[27—Worried]
s n b.
Sacha menyerah. Isi kepalanya tidak dapat berpikir lagi kemana sebenarnya ayah pergi. Kenapa beliau senang sekali membohongi Sacha? Jika seperti ini hanya ada satu-satunya cara agar Sacha mengetahui keberadaan ayahnya, yaitu dengan memaksa Manajer Hyunsoo untuk buka mulut. Jika tidak, Sacha sendiri yang akan langsung mendatangi Paman Bang PD.
Sacha duduk di salah satu sofa sebuah lobi hotel tempat Bangtan akan menginap. Sudah hampir satu jam Sacha berdiam diri di sana dengan mengatup bibir dengan kedua kakinya yang bergerak resah tidak bisa menahan rasa sabar.
Usai tiba di New York pukul 2 pagi, merenung didalam kamar hotel, ia tahu tidak memiliki arah tujuan. Sacha sadar bahwa dirinya bertindak terlalu gegabah. Tapi apa daya, hatinya mendadak merasa tidak nyaman hingga lama sudah penantian Sacha pun sirna oleh sebuah suara yang tak asing tertangkap pendengarannya.
"Jangan injak sepatuku!" Itu suara Taehyung yang sibuk berbalik arah karena sepatunya lepas dan tertinggal.
Disusul Jin yang tak sengaja menginjak sepatu Taehyung seraya berkata, "Makanya pakai yang benar."
Sacha langsung bangkit berdiri. Berjalan dengan tergesa-gesa hanya untuk menghadang jalan Manajer Hyunsoo. Para staff yang sempat Sacha lewati melirik dengan bingung, namun meraka langsung diarahkan oleh Pelatih Seungdeuk untuk lebih dulu masuk. Sementara member Bangtan yang memang berjalan beriringan dengan Manajer Hyunsoo mendadak ikut diam. Terkejut melihat Sacha ada disana.
"Oppa, dimana ayahku?" tanya Sacha langsung.
Alih-alih menjawab, Manajer Hyunsoo memandang para member Bangtan. "Kalian semua, masuk duluan saja. Ikuti Pelatih Seungdeuk."
Tak ada yang menggubris ataupun mengambil langkah mengikuti jejak Pelatih Seungdeuk ketika Taehyung berucap, "Bukankah kau menghilang karena habis bertemu Manajer Sejin, Sacha?"
"Hyunsoo-oppa, aku tahu kau tahu dimana ayahku sebenarnya!" Sacha memandang lurus, mengabaikan ucapan Taehyung dan itu semakin membuat Taehyung sendiri dan member Bangtan mengernyit heran, kecuali Jimin.
"Sejin-hyung berada di LA, kau juga tahu dia sedang mengurus—"
"Bohong," potong Sacha. "Omong kosong."
"Kenapa pula kau menanyakan ayahmu? Bukannya sudah lama kau tidak pernah menanyakan kabarnya?" Jimin membuka suara.
Sontak Sacha pun mengalihkan pandangan pada Jimin berada. "Kau juga tahu 'kan?"
Ketika Jimin hendak menjawab, Manajer Hyunsoo lebih cepat menjawab. "Sacha, aku akan memberitahu setelah selesai konser. Jadi—"
"Aku tidak peduli dengan konser atau apapun itu," ucap Sacha.
"Setelah kau pergi dengan tidak bertanggung jawab. Kau serius mengatakan itu?" tanya Yoongi.
"Oppa," panggil Sacha, tatapannya masih mengarah pada Manajer Hyunsoo dengan begitu mendesak. Sebelum akhirnya Sacha berteriak cukup keras saking geramnya, "Dimana ayahku!"
"Hey, Sacha!" Namjoon memanggil tak kalah keras.
Semua orang yang ada di sekitar seketika diam untuk beberapa saat. Sempat menarik perhatian kearah gerombolan dekat pintu masuk kala Sacha menghadang Manajer Hyunsoo, namun kembali lagi dengan aktivitas masing-masing.
Orang yang ditanya malah bungkam, diam seribu bahasa. Manajer Hyunsoo sudah berjanji tidak akan memberitahu Sacha apapun yang terjadi sampai Manajer Sejin menyelesaikan urusannya. Tapi nampaknya meski sebisa mungkin Manajer Hyunsoo menutup mulut, ada seseorang yang mengkhianati janjinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacha and The Bangtan
Fanfiction"Jika bukan karena dia putri Sejin-hyung, aku tidak mau terus dijajah oleh gadis menyebalkan seperti Sacha. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib band kami ke depannya. Liat saja nanti."-Namjoon. "Menjadikan si Pembuat Onar itu sebagai manajer...