,lalu Davikah meledek dengan menjulurkan lidahnya pada Nae.

"Dasar ember".ujar Nae kesal pada Davikah

"Dasar tukang buat onar".Davikah tak mau kalah

Dengan sekuat tenaga Nae melempar sebuah bantal sofa ke arah Davikah yang hendah berlari menjauh,tapi bantal itu bukan mengenai Davikah tapi malah mengenai sebuah Vas bunga di atas meja.

"Pppprrrrraaaakkkk".Vas itu terpecah belah ke lantai.

"Nnnaaaaaeeee,Daaaaavvvv".teriak papa mendengar sebuah benda jatuh.

Nae dan Davikah dengan kecepatan jet berlari ke kamar mereka di lantai Dua.

Because,love is for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang