[21 — New Side]
s n b.
Jimin sudah melakukan kesalahan fatal ketika hari menjelang malam dan Sacha tak terlihat batang hidungnya oleh Jimin setelah kejadian di koridor siang tadi. Banyak yang mengatakan kalau Sacha sedang beristirahat di klinik namun tak tahu penyebab Sacha bisa sampai disana. Jimin menduga mungkin Sacha kelelahan karena masih banyak hal yang gadis itu urus.
Namun setelah mendengar penjelasan Namjoon, selama 2 jam Sacha pingsan dan menemukan tanda memar di daerah lengan bekas suntikan. Otomatis membuat Jimin teringat kalau ia sempat mencengkram lengan Sacha di daerah itu.
"Jadi benar kau habis mendonorkan darah?" Hoseok lagi-lagi mendesak Sacha soal hal yang sama tadi pagi diributkan.
Sacha duduk diatas ranjang, menatap Hoseok sengit. "Tidak ya tidak!" elak Sacha bersikeras. "Kenapa kau ngotot sekali?"
Hoseok mendecih sambil tersenyum jahil. "Hanya saja bagus bila akhirnya gadis pembuat onar sepertimu melakukan hal baik."
Sacha mendelik. "Untuk apa aku repot-repot melakukan itu? Dengar aku sama sekali tidak peduli."
"Lalu bekas suntikan itu apa?" tanya Jin.
"Untuk apa kau peduli?" timpal Sacha balik.
Kedua tangan Jin mengudara seolah bicara bahwa ia menyerah beradu mulut dengan Sacha yang tidak ada habisnya. Sacha melihat itu mendengus lalu pada akhirnya sepasang mata cokelat itu menangkap sosok di ambang pintu. Sacha sedikit terlonjak kaget lalu ketika tahu kalau itu Jimin, gadis itu lantas mengumpat.
"Sialan, kupikir setan."
Jin dan Hoseok ikut menengok diikuti Jimin yang masuk ke dalam klinik. Sambil menggaruk tengkuknya yang gatal, Jimin bertanya, "Kau tak apa?"
Sacha sontak mendengus. Gara-gara seenaknya mencengkram lengan Sacha, dirinya harus berbaring di klinik seharian. Meski tidak sepenuhnya salah Jimin karena ini risiko dari efek samping mendonorkan darah. Tapi Jimin yang membuatnya merasakan nyeri.
"Karenamu, aku harus terjebak disini seharian, bodoh."
"Mana aku tahu jika lenganmu habis disuntik."
"Memang tidak!"
"Lalu ada apa dengan lenganmu?"
"Hanya...." kalimat Sacha menggantung disertai gadis itu yang terlihat berpikir keras mencari alasan lain. Sacha tidak ingin mereka tahu alasan sebenarnya, bisa-bisa mereka mengolok-olok dirinya. "...kau tahu, tersengat lebah."
"Alasan," balas Jin diikuti tawaan kecil Hoseok.
Jimin yang tahu itu hanya alasan semata, mencoba mengiyakan saja. Sebab bagaimana pun, Sacha pasti akan terus mengelak. Sudah jelas Jimin melihat dirinya tadi pagi di booth penggalangan amal. "Baiklah, aku minta maaf."
"Kau bilang apa?"
"Maafkan aku," ucap Jimin tulus.
"Minta untuk apa?" tanya Sacha terdengar menyebalkan. "Seingatku kau banyak melakukan kesalahan padaku."
"Hey!" Jimin berseru tak terima. Sebelum Jimin memprotes lebih lanjut, Jin menyela setelah mendapat pesan masuk entah dari siapa.
"Sacha, aku harus pergi menjemput Taehyung."
"Aku ikut," ucap Hoseok. "Sekalian mencari makanan untuk makan malam."
"Ya sudah pergi saja," balas Sacha.
Setelah Jin dan Hoseok sukses pergi meninggalkan Jimin dan Sacha bersama dalam klinik, keduanya membungkam mulut. Sacha memilih kembali berbaring di ranjang sekitar sepuluh menit sebelum memutuskan pulang ke apartemen dan berhadapan dengan laporan yang belum selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacha and The Bangtan
Fanfiction"Jika bukan karena dia putri Sejin-hyung, aku tidak mau terus dijajah oleh gadis menyebalkan seperti Sacha. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib band kami ke depannya. Liat saja nanti."-Namjoon. "Menjadikan si Pembuat Onar itu sebagai manajer...