Sometimes, this world is not fair

36.5K 2.4K 208
                                    





















─────────────────────
Sebelumnya, aku mau bilang kalo book ini adalah fanfic ketiga yang kutulis disini; yang mana aku baru masuk dunia tulis menulis. Jadi mohon maaf kalo penulisannya masih kurang rapi (entah EYD, sudut pandang cerita, peletakkan dialog tag, pemilihan diksi, dsb).
Isi book ini sengaja ngga aku revisi agar komentar-komentar dari pembaca sebelumnya masih dapat dibaca untuk keseruan cerita.
Trims! :D
─────────────────────




























Taekook fanfiction
Original written by Julisfie
Fosterbrother!AU
Drama, romance, light hurt/angst
Warning! 18+
Semi incest (?) so if u can't accept this story, please just go away.
Thank u.
Contains abusive language, free sex, and other negative things.
So, please be wise in reading <3

✄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄
































"Kookie ... lihat! Aku menemukan banyak disini!" Teriak seorang bocah berumur tujuh tahun kepada adiknya.

Lantas, bocah yang dipanggil pun segera berlari menghampirinya. Langkahnya sedikit terseok, napasnya pun terengah. Karena, ia harus menarik karung yang cukup berat dan besar, untuk ukuran anak lima tahun sepertinya.

"Whoaa, Hyung! Ayo sini, cepat masukkan!" Bocah itu membuka karung kumuh yang dibawanya, membiarkan sang kakak memasukkan botol-botol bekas air mineral yang cukup banyak, "Hyung, karungmu sudah penuh. Sekarang, punya Kookie juga sudah penuh. Paman pasti tak akan marah." Ujarnya seraya tersenyum lebar.

"Baiklah," sang kakak membalas senyumannya hangat sekali. Kontras dengan suhu tubuh mereka kala ini, "Ayo, kita pulang sekarang," ucapnya, "Sini, biar hyung yang bawa." Lanjutnya sembari menarik ujung karung yang sedang dipegang oleh adiknya.

"Jangan, kasihan tangan Hyung. Nanti pegal...." Jawab sang adik.

Dimana, bocah yang lebih tua segera mengusap pelan pucuk kepala adiknya dengan sayang, "Tak apa. Tangan hyung tidak pegal, kok. Kan, hyung kuat. Kookie jalan saja di dekat hyung," ia pun meraih tangan bocah itu untuk diletakkan di ujung kaosnya, "Pegang ini, dan jangan jauh-jauh dari hyung, mengerti?"

Maka, bocah yang lebih muda pun mengangguk-anggukkan kepalanya, "Mengerti, Superhero!" Katanya dengan semangat.

"Superhero?" Kakaknya mengernyit bingung.

"Superhero 'kan kuat, Hyung. Sama sepertimu." Jawab bocah kecil itu polos.

Dan ia pun hanya tersenyum, selalu menenggelamkan mata sipitnya ketika sang adik berucap begitu tulus; cukup mampu menghilangkan rasa lelahnya sejenak dari kejamnya kehidupan, kelamnya dunia.

Ialah Park Jimin, kakak kandung dari Park Jungkook. Semua akan ia lakukan di dunia ini, asalkan adik kecilnya bahagia. Senyuman adiknya-lah, pembangkit semangatnya. Penghilang lara, di kala ia teringat mendiang kedua orangtua. Hidup di tengah hiruk pikuknya kota Seoul. Akan tetapi, sayangnya, bukan gemerlap kota yang mereka nikmati. Melainkan, kumuhnya desa Guryong; kawasan yang tak jauh dari Distrik Gangnam, distrik yang terkenal akan kemewahannya di Seoul. Telah cukup lama tinggal bersama paman mereka yang sudah tak berkeluarga, hanya bekerja serabutan dan hidup kekurangan.


BOY [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang