[17]

1.7K 134 3
                                    

[17-Hidden]

s n b.

Hari ini Sacha membuat ide bagus. Namun bagi Bangtan apapun yang ada dalam kepala Sacha merupakan masalah, baik itu untuk kebaikan mereka ataupun bukan. Sacha itu tidak lebih dari gadis kasar yang tidak pernah mau patuh pada apapun seolah Sacha memiliki aturannya sendiri dan menyeret Bangtan masuk ke dalam aturannya.

Sacha selalu menggunakan Bangtan untuk mencapai keinginannya. Sama seperti dulu, ia memanfaatkan tujuh pemuda polos yang tak berdaya untuk mencapai tujuannya. Sehingga apapun yang dilakukan Sacha akan terasa salah serta buruk di mata Bangtan. Namun berbeda kali ini, Sacha mengumpulkan Bangtan di ruang latihan. Sekembalinya dari Amerika, Sacha merasa ada sesuatu hal yang harus dilakukan dan inilah saatnya.

"Kalian semua harus mengikuti kelas Bahasa Inggris," beritahu Sacha lalu menyeruput mie ramen pedasnya.

Member Bangtan sedikit terkejut. Memang ide itu bagus, akan tetapi bukankah akan menganggu jadwal Bangtan ke depan terlebih mereka akan disibukkan oleh tur dan promosi album. Belum lagi syuting iklan dan acara lain-lain. Bahkan sebelumnya agensi tidak terlalu menuntut Bangtan untuk pandai berbahasa asing kecuali keinginan sendiri dan kebutuhan konser di luar negeri.

"Sungguh?" tanya Taehyung, matanya berbinar penuh semangat.

Yoongi bersedekap menatap Sacha datar. "Tumben sekali kau berpikiran positif."

Sacha menelan mie ramen sebelum menjawab, "Hanya saja aku kasihan melihat kalian semua memasang wajah tolol ketika mendengar pembawa acara dan Namjoon oppa yang berbicara Bahasa Inggris sendirian."

"Tolol katamu?" Jimin bersungut-sungut.

Sacha tak menggubris dan hanya mendelik pada Jimin. "Oleh karena itu, kalian harus mengikuti kelas Bahasa Inggris setiap akhir pekan."

"Itu berarti kita tidak punya waktu libur?" tanya Hoseok.

Tiba-tiba Namjoon menyenggol Hoseok. "Kita memang tidak memiliki waktu libur, kecuali hari Natal dan tahun baru itu pun jika tidak diundang ke acara perayaan."

Hoseok mendesah kecil. "Benar juga, tapi maksudku, waktu yang paling banyak kosong ketika akhir pekan. Jika dipakai kelas Bahasa Inggris semakin padat lagi."

Sacha menghembuskan napas pendek ketika rasa pedas dari mie ramen mulai menyerang. Kini matanya mengincar sebotol air yang dalam beberapa detik lagi akan Jimin minum, lalu dalam gerakan secepat kilat, Sacha bangkit berdiri dan merebut botol itu dari Jimin lalu meneguknya hingga tandas. Tak peduli bila bibir botol itu bekas mulut Jimin.

"Hey, kau minum air bekas mulutku!" protes Jimin terlalu kaget karena serangan tiba-tiba itu.

"Siapa suruh kau membawa minuman ketika aku sedang butuh?" balas Sacha. "Lagipula kau tidak memiliki penyakit menular 'kan?"

Jimin hanya mendelik sebal. Sementara Sacha kembali berucap, "Jika ya, akan kubunuh kau."

"Terserah kau saja, mengancam memang sudah menjadi hobimu." Jimin tak mau lagi berkata-kata. Ia lebih baik duduk manis dan mendengarkan diskusi member lain mengenai kelas Bahasa Inggris itu. Lagipula ia pun tak bisa menolak sebab Jimin menginginkannya agar Sacha tidak menertawakan Jimin lagi.

Sementara Taehyung justru dibuat pusing oleh Namjoon yang pastinya enak tidak perlu mengikuti kelas karena sudah pandai sehingga dapat menikmati waktu luang di akhir pekan. Taehyung bahkan menepuk bahu Namjoon, menatap iri.

"Enak sekali, Namjoon-hyung tidak usah ikut karena sudah pandai."

Sacha yang dapat mendengarnya tersenyum miring. "Siapa yang bilang dia akan diam saja karena sudah pandai?"

Sacha and The BangtanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang