Eps.14 - Jadian

325 28 91
                                    


"Hati ini berharap memutuskan sesuatu yang tepat. Menerima cinta dari orang selain dia. Kini hatiku resmi sudah tertambat di hatinya. Apakah masih bisa mengharapkan dia? Entahlah."

***

Aku sampai di kos pukul 7 malam. Hari ini benar-benar penuh kejutan. Aku kira sisa hidupku di putih abu-abu akan menjadi buram. Namun ternyata semua hanyalah angan.

Selesai membersihkan diri dan ganti pakaian aku berjalan ke arah meja belajar lalu kemudian duduk. Aku memperhatikan meja belajar ini yang sepertinya ada yang kurang. Ada yang janggal. Aku memikirkan apa yang tak ada di atas meja. Oh seketika aku ingat, lantas aku beranjak, lalu berlari ke depan mengorek-ngorek tempat sampah. Sial, ternyata sampahnya sudah diangkut oleh tukangnya. Itu artinya foto aku bersama Refal, Juno dan Willy sudah ikut diangkut bersama sampah lainnya. Ini semua karena aku sendiri, aku terlalu naif waktu itu. Meskipun kacanya sudah pecah toh fotonya bisa diambil lantas diberikan figura yang baru lagi. Aku benar-benar bodoh.

Aku menghela napas, biarkanlah. Aku merelakan foto itu raib dari hidupku.

Instingku berkata, sesuatu yang hilang akan digantikan dengan sesuatu yang lebih indah dari sesuatu yang sebelumnya. Lantas aku tiba-tiba teringat kejadian tadi siang. Aku tak akan pernah melupakan kenangan indah itu. Janjiku dalam hati. Namun aku juga jadi teringat Salsha, aku ingin menanyakan bagaimana keadaannya dan berharap besok sudah kembali bersekolah.

Aku menghidupkan data, membuka aplikasi WhatsApp dan runtutan chat masuk dengan berbagai pengirim. Ternyata sebagian teman-teman sekelas mengucapkan selamat ulang tahun untukku. Tentu saja mereka tahu lantaran melihat notifikasi di Facebook.
Sebuah tanda video berada di chat Salsha, aku langsung penasaran membukanya. Ternyata ada dua video yang dikirim Salsha. Aku membuka video yang pertama, menampilkan sosok Salsha di sana.

"Selamat ulang tahun Kak Lukas. Happy Birthday Kak Lukasku yang ke delapan belas. Cieee udah makin dewasa. Oh iya maaf aku ngga bisa ikut gabung sama kalian. Kata Ista dan Lili, kalian perang bubuk warna-warni ya? Seru banget pasti ya! Sayangnya ngga ada yang mengabadikan momen itu, padahal tahun depan belum pasti terulang lagi lho. Eh soal kado, maaf ya kak, aku bingung mau ngasih kado apa buat kak Lukas, habis aku ngga tahu apa yang lagi diinginkan kak Lukas. Sebagai gantinya tonton videoku yang selanjutnya ya. Video spesial buat Kak Lukas. Sekali lagi Habede, Kak. See you bye-bye."

Salsha melambaikan tangan dengan lucunya, membuatku tertawa pelan. Karena penasaran aku langsung membuka video yang kedua. Masih menampilkan sosok Salsha dalam video, namun kali ini, dia memegang gitar siap memainkan sebuah lagu. Salsha berdeham lalu memulai intro lagu. Sebuah lagu dari Shawn Mendes berjudul "Imagination" dinyanyikan Salsha dengan apiknya. Dia terlihat begitu berbeda ketika sedang menyanyi sambil memetik gitar. Hebat. Bahasa Inggrisnya juga bagus.
Alunan cover lagu dari Salsha selesai. Senyuman dari Salsha menutup video tersebut. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, ini bisa dibilang sebagai permintaan hadiah dariku. Besok di sekolah aku akan menanyakannya. Dia sudah berjanji kala itu, jadi aku yakin Salsha akan menerimanya.
Untuk malam ini, aku tertidur dengan begitu lelapnya. Mimpi-mimpi indah menemani tidurku hingga mentari pagi menampakkan keindahannya di ufuk timur.

***

"Serius banget main hp," kataku sambil merebut hp di tangan Refal. Refleks, tangan Refal menggapai-gapai berusaha merebut ponselnya dari tanganku yang kuangkat tinggi-tinggi, sementara tangan kananku menahan gerakan Refal.

"Eh ngga sopan lo, sini balikin, anjir!" Refal mengangkat gelas berisi es teh manis di depannya, siap menyiramku jika saja aku tak langsung menyerah memberikan ponselnya kembali. Refal menggerutu tak jelas. Sementara Juno dan Willy yang duduk di depan aku dan Refal hanya tergelak. Mereka masih asik menyantap soto ayam yang sedang diskon saat ini. Entah karena motif apa mbak-mbak kantin penjual soto memberikan diskon khusus hari ini, aku tak begitu peduli.

Perpisahan Kala Hujan [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang