Kim Taehyung tak bergerak. Secara ajaib, rasionalitasnya berkumpul dengan cepat di ubun-ubun. Kedua maniknya menatap lamat-lamat bagaimana bibir adik lelakinya meloloskan nama itu. Sungguh, tak sedikit pun terbesit dalam benaknya bahwa hal semacam ini akan terjadi dalam hidupnya. Terlalu mustahil, terlalu sukar dipercaya. Selama ini, sebisa mungkin Kim Taehyung memyembunyikannya dari Jungkook. Berupaya senormal mungkin agar tak sampai mengecewakan adik lelaki satu-satunya yang ia miliki. Maka, Taehyung merasa semestanya hancur pada detik ini. Terlalu banyak yang memukul ulu hatinya dengan telak sekaligus. Rasanya gelap total. Jungkook adalah pemain wanita, itulah satu-satunya hal yang Taehyung ketahui selama ini. Sungguh, Taehyung ingin memaki dirinya sendiri. Betapa tak becusnya ia menjadi seorang kakak lelaki yang baik untuk Jungkook. Kim Taehyung merasa bersalah.
"H-hyung, hyung...." Dan panggilan Jungkook membuyarkan lamunan Taehyung seketika. Jungkook mencengkeram kedua bahu lelaki di atasnya, tatapannya tampak sayu, dan entah mengapa Taehyung melihat ada duka di balik iris matanya. "Hyung, kau jahat. Kenapa kau lebih memilih wanita itu dibandingkan diriku? Kau bahkan tak peka sama sekali terhadap perasaanku. Laki-laki macam apa kau ini, huh?" Racaunya, nadanya terdengar menyengguk, "K-kau, kau akan menikah dengannya, bukan? Aku melihatnya, Hyung. Kau begitu terlihat senang saat keluar dari butik itu bersamanya, Hyung. Kau benar-benar mengganggu tidur siangku, Jimmy Hyung."
'Jadi, Jay ... a-apa mungkin, kau melihat apa yang kulihat siang tadi?' Wajah Taehyung penuh keterkejutan. Peluh di pelipisnya mengalir dengan perlahan, lebih banyak dari sebelumnya. Jantungnya terasa berhenti berdetak, pikirannya benar-benar kacau dan tak tahu arah. Kim Taehyung bahkan tak tahu, mengapa pengaruh dari alkohol yang diminumnya dapat hilang dalam sekejap akibat perkataan Jungkook yang sama-sama tengah mabuk. Lebih baik Taehyung tak sadarkan diri saja, daripada harus mendapatkan fakta yang teramat mengejutkan dalam hidupnya seperti ini.
Hingga dimana Kim Taehyung ingin mengutuk dirinya sendiri. Betapa idiot dirinya yang baru menyadari, bahwa detik ini Taehyung tengah berada di dalam adik lelakinya. Selama ini, Taehyung selalu berupaya menjaga Jungkook, melindungi pemuda itu dari segala hal yang dianggapnya buruk. Akan tetapi, dengan idiot dirinya sendiri-lah yang telah merusak adik semata wayangnya. Taehyung masih tak dapat bergerak, namun hormonnya terus bergejolak untuk berkhianat. Jungkook terlalu menjepitnya kali ini, seolah merusak kembali sisi rasionalitas kakak lelakinya. Peluh telah membanjiri kulit putihnya, mulutnya terbuka menghembuskan napas hangat yang secara tak langsung menerpa wajah Taehyung.
"Hyung, aku ingin keluar. Bergeraklah, jebal." Jungkook separuh merengek pada lelaki di atasnya. Kedua tangannya tak dapat diam, meremat linen yang membaluti kedua bahu Taehyung. Mencengkeram pemuda itu dengan tatapan memohon. Tampak pasrah dan membutuhkan.
"J-Jay...." Taehyung ragu kali ini. Dirinya merasa bersalah bukan main, namun anehnya tak dapat keluar dari situasi ini. Taehyung masih geming, masih membiarkan dirinya berada di dalam tubuh Jungkook.
"Uh, Hyung." Jungkook mengangkat kepalanya sendiri dengan tangan yang masih bertumpu pada Taehyung. Dan Taehyung telak dibuat terperanjat, merasakan bagaimana lidah Jungkook menyapu daun telinganya, bahkan tanpa merasa risih menjamah seluruh indera pendengaran Taehyung dengan mulutnya. Kim Taehyung merasa tuli. Tubuh Taehyung seakan-akan diberi aliran listrik oleh Jungkook. "Hyung, Jimmy Hyung, setidaknya, biarkan aku memilikimu malam ini saja." Bisiknya.
"Jay, kumohon," Taehyung separuh ragu ketika memandangi wajah berpeluh adik lelakinya, dan dirinya tahu betul bahwa Jungkook tak menatapnya dengan benar saat ini. "Jangan begini, jangan membuatku melakukannya."
"Jimmy Hyung—"
"Jay, a-aku bukan—"
Dan Kim Taehyung tak mampu menolak tatkala Jungkook mengangkat wajahnya kembali padanya, membungkam mulutnya kali ini. Menarik tengkuknya untuk turun, membiarkan kembali kepala Taehyung di atasnya. Jemari Jungkook dengan lihai menekan tengkuk Taehyung sarat akan stimulasi, yang mana mau tak mau membangkitkan gairah pemuda itu untuk menyelesaikan aktivitasnya. Tanpa sadar, Taehyung bergerak. Cukup lama dirinya merasakan sesak di bawah sana, hingga Taehyung menggerakkan pinggulnya kembali seraya menerima pagutan dari lelaki yang lebih muda. Taehyung ingin menolak, namun naluri lelakinya teramat kuat apabila ditentang. Dirinya terlena, ciuman keduanya terlalu erotis bilamana sekedar untuk dilewatkan begitu saja.
'Jay, maafkan hyung.'
Kim Taehyung perlahan menyeret bibirnya pada ceruk leher Jungkook, menjilati permukaan kulit basahnya tanpa merasa jijik. Menghisapnya refleks ketika Jungkook terlalu menghimpitnya di dalam sana. Dan segalanya berjalan begitu saja, Taehyung basah kuyup bersama pakaiannya. Seirama dengan tubuhnya yang bergerak menggeruk akal waras keduanya. Kim Taehyung baik-baik saja, selama menyaksikan wajah Jungkook yang terlihat begitu menikmati kegiatannya. Dimana, sekon demi sekon tak terasa. Gerakan Kim Taehyung semakin berantakan, yang mana tubuh Jungkook sudah menjadi layaknya boneka yang tak berdaya. Hanya mampu menerima apa yang tengah dilakukannya. Taehyung terlalu larut, kembali mabuk karena hal yang terpaksa dilakukannya. Dirinya tak berhenti mencumbui setiap inci kulit tubuh adik lelakinya. Entahlah, segalanya terasa begitu dosa apabila dilewatkan.
Hingga malam itu pun berlalu....
To be continued....
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
Repub on 20-07-21And sorry im late posting my chapters. Sibuk bgt huhu, maaf pendek TvT
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY [complete]
Fanfiction[COMPLETE] Jungkook yang merindukan kakak lelakinya, dan Taehyung yang terlalu mencintai adiknya. Kim Taehyung x Jeon Jungkook (BxB) PS. Mohon bijak dalam membaca, this content is only intended for 18+ thanks.