Chapter 17

3K 143 6
                                    

Baifren menghampiri Davikah di ruanganya.

"Dav...boleh kita bicara".Baifren mengahampiri Davikah yang sedang fokus dengan Laptopnya.

"Bisa,....bicaralah".Davikah berdiri mendekati Baifren.

"Tidak di sini,...".

"Apa ini urusan penting???".Davikah menggoda.

"Eemmm".

"Kalau begitu,kita bicara di Cafe di depan saja nanti setelah pulang kerja".ucap Davikah

"Baiklah".Baifren keluar meninggalkan Davikah.

Malam ini Baifren dan Davikah pergi ke sebuah cafe tak jauh dari kantor mereka,mereka memesan dua gelas kopi dan tak menunggu lama pesanan merek datang.

"Jadi apa yang akan kau bicarakan fren???".Tanya Davikah terus terang

"Sebenarnya aku".Baifren tak melanjutkan ucapanya.

"Sebenarnya apa,fren???".Davikah mengengam kedua tangan Baifren.

"Apa kau tak akan marah jika aku mengatakanya???".Baifren menahan mukanya yang merah.

"Kau bahkan belum mengatakanya,tapi sudah bilang aku marah atau tidak,bagaimana aku tau akan marah atau tidak".

"Apa kau mau janji tak akan marah???".

"Apa kau membuat salah pada data perusahaan lagi???".Davikah menintimidasi Baifren

"Tentu saja tidak".

"Lalu apa????katakanlah,aku tak akan marah".

"Eemmmmm eeemmmm.....Sebenarnya aku mencintaimu".Baifren menunduk malu.

Davikah diam tak percaya dengan apa yang di katakan Baifren.Perlahan Davikah melepas gengaman tanganya.

"Maaf,Fren...".ucap Davikah merasa bersalah.

"Kenapa???apa kau tak mencintaiku".Baifren menatap Davikah.

"Maaf,aku tak bermaksud melukaimu".Airmata Davikah menetes.

"Lalu,...kenapa kau menciumku jika kau tak mencintaiku???".Baifren dengan nada agak tinggi.

"Aku tak bermaksud begitu,maaf jika aku membuatmu salah paham".

"Apa mksudmu salah paham????,apa kau hendak mempermainkanku???".Baifren sedikit berteriak.

"Bukan begitu,tapi...aku hanya tak bisa mencintaimu".

Davikah beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Cafe dan kembali ke kantor yang hanya berseberangan dengan Cafe itu.

"Dav,...tunggu".Baifren berlari kecil mengejar Davikah hingga langkahnya terhenti saat sebuah mobil berhenti di depan Davikah.

"Mommy".Seorang gadis kecil turun dari mobil dan berlari memeluk Davikah.Gadis itu berusia sekitar 4 tahun.Dia terlihat sangat cantik seperti Davikah.

Airmata Baifren tak dapat tertahankan lagi mendengar gadis kecil itu memanggil Davikah dengan sebutan "Mommy".

"Sayang,kok kesini???".Davikah mengusap airmatanya dan memeluk putri kecilnya itu.

"Queen mau jemput mommy,...mommy kenapa nangis??".Tanya gadis kecil itu mengusap airmata Davikah.

"Mommy gak papa sayang".Davikah mencubit pipi Queen gemas.

"Apa ada yang jahat pada mommy??".Queen berkacak  pinggang dengan berani.

"Gak ada sayang,...yok anak mommy yang cantik kita pulang".Davikah mengendong Queen ke dalam mobil.

Sementara Baifren masih diam terpaku,seakan tak percaya rasa cinta yang sebelumnya tak pernah ia rasakan harus berakhir sangat pedih.

Di dalam mobil Baifren terus mengantukan kepalanya ke stir mobil dan Baifren menangis meraung-raung.

"Aaaaggggghh.....kau jahat Dav,kenapa kau tak bilang dari awal...apa kau sengaja mempermainkan aku".

Because,love is for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang