[20-Little Change]
s n b.
Beberapa jam sebelum member Bangtan merayakan ulang tahun. Jimin menerima panggilan telepon dari Manajer Sejin. Awalnya Jimin heran sebab tidak biasanya Manajer Sejin menghubunginya jika tidak ada urusan yang penting, terlebih Jimin sudah tak saling bertukar kabar sejak Manajer Sejin pergi. Hingga pada akhirnya Jimin dapat mendengar suaranya meski pelan namun Jimin senang, melihat kenyataan bahwa manajer yang sudah Jimin anggap sebagai ayah nyatanya baik-baik saja.
Manajer Sejin hanya mencemaskan Jimin apakah Sacha melukai Jimin lagi atau tidak karena beliau tahu Jimin gampang sekali terluka entah itu jatuh sendiri atau ditambah sumber yang sering membuat Jimin terluka ada didekatnya yaitu Sacha.
Jadi Jimin hanya bisa menceritakan kejadian akhir-akhir ini bahwa dia baik-baik saja, Sacha tidak pernah melukainya lagi dengan kecerobohan gadis itu kecuali setiap kata yang keluar dari bibirnya pasti menohok Jimin meski pemuda itu berusaha untuk tak mengubris.
Sambungan telepon berjalan hampir satu jam, membuat keduanya lupa akan waktu. Sampai sebuah suara memanggil nama Manajer Sejin menjadi awal rasa penasaran Jimin yang sempat lenyap kian muncul lagi ke permukaan. Seseorang bukan hanya memanggil nama Manajer Sejin, melainkan orang itu menyuruh Sejin melakukan sesuatu.
"Tuan Sejin, Anda ditunggu untuk pengecekan darah."
Setelah itu dengan nada terburu-buru Manajer Sejin menutup sambungan telepon begitu saja tanpa memberi Jimin kesempatan untuk bertanya atau sekedar mengucapkan selamat tinggal.
Jimin yang tak sabaran serta rasa cemas akan hal-hal buruk terjadi langsung menemui Manajer Hyunsoo, menanyakan apa yang sedang terjadi pada Manajer Sejin. Apakah Manajer Sejin benar-benar bekerja untuk mengawasi pendirian anak perusahaan di Amerika atau itu hanya alasan semata untuk menutupi alasan sebenarnya.
"Jiminie, bukankah itu Sacha?"
Hoseok tiba-tiba saja datang dari arah belakang dan langsung merangkul Jimin. Hoseok tidak tahu bahwa sedaritadi Jimin tengah melamun dan kehadirannya membuat Jimin terlonjak kaget dan sadar bahwa ia sudah berjalan terlalu jauh dari koridor kantor. Jimin dan Hoseok sekarang sedang berada di halaman depan gedung kantor agensi.
"Sedang apa gadis itu disana?" tanya Hoseok berhenti melangkah beberapa meter dari kerumunan staff didepan sebuah booth yang sedang ada kegiatan donor darah gratis untuk pasien-pasien yang membutuhkan.
"Kenapa dia masuk ke booth itu?" tanya Hoseok lagi seolah menyuarakan apa yang ada dipikiran Jimin. "Gadis itu akan mendonorkan darahnya secara cuma-cuma?"
Pandangan Jimin tak lepas dari punggung Sacha yang tiba-tiba menghilang kala gadis itu masuk kedalam booth. Disusul desahan panjang Hoseok yang mendominasi telinga Jimin. "Wah, kupikir penyihir itu tak memiliki nilai kebaikan dalam jiwanya."
"Hyung, berisik!" protes Jimin.
"Kenapa?" Hoseok melirik Jimin tak suka.
Setelah membiarkan Sacha merayakan ulang tahunnya seorang diri didalam kamar, Jimin tiba-tiba merasa jahat. Di hari istimewa itu, Sacha malah mengurung diri. Terlebih kata-kata Manajer Hyunsoo seolah membuat pandangan Jimin terhadap Sacha sedikit melenceng menjadi aneh.
"Setidaknya Sacha lebih hebat darimu, Hyung."
"Apa katamu?"
"Hyung pasti tidak akan mau mendonorkan darah secara cuma-cuma karena takut melihat jarum 'kan?"
Hoseok sontak menggeleng cepat, berusaha menepis ucapan Jimin namun berbanding terbalik dengan ekspresi wajahnya yang berubah gugup. "Ti-tidak, siapa bilang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacha and The Bangtan
Fanfiction"Jika bukan karena dia putri Sejin-hyung, aku tidak mau terus dijajah oleh gadis menyebalkan seperti Sacha. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib band kami ke depannya. Liat saja nanti."-Namjoon. "Menjadikan si Pembuat Onar itu sebagai manajer...