Eps.4 - Realita Tak Semanis Ekspektasi

764 110 216
                                    

Hari Senin yang ditunggu akhirnya tiba. Senin pagi dengan gumpalan awan menandakan mendung berbanding terbalik dengan hatiku yang cerah. Belajar semalam cukup membuatku semangat untuk UAS di hari pertama ini.

Aku berjalan mencari-cari ruanganku yaitu ruang 9. Hatiku berharap-harap cemas apakah aku satu ruangan dengan anak kelas X-4 atau tidak. Aku sengaja tak bertanya langsung dengan Salsha, di manakah ruangannya berada.

"Lukas!" Dari kejauhan, aku mendengar seruan Juno memanggilku. Dia berada di depan kelas di ujung koridor. Oh aku lupa kalau dia berada dalam satu ruangan denganku sementara Refal dan Willy berada di ruang 10.

Secepatnya aku berlari ke arah Juno. Dia sedang menenteng buku paket bahasa Indonesia. Biar kutebak, Juno pasti sedang menghapal majas-majas yang menurutnya sangat memusingkan itu.

"Majas metafora adalah perbandingan langsung. Hiperbola adalah pengungka-"

"Juno! Kita satu ruang sama kelas berapa?" Sambil terengah, aku bertanya.

"Tau ah ... lo ganggu gue aja deh. Jadi lupa, kan?" gerutunya.

Aku berjalan ke arah papan nama yang tertempel di kaca. Namaku ada diurutan terbawah jadi tak perlu lama mencarinya. Itu dia, Lukas Firnando. Kugeser jari telunjukku ke sebuah nama di samping namaku. Laura Friska. Spontan aku meneguk ludah.

Laura Friska? Siapa di SMA Merah Putih ini yang tak mengenal dia? Cewek yang biasa dipanggil Friska ini anak kelas X-5. Jadi dia yang bakal duduk sebangku denganku selama seminggu ke depan?

Friska. Seperti yang sudah kukatakan, siapa yang tak mengenalnya? Friska seorang model dengan wajah yang cantik seperti artis sinetron, wajahnya sudah sering muncul di sampul majalah remaja. Bahkan, Friska pernah membintangi acara reality show yang tayang di salah satu stasiun tv swasta yang kebetulan waktu itu syuting di daerah kawasan Bandung.

Membicarakan kecantikan Friska tak ada habisnya, cewek populer yang kini kutahu sedang dekat dengan Gio, kakak kelasku yang duduk di bangku kelas 12 IPA 2. Aku tidak tahu apakah mereka punya hubungan yang spesial atau tidak. Kurasa mereka memang cocok, Gio yang notabene kapten basket dan salah satu yang menduduki jabatan tinggi di Pramuka. Beberapa kesempatan aku melihat Gio memboncengkan Friska di saat pulang sekolah.

Aku menghela napas. Bel masuk tanda mulainya ujian yang berdering segera membuyarkan lamunanku. Aku tak tahu bagaimana sifat Friska nanti ketika satu bangku denganku. Samar-samar kulihat Friska sedang tertawa-tawa bersama teman-temannya tak jauh dariku. Aura kecantikannya benar-benar membius orang-orang di sekitarnya. Friska dan Salsha sama-sama cewek cantik, tetapi menurutku kecantikan itu berbeda. Aku melihat Friska cantik namun terselip kesombongan di dalamnya, dalam dunia kepopulerannya. Sementara aku melihat Salsha cantik yang apa adanya. Tulus dan tak mengumbar parasnya.

Aku meliriknya lagi. Dan hei ... dia tersenyum ke arahku? Tidak. Aku tidak boleh berkhayal! Dia Friska, seorang model, mana mungkin dia melirikku. Namun dia masih tersenyum ke arahku. Tunggu, jangan-jangan dia tersenyum dengan orang di belakangku. Aku menoleh ke belakang. Dan astaga ... di belakangku kan tembok. Masa iya Friska tersenyum dengan tembok. Aku mencoba membalas senyumnya, namun terhalang oleh pengawas ujian yang sudah mulai memasuki ruangan demi ruangan.

Ya aku mengharapkan siapa namun yang kudapat siapa. Padahal sudah jelas aku mengharapkan Salsha yang sebangku denganku. Namun inilah realita. Selalu saja tak semanis ekspektasi.

***

Sudah tiga hari UAS berlangsung dan ternyata sifat Friska terhadapku tidak seperti yang kubayangkan. Kupikir Friska akan berlagak angkuh dan semacamnya, namun ternyata Friska bersikap begitu manis terhadapku. Dia juga ramah, baik, murah senyum. Pantas saja teman-temannya banyak. Pantas saja banyak laki-laki yang mengejarnya. Siapa laki-laki yang tak suka melihat paras Friska? Bahkan aku pun sempat dibuat terpesona olehnya. Tidak. Aku tidak mungkin dan tidak boleh mencintai dua cewek sekaligus. Apalagi kurasa mereka akan sulit kugapai.

Hari ini sepulang sekolah ujian hari keempat, Salsha berencana mengajak belajar bersama esok hari di tempat bernama Taman Jomblo. Maksudnya apa Salsha memilih Taman Jomblo untuk belajar kelompok? Ah sudahlah toh dengan senang hati aku sudah menerima ajakannya. Tentu saja kita tidak hanya berdua seperti layaknya orang kencan. Aku mengajak Refal, Juno dan Willy ikut serta yang langsung disambut dengan antusias. Jelas mereka semangat, terutama Willy.

"Salsha juga ngajak Lili sama Ista." Aku memberitahu mereka.

"Wah mantap!" Willy benar-benar sudah siap ngecengin adik kelas ketimbang siap belajar.

"Ista yang mana ya?" Pertanyaan dari Refal sempurna membuat kami bertiga serempak menoleh. Melongo. Refal amnesia apa gimana? Jelas-jelas Ista sahabat Salsha yang juga terkadang kumpul bareng kami di meja kantin sekolah.

"Ista yang rambutnya sebahu," jawab Juno serius.

"Gila lo, sok-sokan lupa." Willy dengan teganya menoyor kepala Refal.

"Anjir, nggak usah noyor kepala gue juga kali. Kalau otak gue korslet, lo mau tanggung jawab?" pungkas Refal. Aku tahu dia hanya bercanda. Lalu kita bertiga tertawa menanggapi ocehan Refal.
Aku beranjak berdiri, menyampirkan tas selempang di pundakku.

"Udah yuk cabut. Malem nih," kataku mengajak mereka pulang. Aku berjalan keluar pintu rumah makan di kawasan Jalan Braga. Mereka berjalan bersamaku sambil bergurau.

"Jadi sesi belajar besok sama Salsha Cs, nih?" Willy bertanya memastikan.

"Iya bawel," ujar Refal sambil menjewer telinga Willy. Aku dan Juno tertawa melihat tingkah konyol mereka, kurasa itu tindakan pembalasan atas perlakuan Willy yang menoyor kepala Refal barusan.

***

"Asal kamu tahu. Setiap rintik hujan yang menetes di bulan Desember ini, selalu membawa kangen akan kenangan antara aku dan kamu. Terimakasih sudah mengenalku."

***

Jangan lupa buat Votte (GRATIS!) Comment & Baca Next PART.

Votte Comment dari kalianlah yg membuat aku semakin semangat berkarya.

Terimakasih 👋 Wassalam ☺

Perpisahan Kala Hujan [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang