[26—Lost Again]
s n b.
Konser yang diadakan di Los Angeles berakhir selama dua hari. Kehadiran Bangtan pun sudah lebih dari seminggu, entah itu untuk persiapan konser, syuting wawancara dan berbagai kegiatan lainnya. Besok mereka harus pergi ke New York melakukan konser selanjutnya dan semua kegiatan itu tidak dihadiri oleh manajer utama mereka, Sacha.
Gadis itu sukses menghilang bagai ditelan bumi setelah kembali dari Disneyland 5 hari yang lalu. Saat pertama kali mengetahui bahwa Sacha pergi, Manajer Hyunsoo marah besar dan sampai sekarang suasana hatinya benar-benar buruk. Semua pekerjaan yang seharusnya ditangani oleh Sacha, Manajer Hyunsoo terpaksa mengambil alih sehingga menjadi dua kali lipat dari pekerjaannya.
Terkadang member Bangtan yang tak tega melihat Manajer Hyunsoo kesulitan pun mencoba membantu. Hoseok yang terlihat ceria mendadak menyeramkan ketika waktu latihan pun tiba. Ia akan melemparkan tatapan begitu tajam bila ada yang melakukan kesalahan. Itulah mengapa, kepergiaan Sacha yang tak bertanggungjawab mengacaukan semuanya.
"Belum tidur?" Yoongi bertanya pada Jimin yang masuk duduk diatas ranjang sebelum menoleh pada Yoongi yang habis mandi.
Jimin menggeleng sebagai jawaban.
"Jangan dipikirkan terus, semua ini bukan sepenuhnya salahmu." Yoongi mencoba berbaring di ranjang yang terpisah beberapa meter dari milik Jimin. "Justru bagus bila gadis menyebalkan itu tak ada."
Haruskah Jimin senang bahwa inilah yang ia inginkan dari awal? Tidak ada Sacha, hidup pun tenang. Namun ada sesuatu dalam hatinya yang bilang kalau semua ini salah. Terlebih Sacha pergi karena ia telah membuat luka lama Sacha semakin menganga lebar. Padahal saat di kedai es krim bukan itu yang ingin Jimin katakan, melainkan soal Manajer Sejin.
"Sekarang sebaiknya kau beristirahat, besok kita akan pergi lagi."
"Bagaimana dengan Sacha?" tanya Jimin langsung. "Kalian akan meninggalkannya?"
"Sudah berapa lama Sacha tinggal disini? Lebih dari 5 tahun, Jiminie." Yoongi memberitahu untuk membuat Jimin sadar, kalau pemuda itu tidak perlu mencemaskan seseorang yang tidak pernah peduli. "Aku yakin, dia masih ada disini. Mungkin di apartemennya yang dulu."
"Hyung tahu?"
"Tahu apa?"
"Sacha di apartemennya?"
Yoongi mengidikkan bahu. "Hanya menebak, lagipula Manajer Hyung sedang dalam perjalanan kesana. Memastikan dia ada disana atau tidak."
"Lalu bagaimana dengan Manajer Sejin-hyung, dia tahu Sacha pergi?"
"Tidak tahu. Sudahlah lekas tidur, kepalaku saja sudah terasa berat."
Jimin tak mengatakan apa-apa lagi saat Yoongi mulai menarik selimut dan menenggelamkan dirinya ke alam mimpi meninggalkan Jimin termenung di tempat menyisakkan bersama suara detik-detik jam dinding. Kepala Jimin berpikir keras bagai dikejar waktu. Hingga ketika jam menunjukkan jarum panjang ke angka 12, Jimin bangkit dari ranjang dan meraih mantel yang tergeletak di kursi.
Sepasang kakinya melangkah keluar kamar hotel dengan tergesa-gesa. Bahkan ia lupa memakai masker untuk menutupi identitas. Tujuannya hanya satu; mengejar Manajer Hyunsoo.
s n b.
"Sacha, bisa kau lenyapkan ponselmu? Menganggu sekali!" protes Queenie dengan wajah yang dipenuhi mentimun.
Sacha menurut saja, mematikan ponsel dan mencopot baterai agar orang-orang berhenti mencarinya. Ia benar-benar tidak bisa memaafkan siapapun bila sudah membahas soal ibunya. Bahkan setelah berhari-hari terlewati, Sacha masih terngiang-ngiang secara detail kalimat yang Jimin lontarkan kata demi kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacha and The Bangtan
Fanfiction"Jika bukan karena dia putri Sejin-hyung, aku tidak mau terus dijajah oleh gadis menyebalkan seperti Sacha. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib band kami ke depannya. Liat saja nanti."-Namjoon. "Menjadikan si Pembuat Onar itu sebagai manajer...