Tubuh Gio yang cukup atletis itu terbaring di rerumputan pinggir jalan. Napasnya masih memburu menandakan bahwa setidaknya Gio masih hidup.
Lantas mengapa Gio bisa terluka seperti itu? Apa itu semua perbuatan Refal dan Dicky?
Dan baru kusadari, motor Suzuki milik Gio terletak tak jauh dari sini. Dengan gerakan cepat, Refal dan Dicky mengangkat tubuh pingsan Gio, lalu memasukkannya ke dalam mobil Refal.
Dengan tatapan rasa ingin tahu aku bertanya, "Ini sebenarnya ada apa?"
"Biar nanti dijelasin. Sekarang kita bawa orang ini ke rumah gue," jawab Refal yang disetujui Dicky.
"Terus gimana sama motor Gio?" tanya Willy.
"Lo bawa motor Gio, biar motor lo dibawa Juno," usul Dicky.
"Okeh siap!" Willy sontak melempar kunci motor ke arah Juno yang ditangkapnya dengan tepat. Tanpa berkata apa-apa lagi, aku segera masuk ke dalam mobil Refal bersama Dicky.
"Jadi itu balasan buat Gio soal semua perbuatannya," kata Refal yang mengemudikan mobil dengan tenang.
"Maksudnya ... kalian mukul Gio gara-gara masalah gue?" tanyaku memastikan.
"Bukan cuma itu kok. Gue juga ada masalah sama dia, perlakuan dia udah keterlaluan," timpal Dicky di kursi depan sambil menunjuk Gio dengan dagunya.
"Dan ini kesempatan buat kasih dia pelajaran. Biar jera!" tambah Refal.
"Jadi, Gio menyogok anak-anak didik klub basket SMP 25 yang gue latih. Gio memberi sogokan supaya mereka ngga bermain maksimal dan mengalahkan diri ketika melawan anak-anak SMP Cendrawasih," jelas Dicky mengenai alasan dia memberi peringatan kepada Gio.
Dicky memang tidak berkuliah. Dia bekerja secara shift menjadi pelayan pada salah satu restoran bernama Restoran Empat Duapuluh. Dengar-dengar Dicky juga bekerja di tempat itu bersama kakak perempuan Willy.
Meski tak berpendidikan tinggi, Dicky adalah sosok laki-laki yang teladan, tegas, dewasa dan bertanggung jawab. Terkadang aku merasa iri dengannya. Kecintaannya terhadap basket menjadikan cowok itu dipercaya menjadi pelatih klub basket di SMP 25. Dan melatih anak-anak itu di waktu senggangnya.
Menurut Dicky, anak-anak didiknya kalah dalam pertandingan basket antar SMP ketika melawan rivalnya yaitu SMP Cendrawasih yang kebetulan dilatih oleh Gio.
Kekalahan tim SMP 25 adalah bukan kekalahan mutlak melainkan ada aksi sogok di belakang. Gio menyogok anak-anak SMP 25 agar mengalah dari SMP Cendrawasih. Entah apa motif sebenarnya Dicky sendiri belum mengetahuinya.
Namun satu hal yang membuat aku heran, Gio selalu melakukan segala cara dengan uang, uang dan uang. Apa semua bisa diluruskan dengan uang? Pantas saja Friska tak menyukainya meskipun Gio sosok laki-laki yang cukup tampan dan menjadi pacar idaman setiap wanita.***
Hujan gerimis masih setia menemani malam sejak tadi. Memasuki pelataran rumah Refal yang luas sekitar pukul 10 malam kurang sekian menit. Setelah Refal memarkir mobilnya di garasi, aku dan Dicky memapah Gio yang sudah mulai tersadar menuju ke dalam rumah Refal yang sepi. Ayah Refal masih berada di kantor pada jam segini, tentu saja bersama sopir dan mobil APV-nya. Sementara ibunya sedang berada di Bali menjenguk Bang Novan, kakak kandung Refal yang kabarnya sedang sakit. Bang Novan memang bekerja di salah satu perusahaan properti di Bali. Begitulah menurut penjelasan Refal suatu ketika di sekolah.
Willy dan Juno datang tak lama kemudian, lalu mulai mengikuti langkah kami menuju lantai 2 di mana letak kamar Refal berada. Selama ini, aku, Willy dan Juno sangat penasaran dengan isi kamar Refal. Dan akhirnya saat inilah kesempatan untuk bisa melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perpisahan Kala Hujan [Completed] ✔
Novela Juvenil(𝐓𝐫𝐮𝐞 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲) Inilah kisah kami yang sederhana. Tidak hanya tentang baper karena cinta, tapi juga baper karena persahabatan. Tidak hanya tentang selaksa peristiwa yang membuat tawa, tapi juga perjuangan serta air mata. Inilah kisah kami yang...